HAPPY READING:)"Taehyung! Bangun!" pemuda lebih mungil itu mengguncang Taehyung yang masih asik terlelap. Bukannya bangun, Taehyung malah mengeratkan pelukannya pada guling kesayangannya dan itu cukup membuat Jimin geram.
"Ihh! Taehyung!" Jimin mencubit pipi tirus Taehyung, kesusahan sih. Tapi dia beralih untuk mencubit lengan berotot Taehyung.
"Aww! Jimin!" Taehyung langsung duduk sambil mengusap area cubitan Jimin tadi. Terlihat sangat merah, dan itu sangat nyeri bagi Taehyung.
"Ayo mandi!" Jimin menarik tangan Taehyung, bukannya mengikuti arah Jimin, malah Jimin yang limbung ke arah Taehyung. Taehyung balas dendam. Alhasil Jimin jatuh di kasur, masih tidak apa-apa sih kalo jatuh di kasur tapi Jimin tetap murka. Pasalnya tadi dia keramas dan otomatis rambutnya masih basah.
"Kim Taehyung!"
~~~
"Taehyung! Cepat makan!" Jimin kembali berteriak, pasalnya Taehyung masih belum keluar dari kamar. Jimin mendengus kesal, ia berjalan ke kamarnya lalu segera membuka pintu kamarnya.
"Taehyung! Kau i- eh? Lenganmu kenapa?!" Jimin dengan segera menghampiri Taehyung yang sedang mengobati lengannya. Lengannya memar, Jimin jadi merasa bersalah karena mencubit lengan Taehyung.
"A-aku minta maaf Tae, m-maaf karena mencubitmu," Jimin langsung mengambil alih untuk mengobati memar yang ada di lengan Taehyung.
"Hehehe tidak apa-apa, hanya luka kecil kok. Lag- AWW! Jimin!" perkataannya itu terpaksa dipotong karena ringisannya. Jimin menekan memarnya.
"Katanya tidak sakit, tapi mana? Ditekan seperti itu saja sudah berteriak," cibir Jimin dan Taehyung hanya cemberut.
"Tau ah, aku ngambek!" Taehyung berbicara seperti itu sambil mempoutkan bibirnya sambil meninggalkan Jimin di kamar sendirian.
'Memangnya aku salah?'
Malamnya, Taehyung masih cuek dengan Jimin. Jimin sendiri heran, padahal hanya soal luka tapi Taehyung se-ngambek ini?
"Tae, bagaimana kuliahmu?" Jimin berusaha basa-basi, pasalnya jika Taehyung makan pasti ia selalu menceritakan kehidupan kuliahnya.
"Baik," singkat Taehyung dan reaksi Jimin kurang puas. Kurang puas karena Taehyung menjawab-nya singkat, padat dan jelas, tidak seperti biasanya, selalu rinci.
"Eum, semester akhir itu harus melakukan apa aja sih?" Jimin berusaha mencairkan suasana.
"Hanya menyiapkan sidang dan bersiap-siap untuk lulus," singkat Taehyung kembali. Dan lagi-lagi Jimin kurang puas.
"Ihh Taehyung! Jawabnya yang rinci dong! Jangan singkat gitu!" Jimin lelah, Jimin sebal.
"Hanya malas," singkat part 3.
"Huh!" Jimin kehilangan selera makan, dia segera membuang makanannya ke tempat sampah dan segera mencuci piring kotor-nya. Dan kemudian menghentakkan kaki-nya untuk kembali ke kamar. Jika orang lain melihat mungkin dikira anak SD yang tidak diberi permen oleh orang tuanya.
Lalu membaringkan tubuhnya pada kasur luasnya lalu menghadap jendela, ada banyak bintang yang bertaburan di langit. Tapi itu masih belum bisa menaikkan mood-nya.
Jimin merasa pipinya basah. Dia menangis. Walau Jimin galak tapi ia kadang selalu sensitif dan merasa bersalah, apalagi jika itu menyangkut Taehyung. Bahkan ini sudah yang kelima kalinya Taehyung cuek dengan Jimin.
TBC