Dark Memories

49 8 3
                                    

wishasaaa  X  PuppyLii



Seorang gadis meringkuk di bawah ranjang. Tubuhnya gemetar. Bulir keringat sebesar jagung mulai menetes deras dari pori-porinya. Ditambah napas yang tidak teratur, semakin membuat gadis itu terlihat sangat tidak berdaya.

Bibirnya bergetar. Dua telapak tangan yang sudah basah oleh keringat menutup erat kedua telinga.

Suara itu datang lagi. Suara itu mengusik lagi!

Nasa kira teror itu sudah selesai setelah hampir lebih dari sebulan tidak ada kabar. Ternyata, kini dia datang dengan suara yang lebih memekakkan.

Sial! Mana rumah sedang kosong. Nasa tidak mungkin keluar untuk mencari pertolongan. Tidak! Itu terlalu berisiko. Bisa-bisa bukan selamat yang ia dapat, tetapi bisa saja malah kematian yang mendekat.

Tubuh Nasa semakin bergetar saat mendengar suara itu berada di dalam rumah. Tubuhnya semakin meringkuk. Apalagi setelah hidungnya mencium aroma khas dari benda yang diledakkan. Benar-benar membuat napasnya sesak seketika.

Nasa tidak tahu kenapa orang itu sangat terobsesi untuk menerornya. Bahkan, teror tidak jelas ini sudah berjalan selama hampir dua tahun penuh. Herannya lagi, teror itu selalu datang di saat kedua orang tuanya pergi ke luar kota. Seolah memang benar-benar sudah mengintainya dari lama.

Sebenarnya, apa motif orang itu meneror sebegitu lama? Kenapa dia bisa tahu kelemahannya? Kenapa orang itu seolah tahu semua tentang dirinya? Sebenernya apa maunya!

Apa orang itu merupakan penggemar berat Nasa, mengingat gadis itu merupakan penyanyi yang sedang naik daun? Apa mungkin orang itu cuma gabut sehingga membuat dirinya sebagai ajang kesibukan?

Sebenarnya apa?

Kalau memang benar orang itu penggemar beratnya, kenapa tidak langsung bertemu saja  dan langsung meminta apa yang diinginkan? Kenapa memilih jalan seperti ini?

Jujur saja, jika Nasa bisa memilih, ia akan memilih menjadi orang biasa daripada terkenal, tetapi memiliki pembenci di mana-mana. Karena nyatanya, walaupun Nasa sudah terkenal, sifat gadis itu tetap sama dengan yang sebelumnya. Bahkan, keramahannya sudah tidak diragukan lagi, tetapi kenapa masih ada orang seperti itu?

Suara itu semakin dekat. Asap yang ditimbulkan juga semakin pekat.

Lama-lama kesadaran Nasa menurun. Suara memekakkan itu benar-benar menguasainya.

Tuhan, tolong selamatkan aku. Tolong lindungi aku, Ya Tuhan ....

Nasa memungut semua benda yang berserakan di rumahnya dengan hidung terbalut tisu berlapis masker. Walaupun begitu, nyatanya bau pekat petasan yang semalam menerornya tetap bisa masuk ke dalam indra penciuman.

Untung saja hari ini hari Sabtu. Jadi, walaupun sisa ketakutan semalam masih ada, setidaknya hal itu tidak membuat Nasa menjadi bolos sekolah karena paranoid yang masih melanda.

“Orang itu kenapa obsesi banget neror gue, sih? Sebenarnya apa maunya? Sebenarnya apa salah gue?” gumamnya di sela-sela mumungut pecahan gelas.

Orang itu tidak hanya menerornya dengan petasan, tetapi dengan benda apa pun yang bisa dipecahkan.

Gadis dengan kaus oblong membalut tubuhnya itu menegakkan badan, lalu berjalan ke meja makan. Kepalanya berdenyut. Bulir keringat akibat lelah, juga udara yang terhalang masker membuat tubuhnya terasa panas.

Nasa memijit pelipis. Pikirannya melanglang buana ke mana-mana. “Apa ini semua ada hubungannya dengan kejadian itu?” cicitnya, “tapi hubungannya dengan dia apa? Kenapa!”

Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang