Chapter 4. Rumah Kaca

197 19 1
                                    

'Semoga masih terkejar..' harap Shiho. Sudah cukup jauh Shiho berlari mengejar pemuda itu, padahal dia lari sesuai arah yang pemuda itu tuju, tapi kenapa dia juga tidak menemukannya?. Ia berhenti sebentar, menarik napas untuk memulihkan kebutuhan oksigen paru-parunya. Sambil berlari yang tidak terlalu kencang karena ia masih memakai rok dan seragam sekolah, ia juga sudah mengamati sepanjang jalan yang ia lalui. Tapi hasilnya nihil.

"Triillilit.. triilliit.." Handphone Shiho berbunyi. Rupanya sms.

-From : Ran

Shiho, kau dimana?

aku khawatir kau tadi tiba-tiba berlari dari toko buku,

terburu-buru begitu,

memangnya ada apa?

.

'Ah, iya. Aku sampai lupa tadi aku bersama Ran.' Segera ia menelpon Ran.

"Moshi-moshi.. Ran. aku di toko yang cukup jauh dari toko buku tadi. Tak usah khawatir, tadi aku tak sengaja melihat seorang teman lama, kau mungkin tidak mengenalnya. Dan aku ingin berbincang dengannya karena sudah lama tidak bertemu. Dan juga Hakase titip sesuatu sebelum aku pulang. Iya, Kau bisa pulang sendiri kan Ran? .. Iya.. aku tak apa-apa.. sampai jumpa besok.. Jaa-ne"

"Huftt.." hembusan napas panjang dari mulut Shiho. 'Lebih baik aku beli titipan Hakase dulu baru setelah itu pulang.' Ya, ia memang tidak berbohong kalau tentang hakase, tapi kalau tentang pemuda itu.. yah sudah bisa diketahui. Mungkin hari itu sial bagi Shiho, tanpa disadarinya orang yang dikejarnya tadi ternyata masuk ke dalam café berjarak lima blok toko yang dilaluinya tadi.

~-Fuji-~

2 hari kemudian..

"Minna.. kalian sudah membawa alat dan bahan yang sensei suruh kemarin lusa kan?" Tanya Kobayashi-sensei di Jumat pagi. "Kalau begitu pakai seragam praktikum dulu lalu segera masuk ke rumah kaca, oke?"

"Hai' sensei.." jawab murid serempak.

Segera murid-murid menuruti perintah dari sensei mereka. SMA Teitan memang mempunyai rumah kaca yang biasa digunakan untuk praktikum biologi tentunya selain Laboratorium biologi. Ukurannya cukup besar. Letaknya agak dibelakang gedung sekolah, sebelah utara Lapangan sepak bola. Berbagai tumbuhan ada disana, ada tanaman obat, bunga-bunga, bibit-bibit yang masih didalam polybag, sayur-sayuran tapi jumlahnya hanya sedikit, tak ketinggalan kamboja dan beringin jepang yang dibonsai. Sebagian besar tanaman terlihat terawat, tapi ada juga yang mongering karena jarang disiram. Walaupun hanya rumah kaca, tapi tetap kelihatan indah seperti taman mungil yang rimbun.

"Aku sudah membawa media tanamnya. Kau bawa polybag-nya kan?" Tanya Sonoko pada Sera yang berdiri disampingnya. "Dan kau Shiho?" lanjutnya.

"Tentu, Ini.." Sambil memperlihatkan biji yang dibawanya kepada teman sekelompoknya itu.

"Pertama siapkan dulu media untuk tempat tumbuhnya tunas ya.. sebagian dicampur dengan pupuk sedangkan sebagian dicampur dengan sekam. Kalau sudah tercampur taruh di polybag yang berbeda, dan untuk masing-masing polybag diisii biji yang sama, nanti untuk membandingkan waktu untuk tunas tumbuh di media yang berbeda. Mengerti, minna?" jelas Kobayashi-sensei panjang.

"Hai'.. sensei"

"Shiho, bantu aku mencampur media ini dengan sekam." ajak Sera.

"Hn."

"Sini aku yang bawa Ran." Tawar Shinichi pada Ran yang terlihat terlalu berat membawa sekantong pupuk yang cukup besar.

"Hn, Arigatou Shinichi." Jawab Ran senang.

Wisteria LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang