HAPPY READING:)
Sekarang Jimin sedang berada di dapur, memasak makan malam untuk kekasih-nya. Walau ia tau jika Taehyung pasti akan pulang larut malam lagi.
Setelahnya ia hidangkan makanan yang ia buat di meja makan. Lalu kembali ke dapur untuk mencuci beberapa peralatan masak yang kotor. Setelahnya ia kembali ke meja makan untuk memakan masakannya. Tetap enak, tapi mungkin lebih enak jika.. ada Taehyung yang menemaninya makan.
Ia tau jika akhir-akhir ini Taehyung sibuk dengan pekerjaannya. Bisa dibilang lembur, katanya. Tapi selarut apapun itu, Taehyung tak pernah tidur di kamar. Jimin tentu curiga, tapi ketika ia bangun pasti ada bau Taehyung yang masih tertempel di bantal tersebut. Apa kekasih-nya itu cukup tidur sebulan ini?
"Huh," helaan nafas kali ini besar, menandakan jika dirinya itu bosan. Lalu mengambil piring makanan dan mencuci-nya. Ia masih menyisakan makanan untuk kekasih-nya, mungkin saja jika Taehyung ingin makan. Tapi ia hangatkan kembali jika merasa Taehyung pulang lebih cepat dari biasanya.
Ketika ingin masuk ke kamar, berniat untuk bersih-bersih. Suara pintu utama yang dibuka membuat Jimin terkejut tapi dengan segera ia menghampiri pintu utama dan diliatnya Taehyung membawa tas kerja-nya dan sekarang sedang melepas sepatu-nya cepat. Dengan segera ia menghampiri Taehyung dan mengambil tas kerja-nya tak lupa juga menyambutnya dengan ucapan 'selamat datang Tae', walau dijawab dengan terimakasih yang lirih. Setidaknya Jimin senang jika kali ini Taehyung menyuarakan suara-nya yang lembut walau lirih. Tidak seperti beberapa hari ini yang nada bicaranya selalu tegas dan singkat.
Menaruh tas kerja Taehyung di meja, lalu kembali ke Taehyung. Mungkin menyuruhnya untuk makan malam terlebih dahulu dan Taehyung mengangguk. Memakan makanan dengan lahap bahkan Taehyung juga ingin menambah. Jimin sangat senang akan hal itu. Tapi ada juga curiga di lubuk hati Jimin, apakah Taehyung menyembunyikan sesuatu darinya?
Ia akan bilang jika sebenarnya ia pernah memergoki Taehyung dengan beberapa gadis dengan setelan rapi. Tapi ia berharap jika itu hanya sebatas rekan kerja. Hanya saja skinship yang mereka lakukan membuat dirinya ingin sekali memukul gadis itu. Bahkan gadis itu memegang pipi bahkan sampai bibir kekasihnya. Untung saja bibir tipis Taehyung tidak dicium olehnya. Hanya saja bukan hanya satu, tapi berkali-kali ia memergoki Taehyung dan gadis itu bersama di kantin atau di taman kantor.
"Mandilah Tae, sudah kusiapkan air hangat-nya," tapi Taehyung belum beranjak dan malah menatap lurus Jimin.
"Aku senang sekali Jimin-ah," satu kalimat itu keluar dari bibir Taehyung dengan nada cerianya.
"Memangnya apa yang membuat Kim Taehyung ini senang?" bisa dikatakan jika Jimin penasaran.
"Aku dipanggil oleh bos untuk melakukan kerja bisnis di Indonesia dan tentunya aku disuruh mengajak kekasih mungilku ini," Taehyung mencubit pipi Jimin yang tentu mendapat pukulan sayang dari sang empu.
"Jadi karena itu?" lantas Taehyung mengangguk lucu. Jimin tersenyum dan menyentuh rahang kekaishnya yang tajam.
"Baiklah, simpan dulu kebahagiaanmu itu dan sekarang mandilah Kim, kau bau," ujarnya sambil membuat gestur 'mengusir'. Sedangkan Taehyung hanya terkekeh singkat lalu pergi ke kamar mandi.
'Sepertinya aku akan membicarakannya nanti'
Setelah sepuluh menit menghabiskan waktu-nya untuk mandi. Taehyung kembali ke ruang tengah karena kekasihnya itu ada disana. Sedang menonton TV ternyata.
"Sudah lama aku tak seperti dengan pacar mungilku ini," Taehyung merangkul kengan Jimin dengan tangan panjang-nya.
"Itu karena kau sibuk dengan urusan pekerjaan kantor," jawab Jimin acuh. Lalu tiba-tiba saja pikirannya terpusat dengan gadis yang menemui Taehyung akhir-akhir ini.
"Eum Tae," Taehyung menoleh ke arah suara dan mengangkat alisnya.
"Aku ingin bertanya sesuatu," dan Taehyung mengangguk lalu menunjukkan gestur 'ya sudah lanjutkan'.
"Beberapa hari ini aku memergoki Taehyung dengan seorang gadis. T-tapi siapa gadis itu?" tanya Jimin ragu dan Taehyung mengangguk kemudian tersenyum.
"Ouh, itu kakakku yang ada di Daegu. Hari ini dia ke Seoul dan kebetulan ia bekerja di perusahaan lain juga. Dan kita bekerja sama dengan perusahaan-nya," jelas Taehyung dan Jimin memandang-nya penuh selidik.
"Memangnya Taehyung punya kakak?" dan Taehyung mengangguk.
"Bukannya dulu kamu mau kuajak ke Daegu tapi tidak bisa karena masalah kerja kelompok?" dan tentu-nya Jimin mengingat kejadian itu.
"Ahh, jadi itu kakakmu?" dan Taehyung mengangguk. Jimin meminta maaf dan tentunya Taehyung memakluminya karena Jimin juga belum tau apa-apa tentang kelaurga-nya.
"Tapi aku sangat asing dengan negara Indonesia. Apa Taehyung pernah ke negara itu?" tanya Jimin antusias.
"Pernah, tapi hanya sekali dan itu-pun ketika aku kecil," jelas Taehyung.
"Ceritakan apa saja yang ada disana Tae," rengek Jimin.
"Baiklah, tapi di kamar saja. Biar jadi cerita tidur untukmu," goda Taehyung tapi reaksi-nya benar-benar di luar ekspetasi. Jimin mengangguk antusias lalu segera melesat kamar sambil berteriak jika ingin sekali mendengar cerita Taehyung. Taehyung menghembuskan nafas kecil lalu segera mematikan TV dan beranjak ke kamar, takut pacar mungilnya itu ketiduran.
END
Gaje banget sumpah:(
Tapi untyk kalian yang baca, please vote juga ya, biar aku makin semangat bikin ceritanya 💜