HAPPY READING:)Kalian pasti pernah merasakan bagaimana disakiti dengan orang yang kita sayangi. Hari ini aku mengalami-nya.
Kim Taehyung
Dia adalah sahabatku, dia selalu bersamaku dari umur 5 tahun sampai 20 tahun ini. Cukup lama, tapi kita bukan sebagai sahabat lagi sejak kita berumur 17 tahun, kami berdua saling menyukai satu sama lain. Dan kita mengungkapkannya ketika aku mengajaknya ke taman kota. Romantis bukan?
Kami selalu bersama setiap hari. Bahkan kami tinggal bersama di apartemen yang kita sewa dua tahun yang lalu. Jika diingat-ingat lagi, aku sangat ingin hal itu terulang kembali.
Tapi suatu hari, dimana dia harus menelan pil pahit dalam kehidupannya. Taehyung mengakhiri hubungan yang selama ini dijalani selama 3 tahun. Awalnya aku tak percaya karena mungkin dia mengerjaiku. Besok aku ulang tahun dan aku mengira jika ia mengerjaiku. Tapi ini nyata, dia mengatakannya dengan sangat jelas. Dia sangat serius ketika mengatakannya.
"Kenapa?" aku mengulang kata itu. Taehyung hanya diam, dia mengalihkan pandangannya pada tanaman yang ada di samping kanan. Langit tampak mendung sama seperti apa yang Jimin rasakan.
"Kenapa Tae? Apa kau tak menganggap waktu kita selama 3 tahun ini?! Belum lagi waktu kita menjadi sahabat, sudah belasan tahun dan kau menganggapnya apa?!" Jimin menarik kerah Taehyung. Taehyung hanya bisa diam, dia tak menjawab apapun.
"Katakan Kim Taehyung, kau menganggap apa persabatan dan hubungan kita ini?!" perlahan tangan kecil itu tak lagi berada di kerah Taehyung. Tangannya mengendur, Jimin melangkah mundur. Dadanya sakit, hatinya kini hancur.
"Jika kau menginginkan itu, silahkan saja. Jika kau tidak bahagia bersamaku, berbahagialah dengan yang lain. Kau pasti mendapatkan yang lebih baik dariku, benar kan Kim Taehyung?" dan Taehyung hanya diam. Lidahnya kelu hanya untuk menjawab.
"Kita bukan lagi sepasang kekasih Kim Taehyung, kita masih menjadi sahabat. Jika kau membutuhkanku, aku akan selalu sedia bersamamu. Tapi untuk beberapa hari kedepannya, aku tak akan bisa membantumu. Ini sakit Tae," Jimin mengusap bagian kiri atas. Hatinya kini sakit, dia benar-benar butuh waktu untuk memulihkannya.
Sudah satu bulan, ia tak bertemu Taehyung. Hatinya tak bisa menghilangkan nama Taehyung didalam sana. Dadanya selalu sesak kala mengingat nama Taehyung. Hatinya sudah hancur, ia tak bisa menyembuhkan luka hatinya. Hanya Taehyung yang bisa menyembuhkannya.
Seharusnya dari dulu ia tak boleh memiliki harapan untuk memiliki Taehyung, ia sudah berharap besar pada Taehyung. Membayangkan mereka yang hidup bahagia bersama dan masuk ke jenjang yang lebih serius. Ia membayangkan itu semua. Tapi nyatanya Taehyung mengingkari janjinya pada Jimin. Jimin kecewa pada Taehyung.
Di lain hari ia bertemu dengan Taehyung. Taehyung terlihat sangat kurus, juga penampilannya sedikit membuat Jimin iba.
"Jim," suara yang Jimin rindukan kini telah ia dengar. Tapi lagi-lagi pikirannya tertuju pada memori sebulan yang lalu.
"Ada apa?" Jimin tak berani menatap Taehyung. Ia tak ingin menangis terlalu lama hanya karena Taehyung.
"Aku membutuhkanmu," suara baritone itu melemah, terdengar sangat menyakitkan bagi Jimin yang mendengarnya.
"Kembalilah padaku," lirih Taehyung sambil memegang lengan Jimin, tapi dengan segera Jimin tepis.
"Kau menghancurkanku Kim," Jimin menekan marga pemuda yang ada di hadapannya. Matanya menatap tajam manik Taehyung. Taehyung bisa melihat ada kekecewaan di mata sipit Jimin.
"Kau menghancurkan hatiku! Kau menghancurkan semuanya Tae!" Jimin memukul dada Taehyung.
"Kau pikir aku suka dipermainkan? Aku bukan mainan Tae!" Jimin mendorong Taehyung sampai sang empu jatuh.
"Aku ingin sekali membencimu! Aku sangat ingin membencimu! Sangat ingin!" teriak Jimin.
"Kau menghancurkan segalanya yang sudah kubangun, kau menghancurkannya," Jimin tak berteriak lagi, nadanya lebih berkesan lemah.
"Maafkan aku Jim," lirih Taehyung.
"Kau menghancurkanku, tapi aku tak bisa membenci seorang Kim Taehyung," Jimin terkekeh.
"Aku ingin membencimu, tapi tak bisa," tangan Jimin terkepal, berusaha untuk meredam emosi-nya. Jimin sudah tak meledak lagi seperti tadi. Tapi bagaimanapun juga, Taehyung hanya akan menyakiti dirinya sendiri jika Jimin memilih kembali pada Taehyung.
"Ini untuk yang terakhir kalinya Tae," Taehyung menatap manik Jimin. Mungkin tak percaya dengan perkataan Jimin.
"Maksudmu aku diberi kesempatan lagi?" Jimin mengangguk lalu dengan cepat Taehyung menariknya pada pelukan hangatnya. Mereka berdua melepas pelukannya.
"Berjanjilah padaku jika ini yang terakhir kali kau membuat kesalahan yang fatal," dan Taehyung mengangguk.
END
Hehehe triple update manteman:)
Ada banyak ide, jadi aku tulis semuanya di note.
Aku lagi di masa-masa ujian nih, semoga aja nilaiku bagus.
Untuk kalian yang baca, vote-nya ya:")
Love you all💜
