HAPPY READING:)
"Taehyung, bangunlah," pemuda yang membawa bantal-nya itu kini mengguncang pelan tubuh temannya yang masih terlelap di kasur, yang tentunya dengan posisi badan yang bisa dibilang aneh.
Guncangan pertama tidak berhasil begitupun sampai lima kali. Akhirnya pemuda itu melihat jam dinding dan segera masuk ke kamar mandi.
Beberapa menit setelah mandi, pemuda yang lebih mungil itu kembali membangunkan si alien yang masih terlelap di kasur. Dan ia terpaksa menggunakan cara kasar agar bisa membangunkan alien pemalas dihadapannya.
"Yak Jimin-ah!" teriaknya.
"Kau selalu susah dibangunkan Kim, cepat mandi. Kita harus berangkat sekolah," ucap Jimin lalu mengambil tas-nya yang ada di meja belajar sebelah kasurnya lalu duduk di tepi kasur.
Taehyung mendengus kesal, temannya itu selalu membangunkannya secara kasar. Entah dicubit perutnya atau telinga, itu sih biasa. Tapi yang lebih ekstrim jika temannya itu menyiramnya dengan air atau memukul lengannya dengan keras, itu sangat menyakitkan baginya.
Sambil mendengus, Taehyung segera mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi. Hanya lima menit, dan Taehyung keluar dengan setelan seragam sekolah mereka. Keduanya masih sama-sama kesal soal membangunkan alien di pagi hari. Bahkan Taehyung harus mengumpat karena tak terima dikatakan mirip dengan alien. Mood mereka berdua buruk pagi tadi, tapi mood buruk itu hilang ketika menaiki bus.
Jika orang awam melihat mereka, mungkin lebih dikatakan seperti anak sekolah dasar. Pasalnya cara duduk mereka seperti para bocah pada umumnya. Turun dari bus, mereka cepat-cepat berlari agar tak terlambat ke sekolah. Bahkan mereka masih sempat-sempatnya membeli snack di toserba, dengan alasan agar mereka tak jajan di sekolah. Alasan yang sama sekali tak masuk akal, tapi biarkan saja mereka melakukan apapun.
Setelah melewati jam pelajaran yang menguras otak juga fisik, mereka beristirahat. Taehyung dan Jimin pergi ke rooftop sekolah, tempat yang biasa mereka tempati. Entahlah biasanya mereka hanya akan bercerita, berdiam diri, melihat awan bergerak, lalu membicarakan hyung-nya yang ada di asrama, atau mungkin memakan snack yang mereka beli di toserba. Bel berbunyi dan mereka kembali masuk ke kelas masing-masing.
Pulang adalah hal yang menyenangkan bagi mereka berdua. Bisa menikmati beberapa makanan yang ada di toko kecil, lalu makan siang dan memakan gimbap bersama. Itu adalah hal yang menyenangkan bagi mereka berdua. Kadang juga mereka berdua ke taman, hanya untuk refreshing setelah sekolah.
Karena sudah bosan, mereka kembali ke asrama dan tentu-nya mendapat omelan dari ibu merek- maksudnya dari Seokjin. Karena mereka berdua pulang terlambat dan hari sudah menjelang sore, itu cukup membuat semuanya khawatir dengan keadaan Taehyung dan Jimin.
Setelah kenyang omelan dari Seokjin, mereka sudah diperbolehkan untuk mandi dan ganti baju. Walau hanya mendengarkan, mereka berdua sampai berkeringat dan juga lelah. Seperti biasa, mereka akan malam bersama di meja makan.
"Bagaimana sekolah kalian?" tanya Namjoon, leader mereka.
"Baik," jawab trio maknae, karena hanya mereka yang sekolah.
"Untuk kalian berdua, kenapa terlambat pulang?" tanya Yoongi, member yang masih fokus dengan dua member sebaya yang sedang sibuk makan.
"Kami hanya jalan-jalan, itu saja," singkat Jimin, tidak bohong sih.
"Lama sekali, seperti kasmaran saja," cibir Hoseok.
"Pacarku baik-baik saja hyung, jadi tenang saja," jawab Taehyung. Memang dia punya kekasih. "Iya iya yang punya pacar," itu Jungkook.
"Hei, sebelahku juga punya pacar," Taehyung mendengus lalu menunjuk Jimin yang sibuk meminum susu pisang. Jimin hanya mendelik.
"Jangan bahas itu Kim, besok libur dan kita harus latihan dance di studio," ini bukan Jimin, melainkan Seokjin.
"Hyung juga Kim," timpal Namjoon. "Dan kau juga bermarga Kim," balas Seokjin. Yang lain hanya menggeleng dan lebih baik fokus pada makanan mereka.
Setelah jam makan malam selesai, 95z member duduk di ruang tengah, sedang bermain handphone yang tentunya dengan maknae mereka. Yang lain mungkin sedang ada di kamar, entahlah mereka melakukan apa. Taehyung dan Jimin hanya menonton latihan mereka tiga hari yang lalu. Pelatih tiba-tiba menyuruh mereka latihan, setelah padatnya jadwal mereka.
"Menurutmu bagaimana penampilanku Kim?" tanya Jimin sambil menunjukkan video yang ia putar. "Bagus, memangnya kenapa?" tanya balik Taehyung, Taehyung bukan melihat perform mereka seminggu yang lalu atau video latihan mereka. Tapi dia memainkan game.
"Aku salah gerakan," Jimin berucap lirih. "Hei, kau melakukannya dengan baik, tidak ada yang salah kok," Taehyung berusaha menyemangati, memang mood teman-nya berubah karena teringat dengan perform mereka.
"Tapi pelatih juga bilang jika gerakanku masih terlihat aneh dan tidak hip-hop seperti hyung yang lain," ucapnya sedih.
Taehyung menghembuskan nafas pelan, lalu tangannya terangkat untuk merangkul temannya yang lebih kecil itu.
"Para ARMY pasti menyukainya, pelatih hanya berlebihan," Taehyung melihat wajah temannya, masih tam ada perubahan dengan raut wajah sedih.
"Percayalah jika beberapa tahun kemudian, pelatih akan terkesima dengan dance-mu. Bukan memarahimu, memojokimu atau menyindirmu dengan kata-kata pedasnya. Melainkan pujian yang begitu banyak dari penggemar dan netizen di luar sana, aku pastikan itu," Taehyung berucap dengan nada serius, kemudian melihat wajah temannya, wajahnya sedikit senang dan ada senyuman tipis disana.
...hei jangan melamun," Taehyung mengguncang teman-nya. Taehyung hanya curiga, kenapa temannya itu senyum-senyum sendiri. Apa jangan-jangan kemasukan hantu di sekitar kamar ini?
"Eh? Apa?" sedetik kemudian Jimin sadar jika ada Taehyung di ssbelahnya.
"Kau mengagetkanku Kim," dengusnya sambil merapatkan jaket bulu yang ia pakai.
"Daritadi kulihat kau hanya melamun, aku hanya takut jika kau kemasukan penghuni kamar hotel ini," kekehan kecil berada di kalimat terakhir Taehyung, sedang Jimin hanya mendelik malas. Taehyung masih tetap aneh di mata Jimin.
"Tidak ada, hanya memikirkan masa lalu," Jimin berucap dan Taehyung memandangnya khawatir.
"Masa lalu apa?" tanya Taehyung ragu.
"Perkataanmu sebulan setelah debut, aku masih mengingatnya saat ini," Jimin tersenyum dan hati Taehyung menghangat. Jujur saja dia masih ingat dengan kejadian lalu, dimana Jimin kembali dengan mood buruk sambil membicarakan perform yang membuat Jimin dipojokkan oleh pelatih.
"Bukankah perkataanku seperti cenayang?" Taehyung bercanda sambil memukul lengan Jimin yang berada di sampingnya. Temannya hanya mendengus kesal, dia tak membalas perbuatan aneh temannya. Ini sudah biasa bagi Jimin.
"Tapi...
Taehyung memandang Jimin, sorot mata-nya melunak dan bibir gembul Jimin tertarik ke atas. Taehyung memekik gemas tapi ia tau jika temannya akan mengatakan sesuatu.
...terimakasih sudah mengatakan hal itu. Sungguh, aku tersentuh," ujar Jimin sambil memainkan ujung jaketnya.
"Hehehe sama-sama, lagipula aku senang jika kau senang," mereka saling merangkul lalu pergi balkon, memandangi pemandangan malam yang indah.
END
Hehehe double update:")
Aku iri ama persahabatan mereka berdua:")
Ini udah 1k words lho:")
Vote-nya manteman, biar aku semangat bikin ceritanya💜