8

155 15 6
                                    

Shotaro memilih menundukkan kepala ketika melihat ayah Mark - Siwon yang berdiri tegak dihadapannya dan menatapnya seakan sedang meneliti barang antik di sebuah candi kuno. Dia tahu dirinya memang tidak seimut Haechan - ralat - tidak sebinal Haechan, tapi tidak perlu dirinya ditatap seperti ini seakan - akan tidka pantas untuk Jungkook. Dia jadi merasa sakit jika memang benar Siwon berfikiran seperti itu, walaupun dia tidak benar - benar mencintai Jungkook. 

"Kau manis sekali, pantas saja Jungkook tergila - gila," ucap Siwon. 

Mark terkejut dengan ucapan ayahnya, ia menatap waspada pada ayahnya yang sudah lama menduda itu. Tidak akan dia biarkan kalau ayahnya sampai mencintai Shotaro. 

Shotaro sendiri hanya menatap kikuk kearh Siwon. 

"Aku tidak bisa memaksa kau dan Jungkook berpisah, tapi disisi lain aku tidka memperbolehkan kalian memberitakan hubungan kalian ke publik," kata Siwon. 

Shotaro kebetulan memang tidak ingin mengatakan pada siapapun tentang hubungannya dengan Jungkook. 

"Tapi aku boleh kan menghabiskan waktu dengan Sho - chan... hari ini sampai besok..." ucap Jungkook penuh dengan semangat, "Kan sedang libur juga.. ya... ya.. ya PD - nim..."

Shotaro menatap kearah Jungkook yang merayu seperti seorang perempuan, tanpa sadar dia mendengus kesal dan membuat baik Jungkook maupun Siwon menatap kearahnya. 

"Iya, tentu saja boleh," kata Siwon dengan senyuman lebarnya. 

"Bagus.. ayo sayang..."

Shotaro bahkan tidak sempat menganggukkan kepala pada Siwon ketika Jungkook menarik tangannya. Ia menatap pada Haechan dan Mark, melambaikan tangannya dan ikut saja kemanapun Jungkook membawanya, dia tidak mau temannya yang kena masalah karena dirinya. 

@@@@@

Dari semua jenis manusia yang pernah diintrogasi oleh Hyunbin, dia paling membenci manusia dengan gelar 'selebriti', terutama jenis selebriti seperti dihadapan Hyunbin ini. 

"Iya, aku memang memakai jasa Kim Taejun," kata Chanyeol dengan senyuman lebar, "Sebagai laki - laki biasa tentu saja aku butuh untuk mengeluarkan cairan didalam diriku ini, bukan begitu manis?"

Doyoung yang mendapat kerlingan genit dari Chanyeol menahan diri untuk tidak melayangkan pukulannya pada laki - laki menyebalkan dihadapannya ini. 

"Ya, sebagai laki - laki biasa tentu saja butuh mengeluarkan cairan sperma dengan rutin, tapi aku takkan menyewa anak dibawah umur dan ditempat terbuka," kata Hyunbin. 

Chanyeol kembali menatap pada Hyunbin. Ia tidak segera menjawab. Ia bangun dari duduknya dan dengan gerakan yang cukup mengagetkan Chanyeol duduk diatas pangkuan Hyunbin, mengalungkan tangannya tanpa ragu pada leher Hyunbin, "Dengan tubuh segagah ini dan wajah setampan milikmu... aku yakin memang banyak yang rela tidur denganmu. Tapi... kau akan kesulitan mendapatkan pasangan jika memiliki sedikit 'keistimewaan' seperti aku."

Tanpa mengusir Chanyeol yang ada diatas pangkuannya, Hyunbin menatap tajam kearah Chanyeol hingga membuat laki - laki berparas tampan itu cukup terkejut, "Jika keistimewaan yang kau maksud adalah melakukan sex di ruang publik, aku tidka tertarik sama sekali tuan dengan user Pubbie di Red Room."

Terlihat jelas wajah terkejut Chanyeol, ia sudah hendak beranjak pergi dari atas pangkuan Hyunbin ketika laki - laki itu justru melingkarkan tangan pada pinggulnya dan mengunci pergerakannya dengan begitu erat.

"Apa ada sesuatu yang terjadi? Sesuatu yang jauh lebih mengerikan?" tanya Hyunbin. 

"Tidak ada.. tidak ada sa.... akkkhh...." Chanyeol menjerit cukup keras ketika Hyunbin mengeratkan pelukannya hingga tubuh Chanyeol benar - benar menempel pada tubuh kekar Hyunbin. Ia berusaha menghindari tatap mata dengan Hyunbin tetapi pelukan dari Hyunbinyang semakin erat dan mulai ia rasakan akan membunuhnya, membuat Chanyeol merasa bahwa dia harus mengalah, "Akan aku ceritakan.. akan aku ceritakan semuanya...."

RED ROOM - SHOW BEGINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang