12

130 15 9
                                    

Entah sudah berapa lama Shotaro mengelus lembut punggung dan punggung tangan Jungkook yang terus menerus menangis karena kematian Chanyeol. Ia dan Jungkook berdiam diri didalam apartemen mewah milik Jungkook yang terasa kehilangan semua kemewahan itu, berganti dengan suasana muram dan suram karena peristiwa mengejutkan yang datang tiba - tiba. Shotaro menatap sejenak pada Hyunbin yang datang bersama dengan Doyoung.

"Untuk sementara, sampai waktu introgasi, kalian berdua tetap harus ada didalam apartemen," kata Hyunbin.

Shotaro menganggukkan kepala, ia cukup terkejut ketika tiba - tiba saja Jungkook yang masih berderai airmata bangkit berdiri dan mendekat pada Hyunbin, memegangi erat pada lengan kekar milik Hyunbin.

"Kau harus menangkap siapapun pelakunya, kau harus menangkap pembunuh itu. Aku sudah mengenal Chanyeol hyung bertahun - tahun dan aku tahu dia sama sekali tidak menggunakan narkoba," kata Jungkook.

"Beberapa pecandu yang pintar tidak akan memperlihatkan dirinya adalah pecandu..." sahut Taeyong yang muncul dan tersenyum kearah Shotaro, "Jadi bisa saja Chanyeol ini sudah memakai barang sejak lama, tetapi kau tidak mengetahuinya."

"Tidak.. aku yakin Chanyeol hyung dibunuh," kata Jungkook.

"Kalau kau memang yakin Chanyeol dibunuh, maka lebih baik jujur padaku. Apa kau juga salah satu user di Red Room?" tanya Hyunbin, "Karena aku yakin kau datang ke tempat pelelangan anakl - anak dibawah umur bersama dengan Chanyeol."

Mendadak Shotaro merasakan aliran darahnya mengalir lebih cepat, terkadang ia lupa jika Hyunbin adalah polisi yang hebat, memiliki sertifikat khusus dan berlatih di luar negeri, ia mengagumi Hyunbin sebagai laki - laki seutuhnya sehingga terkadang melupakan kenyataan betapa hebatnya seorang Shin Hyunbin. Shotaro bisa saja langsung membuka mulut saat ini dan mengatakan bahwa dia pernah diajak ketempat pelelangan anak itu, tetapi ia masih takut dengan ancaman Jungkook. Bagaimana jika ternyata Jungkook tidak hanya seorang pelanggan, tetapi justru pemilik atau orang yang menggerakkan, sehingga keselamatan Mark dan Haechan terancam.

"Chanyeol hyung memang mengajakku ke tempat lelang anak, tetapi... aku tidak paham apa yang kau maksud dengan Red Room..."

PErnyataan yang baru saja meluncur dari bibir Jungkook membuat semua orang yang ada diruang santai apartemen milik Jungkook menatap kearah laki - laki itu, mengamati gerak mata, mengamati setiap pergerakan yang dilakukan oleh Jungkook dan anehnya bagi Shotaro yang tidak memiliki ilmu khusus untuk mendeteksi kebohongan ia cukup yakin jika Jungkook tidak berbohong.

@@@@@

Semenjak keluar berita mengenai kematian Chanyeol di gedung apartemen paling mahal di Korea, Haechan yang sedang dalam perjalanan menuju ruang makan untuk sarapan cukup yakin dan sangat yakin jika Shotaro terjebak didalam keadaan mengerikan karena ia tahu Shotaro masih berada di apartemen Jungkook. Ternyata benar prediksi Haechan, karena Shotaro membalas pesan singkatnya dengan mengatakan bahwa Shotaro tidak boleh keluar dari gedung sampai proses introgasi selesai. Haechan akhirnya membalikkan badan setelah mengambil beberapa roti isi dan segera menuju tempat Mark. Mengabaikan semua teriakan dari pelayan dan pengawal yang ikut mengejarnya.

@@@@@

Mark masih bersikap biasa saja ketika ayahnya mendadak berhenti makan dan menatap kearah televisi yang sedang memberitakan mengenai kematian Chanyeol. Terkadang Mark merasa takut pada sosok ayahnya, ketika ada seorang anak buah yang telah menjadi traine di perusahaan ayahnya semenjak CHanyeol berusia 14 tahun mati, sikap ayahnya bahkan tidak menunjukkan keterkejutan sama sekali.

"Ayah semalam dari mana?" pertanyaan Mark meluncur begitu saja, tentu saja dia tidak menuduh ayahnya sebagai pembunuh, meski ia tidak begitu menyukai ayahnya yang terus menerus menyiramnya dengan uang tetap saja dia tidak bisa menuduh ayahnya begitu saja karena jika ia menjadi ayahnya dan harus membunuh orang maka dia memiliki pilihan untuk tidak mengotori tangannya sendiri. Mark akan menyuruh orang untuk membunuh Chanyeol, dan begitu pula Mark yakin ayahnya akan melakukannya.

RED ROOM - SHOW BEGINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang