Seperti informasi dari Jungkook, lantai teratas gedung apartemen memang hanya ditempati 4 orang karena memang hanya terisi 4 penthouse mewah yang semuanya adalah talent dari Star Entertainment. Hyunbin yang melangkahkan kaki masuk kedalam penthouse milik Kim Jongdae atau yang juga dikenal dengan nama Chen tidak melihat ada keanehan, bahkan laki - laki dengan senyuman yang begitu menyejukkan itu mempersilahkan dia untuk memeriksa semua ruangan.
"Untuk memeriksa alibi setiap orang yang ada dilantai ini, aku perlu tahu kegiatanmu semalam," kata Hyunbin.
"Dari jam 7 hingga jam 9 malam aku menulis lagu bersama dengan Hoseok," jawab Jongdae, "Setelah itu aku pergi tidur, aku memang tidak pernah bangun sampai malam."
"Pagi hari kau bangun jam berapa?" tanya Hyunbin.
"Pukul 5 aku sudah bangun, aku lari - lari di taman yang ada di dekat gedung apartemen ini dan pulang jam setengah 7 setelah sekalian membeli beberapa keperluan dapur di minimarket yang ada di depan taman," jawab Jongdae.
"Apa kau melakukan semua itu sendirian?" tanya Hyunbin.
Jongdae menganggukkan kepala, "Kau bisa memeriksa CCTV jika kurang yakin dengan jawabanku."
Hyunbin tersenyum lebar, "Aku hanya perlu untuk memastikan setiap alibi dan maaf kalau kau merasa tertuduh, karena memang ini pekerjaanku."
"Waaah.. sebagai kapten polisi dengan reputasi yang luar biasa, kau ternyata sangat sopan dan baik hati," balas Jongdae.
"Aku hanya bersikap apa adanya saja," kata Hyunbin, "Terima kasih atas kerjasamamu, aku harus pergi menyelidiki hal lain."
Langkah kaki Hyunbin terhenti karena Jongdae memegangi lengannya dengan cukup erat. Kepalanya menoleh, menatap pada laki - laki bertubuh kurus dengan rambut keriting kecil - kecil yang masih memegangi erat lengannya.
"Ada apa?" tanya Hyunbin.
"Apa kau mendengarkan lagu ciptaanku?" Jongdae balik bertanya, dengan sebuah pertanyaan aneh yang sukses membuat dahi Hyunbin mengkerut.
"Aku tidak mendengarkan lagumu..." Hyunbin merasakan pegangannya Jongdae melemah dan perlahan dengan sangat perlahan, pegangan itu dilepaskan.
Jongdae tidak berkata apapun lagi, ia hanya tersenyum dan kemudian membalikkan badan meninggalkan Hyunbin. Sikap yang cukup aneh.
@@@@@@
Shotaro cukup terkejut ketika melihat Haechan dan Mark sudah ada didepan apartemen milik Jungkook, beruntung wartawan tidak bisa masuk sampai ke lantai atas sehingga ketika ia membukakan pintu, Shotaro tidak perlu khawatir dikejar - kejar wartawan.
"Kau tidak apa - apa kan," kata Haechan yang dengan sangat kasar memutar tubuh kurus Shotaro.
"Tidak apa - apa.. aku baik - baik saja..."
Mark tidak berkomentar apapun mengenai jawaban Shotaro, ia menatap cukup tajam pada kain kasa yang menutupi bagian samping kanan leher Shotaro dan bagian belakang leher Shotaro, "Kau terluka? Kenapa memakai perban?"
Shotaro dengan refleks menyentuh bagian lehernya, "A... ini.. aku digigit nyamuk..."
Jawaban yang jelas tidak akan dipercaya itu malah membuat Haechan tertawa dengan cukup keras sampai Mark membekap mulut kekasihnya itu.
"Jungkook dimana?" tanya Mark.
"Sedang tidur, dia tadi meminum beberapa obat penenang dan efeknya jadi mengantuk, jadilah dia tidur," jawab Shotaro.
"Ambil handphonenya, aku perlu mengecek sesuatu," kata Mark.
Haechan yang mulai engap karena Mark tidak juga melepas bekapan akhirnya menyingkirkan kasar tangan Mark dari mulutnya. Tetapi alih - alih protes pada Mark, Haechan menatap kearah Shotaro, "Betul... kami harus mengecek sesuatu."
KAMU SEDANG MEMBACA
RED ROOM - SHOW BEGIN
FanfictionHaechan, Mark dan Shotaro mengira bahwa sudah tidak ada lagi penjahat yang akan mengejar mereka. Haechan dan Mark telah sepakat untuk keluar dari Red Room, untuk menghindari bertemu orang - orang aneh dengan jiwa iblis. Tetapi... kejutan datang dari...