Chapter 5. Bingung

162 14 0
                                    

6 hari kemudian..

"Bagus, Kudo-kun jawabanmu nomor 9 benar. Kau bisa kembali ke tempat."Ucap Miwako-sensei.

"Hai', sensei."

"Minna, yang sudah selesai mengerjakan halaman 25 harap segera mengumpulkan bukunya ke depan." Lanjut Miwako-sensei. "Selanjutnya nomor 10, siapa ya.. Um, kau Miyano-san, kerjakan nomor 10 ke depan." Segera Shiho maju ke dapan untuk menulis jawaban soal di papan tulis.

"Bagus Miyano, jawabanmu benar–"

Tett..tett..tett..

"Ayo, selesai tidak selesai kumpulkan pekerjaan kalian, pelajaran matematika hari ini sudah selesai, waktunya istirahat."

"Hai'.." mulailah para murid mengumpulkan bukunya ke depan, tepatnya meja guru.

"Oh ya, sekalian Miyano, bisa kau bantu sensei membawa buku pekerjaan temanmu ini ke meja sensei di kantor?"

"Tentu, sensei."

.

"Arigatou, Miyano."

"Hai', sensei. Saya permisi."

Saat keluar ruang guru dan melewati hall, ia melihat sesuatu yang familiar baginya akhir-akhir ini. 'Tas itu lagi..! pemuda itu harus kukejar!' segeralah ia mempercepat langkah –setengah berlari– pemuda itu menuju tempat parkir sepeda motor, hampir dekat.. tapi..

"A –aah.." karena terlalu bersemangat Shiho tersandung, terjatuh ditambah dengan menabrak tanaman rumput pagar –entah apa namanya– yang cukup rimbun. "Aduh.." erangnya yang tidak terlalu keras.

Sontak pemuda yang mendengar suara Shiho berbalik badan untuk berniat menolong Shiho. "Kau tidak apa-apa, nona?" tanyanya sedikit khawatir sambil membantu Shiho berdiri.

'Hah, benar kan, dia murid SMA Teitan, buktinya dia disini, memakai seragam SMA Teitan pula. Akhirnya ketemu juga kau.' Shiho tidak menjawab pertanyaan pemuda itu, ia sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Nona, apa kau terluka?" Tanya pemuda itu lagi, kali ini berhasil menyadarkan Shiho.

"A, ah iya. Aku tidak apa-apa. Arigatou gozaimas.." ucap Shiho sambil tersenyum.

"Tidak masalah, nona." Balasnya juga tersenyum."Kau benar tidak apa-apa kan?"

"Aku benar tidak apa-apa kok." Jawabnya sambil menahan sedikit perih di lututnya, untung saja tidak lecet. " Apa kau tidak inga–"

" –Ya sudah, aku pergi dulu. Aku sedang buru-buru, nona." Potong pemuda itu seraya akan membalikkan badannya.

"Eh, mau kemana?" Tanya Shiho ingin tahu.

"Hah? Em, kenapa kau ingin tahu?" Tanya balik pemuda itu.

"E.. tidak.. tidak kok. Cuma kan sebentar lagi jam istirahat selesai."

"Aku tahu, nona. Sudah dulu ya."

"Cho-chotto matte.. namaku bukan nona. namaku Miyano Shiho. Boleh tahu namamu?"

"..." yang ditanya hanya mengerutkan keningnya. Buru-buru Shiho menambahkan.

"Yah, setidaknya aku ingin tahu nama orang yang sudah menolongku." Sambil mengembangkan senyumnya.

"A, sou. Namaku Kuroba Kaito. Kalau begitu aku pergi, Miyano-san." jawab pemuda bernama Kaito itu akhirnya sambil membalikkan badannya.

"Sekali lagi, Arigatou telah menolongku.. Kuroba-san." tambah Shiho. 'untuk kedua kalinya.' Gumamnya.

"..." Pemuda yang bernama Kaito itu pun mengangguk, segera ia memakai helmnya dan berlalu pergi menunggangi motornya.

'Kuroba Kaito' batin Shiho.

Wisteria LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang