Kim Taejun - anak remaja berusia 18 tahun itu memasukkan handphonenya kedalam saku. Ia tidak begitu peduli dengan foto telanjangnya yang tersebar luas, toh memang dia sudah memantapkan diri untuk menjual tubuhnya sehingga ia tahu risiko yang akan dihadapinya. Taejun bahkan tidak masalah sama sekali dengan semua hinaan dan ejekan dari teman - teman sekelasnya, bahkan dengan penuh percaya diri ia bilang saja siapa yang membutuhkan jasanya nomor teleponnya masih sama. Mengapa hidup yang sudah rumit ini semakin di perumit, Taejun memilih untuk menikmati dan menjalaninya saja, setidaknya sedikit bebannya akan berkurang.
Suara dering handphone dari Taejun membuatnya mengambil kembali handphonenya. Ia mendapat pesan dari mommy yang memang menjadi distribusi para pelanggan yang haus akan kebutuhan sex.
'Ada pelanggan yang sudah menunggumu di hulu sungai Han. Dia seorang publick interest, kalau kau tidak mau bilang saja. Tapi jika kau mau, dia akan mengirim uang sebesar 2 juta bahkan sebelum kalian melakukannya...'
Taejun menimbang - nimbang apa dia akan mengambil pelanggan ini atau tidak. Baru pertama kali ini dia mendapat pelanggan yang memiliki keinginan untuk melakukan di tempat umum, tetapi di hulu sungai Han sepertinya tidak terlalu buruk apalagi jika masih sore seperti ini. Tanpa ragu, Taejun menerima penawaran dan benar saja tidak berapa lama ada pemberitahuan dari MBanking jika ia mendapat transfer uang sebesar 3 juta.
Semangat Taejun meningkat dengan luar biasa, mau bermain di tengah jembatan pun tidak masalah jika uangnya juga besar.
Gerutuan kesal sudah mengalir dari bibir Taejun karena dia harus menuruni jalan tanah yang cukup becek dengan rumput ilalang yang cukup tinggi dan menyusahkan jalannya. Kepala Taejun mendongak, ia tersenyum saat melihat sebuah mobil van yang cukup besar dan berhasil tidak mencolok karena diletakkan dibawah jembatan. Taejun sedikit menyipitkan matanya, ia melihat sesosok laki - laki yang berdiri di depan mobil, sepertinya sudah tidak sabar menunggunya. Taejun melangkahkan kakinya, mendekat pada si laki - laki yang cukup membuatnya terkejut luar bsiasa ketika menyadari siapa yang berdiri dihadapannya.
"Park Chanyeol..."
Taejun melihat sosok laki - laki berparas tampan dengan tubuh tinggi itu meletakkan jari telunjuk pada bibirnya, sebuah kode agar Taejun tidak banyak berbicara. Taejun melihat Chanyeol - penyanyi solo dan salah satu musisi andalan Star Entertainment yang seringkali membawakan banyak keuntungan, pialan dan juga pengghargaan itu melambaikan tangan pada Taejun.
Taejun mendekat pada Chanyeol dan seperti kebiasaannya pada semua pelanggan, dia tanpa ragu - ragu mengalungkan tangan pada leher Chanyeol.
"Aku tidka sangka sama sekali jika ternyata kau pelangganku hari ini," kata Taejun.
"Butuh hadiah yang sepadan untuk sebuah lagu yang indah bukan," balas Chanyeol yang kemudian melumat lembut pada bibir Taejun.
Taejun memejamkan mata, menikmati lumatan lembut bibir seorang musisi terkenal yang jelas berbeda dari para pelanggan lainnya yang kebanyakan adalah laki - laki hidung belang, bertubuh gemuk, berbadan bau, jika tahu pelanggannya adalah Chanyeol dia akan datang bahkan tanpa bayaran.
Taejun menikmati semua lumatan dan hisapan bibir Chanyeol pada bibirnya, sementara tangan Chanyeol sudah menjelajah meremas pantat dan menelusup masuk kedalam pakaiannya. Taejun merasakan tangan Chanyeol bergerak, mengelus tengkuk lehernya sampai ia merasakan sesuatu menusuk kedalam lehernya. Taejun mendorong tubuh Chanyeol dengan begitu kasar, ia menatap kearah Chanyeol sembari meraba bagian belakang lehernya.
"Tenang saja.. kau takkan mati dengan tusukan ringan ini," kata Chanyeol yang menunjukkan jarum ditangannya, ia kemudian membuangnya ke sembarang arah.
Taejun menatap cukup heran kearah Chanyeol yang seolah tidak peduli dengan keheranannya, justru membalikkan badannya dan menunggingkan tubuhnya dengan bertumpu pada bagian depan mobil van.
Chanyeol benar, memang luka dibagian belakang lehernya ini tidak begitu sakit, kini malah Taejun yang bertanya - tanya apa fungsi dari jarum yang ditusukkan ke belakang lehernya. Tapi Taejun sudah tidak bisa berfikir sampai kesana, Chanyeol sudah melepaskan celananya dan menurunkan celana hingga pantatnya terekspos begitu saja.
"Angghh..." Taejun mendesah lembut begitu penis Chanyeol masuk kedalam lubang analnya bahkan tanpa pemanasan sama sekali. Desahan Taejun berubah menjadi erangan kesakitan karena Chanyeol terus memaksa penis masuk kedalam lubang analnya, penis yang cukup besar itu memaksa terus masuk dan terus masuk, hanya menimbulkan rasa sakit dan tidak ada kenikmatan sama sekali.
Tapi Chanyeol sama seperti pelanggannya yang lain, tidak peduli dengan rasa sakit yang ia rasakan sama sekali dan terus menerus menggerakkan penis, menghujam lubang analnya dengan begitu brutal. Taejun sama sekali tidak menikmati penis Chanyeol yang justru memberikan rasa sakit di setiap tusukannya.
Kepala Taejun mendongak dengan paksa ketika Chanyeol menjambak rambutnya, matanya menatap kearah bagian depan kaca mobil dan entah mengapa ia merasa ada seseorang yang menatapnya dari dalam mobil.
Taejun mengerutkan kening ketika merasakan penis Chanyeol berkedut di dalam lubang analnya dan tidka berapa lama penis Chanyeol menembakkan semen hangat di dalam lubangnya.
Taejun membalikkan badan setelah Chanyeol mengeluarkan penisnya, "Sudah keluar... cepat sekali.."
Taejun buru - buru menutup mulutnya saat melihat wajah murka Chanyeol. Taejun tidak bisa memundurkan tubuhnya ketika melihat tangan Chanyeol terangkat, sudah pasti dia hendak dipuku. Tetapi, Taejun melihat Chanyeol menghentikan tangannya di udara dan justru buru - buru membenarkan celana, kemudian meninggalkannya masuk kedalam van.
Taejun berdiri kebingungan ketika mobil van pergi begitu saja meninggalkannya, ia mendengus kesal dan mulai membenarkan pakaiannya ketika beberapa orang terlihat datang menuju kearahnya. Taejun masih kebingungan dengan kedatangan orang - orang itu, ia tidak berfikir untuk kabur atau apapun ketika salah seorang menyeretnya dengan kasar menuju hulu sungai dan memasukkan kepalanya begitu saja kedalam sungai hingga kakinya menggelepar kasar berusaha meraup udara kembali mengalir kedalam paru - parunya.
Dan sialnya mungkin karena tusukan Chanyeol di belakang lehernya tadi, rasa sakitnya semakin luar biasa. Taejun merasa beruntung ketika para laki - laki itu menarik kepalanya dari dalam air, tetapi keberuntungannya mungkin memang harus berakhir sampai hari ini ketika ia melihat seorang laki - laki mengeluarkan sebuah botol obat dan memaksa obat - obat itu masuk kedalam mulutnya.
Chanyeol mendengus kesal mendengar suara tawa dari Jungkook yang duduk disebelahnya, "Jangan menertawakanku terus Jungkook... aku sedang kesal ini."
"Kau juga... baru 5 menit sudah keluar," ejek Jungkook, "Bisa dilatih kok hyung, nanti aku ajari caranya."
"Ah... pokoknya aku sangat kesal... aku mau menghibur diri sendiri setelah ini sampai puas hingga ke dalam diriku ini," kata Chanyeol.
Jungkook hanya tertawa lirih saja mendengar ucapan Chanyeol.
"Kau sendiri... kapan eksekusi?"
Jungkook menatap pada Chanyeol, ia tersenyum lebar, "Calon kekasihku ini bukan orang biasa, terlalu banyak pawang di samping kanan kirinya, aku harus melakukan cara licik agar dia tidak lari dariku."
KAMU SEDANG MEMBACA
RED ROOM - SHOW BEGIN
FanfictionHaechan, Mark dan Shotaro mengira bahwa sudah tidak ada lagi penjahat yang akan mengejar mereka. Haechan dan Mark telah sepakat untuk keluar dari Red Room, untuk menghindari bertemu orang - orang aneh dengan jiwa iblis. Tetapi... kejutan datang dari...