Chapter 13. Taman Hati

125 11 1
                                    

Diclaimer : Detective Conan © Aoyama Gosho

Chapter 13.

~Januari 2010~

Seperti biasanya, tahun baru memang berlangsung di musim dingin. Suhu dingin yang mencapai puncaknya, membuat orang-orang yang harus keluar rumah beramai-ramai memakai baju berlapis-lapis dan setebal mungkin. Bulan ini merupakan awal masuk sekolah lagi setelah liburan musim dingin di akhir desember sampai pertengahan januari. SMA Teitan mulai ramai dengan datangnya para murid satu-persatu maupun bergerombol, lengkap dengan jaket, topi rajut maupun syal untuk melawan suhu dingin yang menyerang badan mereka—pemandangan yang lumrah di musim seperti ini—.

Pagi ini Shiho sudah kembali berkutat dengan wisterianya di rumah kaca sekolah. Hari memang masih pagi, pukul 7.30 tadi Shiho sampai di sekolah. Karena matahari yang jarang muncul di musim dingin seperti ini, wisteria juga tidak banyak membutuhkan air, untuk mengimbangi agar tanaman tidak mudah layu dan membusuk di bagian akar. Maka dari itu ia tidak perlu meminta bantuan Sanjuro Ojii-san lagi, kasihan juga kakek itu jika di cuaca dingin begini harus ke SMA Teitan hanya untuk merawat wisterianya, toh Shiho hanya perlu meluangkan waktu seminggu sekali untuk ke sekolah. Setelah selesai memberi pupuk dan air secukupnya, kemudian ia beralih membersihkan daun-daun kering dari tanaman bunga oleander dan menyiram bunga mawar yang merupakan salah dua dari bunga-bunga yang hidup di rumah kaca—ia tidak tahu nama bunga yang lain—. Bukannya ia sekarang merangkap menjadi petugas kebun SMA Teitan, tetapi ia sedang membantu Sanjuro Ojii-san yang sedang berkutat dengan tanaman bonsai. Mereka memang sedang membagi tugas.

"Gomenasai, Miyano-san. Pagi-pagi begini nona sudah repot membantu saya." Sanjuro-san yang duduk di kursi kayu dekat pintu masuk membuka suara. Mereka telah selesai melakukan kegiatan mereka sebelumnya dan memutuskan beristirahat sebentar.

Shiho yang duduk di kursi kayu di dekat pot-pot bunga sambil meneguk sebotol air mineral yang dibawanya mengarahkan pandangan pada Sanjuro-san. "Daijobu, Ojii-san. Saya senang melakukannya." Jawab Shiho. Sanjuro-san tersenyum menanggapinya.

"Oh ya, bagaimana dengan usaha nona sebelumnya, apakah sudah berhasil?" sambil menyeduh teh di meja didepannya Sanjuro-san bertanya dengan hati-hati.

"Usaha apa maksud Ojii-san?"

"Usaha untuk bertanya kepada hati, Miyano-san." Sanjuro berniat baik untuk membantu jikalau Shiho membutuhkan bantuannya. Shiho tersentak dengan jawaban Sanjuro-san, jujur sampai saat ini ia belum berhasil melakukannya, tapi rasanya malu juga untuk membahas ini dengan Sanjuro-san.

"Aa, belum. Um.. bukankah tahun baru kemarin ada hanabi matsuri didekat sini, di hotel tidak jauh dari SMA Teitan, apa Ojii-san juga datang menontonnya?" sahut Shiho. Sanjuro-san yang sadar jika Shiho berusaha untuk tidak ingin membahasnya dengan mengalihkan pembicaraan pun menjawab.

"Iie, Ojii-san hanya menonton kembang api dari rumah. Karena kebetulan kelihatan dari rumah, tapi bagi Ojii-san di tahun baru berkumpul dengan keluarga itu lebih penting." Jelas Ojii-san tersenyum. Shiho mengangguk mendengarnya. "Bagaimana dengan Miyano-san sendiri? Apa ada yang istimewa di tahun baru ini?"

"Um, saya juga tidak menontonnya. Tahun baru ini biasa-biasa saja seperti tahun baru sebelumnya."

"Demo, meski begitu kita harus tetap menyambut tahun baru dengan semangat baru, Miyano-san. Agar keberuntungan baru juga datang." Sanjuro-san tersenyum menampilkan deretan giginya yang masih lengkap.

"Hai'.." Shiho pun ikut tersenyum.

.

.

~Februari 2010~

Wisteria LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang