Chapter 6. Tsundere

169 13 0
                                    


"Ah, Kau disini?"

"Kudo? Umm, ya." Shiho kaget –jantungnya kembali berdebar seperti sebelumnya karena tiba-tiba Shinichi sudah ada di pintu masuk rumah kaca. "Kau sendiri, juga kesini?"

"Hn.. aku hanya ingin mampir sebentar ke rumah kaca." Jawab Shinichi sambil berjalan menuju ke tempat wisteria itu berada. "Ah, ternyata wisteriamu tumbuh dengan baik." Lanjutnya sambil tersenyum, membelakangi Shiho.

"Arigatou, Kudo." Ucap Shiho sambil berjalan ke tempat wisteria dan Shinichi berada.

"Eh? Untuk apa, Miyano?"

"Untuk wisteria itu. Aku tahu, selama dua minggu ini, kau yang merawatnya." jawab Shiho. Shinichi berbalik menghadap Shiho.

"Umh, Darimana kau tahu?"

"Kemarin sore aku melihatmu keluar dari rumah kaca. Dan aku.. sangat berterima kasih padamu."

"Tak masalah, Miyano. Ini tidak sulit."

"..."

"Oh ya sudah lama aku tidak melihatmu kesini?" Tanya Shinichi.

"Ya, memang. Aku sedang banyak urusan akhir-akhir ini."

"Aku saja yang banyak urusan juga bisa kesini untuk mengurus wisteriamu itu." Ujar SHinichi sedikit menyombongkan diri. Hal itu memicu empat siku di kening Shiho. Tapi hilang segera saat Shiho bertanya.

"Kenapa kau masih sempat kesini? Aku tahu kau sibuk dengan latihan sepakbola menjelang turnamen sebentar lagi. Kenapa kau mau meluangkan waktumu kesini? Dan kenapa kau masih mau mengurus wisteria itu?" Tanya Shiho panjang.

"A-aa.. Ano.. ". Shinichi berpikir.'Tentu saja karena.. Yang pasti aku hanya menuruti apa yang hatiku ingin lakukan.'

"Pertanyaanmu banyak sekali, Miyano. Aku tidak mau menjawabnya." ujar Shinichi akhirnya.

"..." Shiho hanya diam dan menatap Shinichi tajam. Shinichi pun segera membuka mulutnya..

"I-itu bukan hal yang sulit, Miyano. Aku tinggal meluangkan waktuku sebelum latihan dimulai, hanya menyiraminya dan terkadang memberinya pupuk. Itu saja. Juga, aku tidak setiap hari kesini." Jawab Shiho akhirnya.

"Itu membuatku merasa berhutang padamu, Kudo." Sahut Shiho.

"Hah? Apa maksudmu? Berhutang? Tidak, tidak. Jangan terlalu kau pikirkan, Miyano."

"..." melihat Shiho hanya diam saja, Shinichi membuka suaranya lagi.

"Miyano, ada hal yang ingin kutanyakan padamu."

"Nani?"

"Itu.. sekitar dua minggu yang lalu, setelah jam istirahat.. kulihat kespresi wajahmu lebih riang? Kenapa?". Shiho bingung dengan pertanyaan Shinichi –bukannya tidak paham, tapi kenapa dia menanyakan hal itu, apa benar perubahan ekspresinya begitu kentara? Ran saja kemarin juga tidak bertanya apapun.. Tapi..

"Memang kenapa Kudo? Kau sebegitunya memperhatikanku?" jawabnya disertai raut bingung Shiho.

Nah, skakmat kau Shinichi!

"Bu-bukannya begitu, Miyano. A-aku tidak sengaja memperhatikanmu, Kupikir kau habis menang lotre atau undian atau bahkan mendapat hadiah piring cantik at–"

"–Sembarangan.. aku tidak segitunya, tahu?. Kemarin itu aku gembira karena telah bertemu orang yang aku cari.."

"Orang yang kau cari? Siapa?" Tanya Shinichi penasaran.

"Kau terlalu banyak bertanya, Kudo. Aku tidak akan memberitahumu." Balas Shiho datar.

"Oi oi, kau ini.. kenapa kau bersikap begitu padaku, Miyano? Inikan hari ulang tahunku, setidaknya manislah sedikit padaku."

Wisteria LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang