Part 18 (Perang Dingin I)

1.9K 165 0
                                    

Sudah tiga hari Lalisa tidak masuk sekolah karena flu, untung saja ada Jennie yang siap siaga merawatnya. Walaupun Lalisa harus terus menerus mendengar omelan Jennie tapi Lalisa bahagia. Setidaknya ada orang yang mengkhawatirkannya saat mommy dan daddynya tidak berada di dekatnya.

Lalisa meregangkan tubuhnya, saat ia bangun sekujur tubuhnya kaku. Ini semua karena ulah Jennie yang semalam tidur diatas tubuhnya. Ingin rasa menolak tapi apa daya Lalisa terlalu lemah jika Jennie sudah mengeluarkan rengekan dan aegyo andalannya.

"engghhh" Lalisa merentangkan tangannya ke atas.

Di atas kasur Lalisa meregangkan tubuh, mengendurkan otot ototnya yang tegang.

"Li mandilah!" Lalisa menoleh ke sumber suara, matanya terbelalak melihat Jennie keluar dari kamar mandi mengenakan bathrobe dengan rambut yang masih basah terurai menambah kesan seksi.

"Yak Manoban, kau menatapku seolah kau ingin menerkamku" Jennie membalikkan tubuhnya. Ia bergedik ngeri saat melihat Lalisa menatap tubuhnya dengan tatapan mesum.

"cepatlah mandi! Aku ada ujian pagi ini" masih dengan memunggungi Lalisa Jennie perlahan melangkah menyamping menuju walk in closet.

Lalisa memutar bola matanya malas, siapa bilang Lalisa ingin menerkam Jennie. Lalisa hanya tidak ingin menyianyiakan pemandangan indah ciptaan Tuhan.

.

Di meja makan Seo yeji menyiapkan beberapa makanan dan bekal untuk Lalisa dan juga Jennie. Semenjak Lalisa sakit Seo y ji berada di Thailand dan tidak bisa pulang ke Korea karena ada jadwal meeting yang tidak bisa di batalkan. Dengan berat hati Seo yeji meminta bantuan Jennie untuk merawat dan menemani putri tunggalnya, untung saja Jennie tidak menolak.

Setelah jadwal meetingnya selesai So yeji langsung memutuskan untuk kembali ke Korea dan baru pagi tadi dia menginjakkan kaki di mansion.

"mommy?" Lalisa berteriak saat melihat mommynya menyiapkan beberapa makanan di meja makan.

"baby, hati hati nanti terjatuh" Seo yeji menggelengkan kepala melihat Lalisa menuruni tangga dengan tegesa gesa, bahkan langkah panjangnya melompati langsung beberapa anak tangga.

"mommy, Lili rindu mommy" Lalisa merengek dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Seo ye ji.

"anak mommy semakin hari semakin manja saja. Apa sudah merasa sehat?" seo ye ji terkekeh mengelus punggung putrinya.

saat mereka sedang asik melepas rindu, tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang terus mengawasi Lalisa.

"ekhemm" Jennie berdehem.

"eoh Jennie, terima kasih sudah merawat putri kecil mommy" Seo ye ji melepaskan pelukan Lalisa dan berganti memeluk Jennie.

"tidak perlu berterimakasih mom, sudah menjadi tanggung jawab Jennie membantu mommy menjaga Lalisa" Jennie membalas pelukan Seo ye ji.

"apa kalian akan terus berpelukan" Lalisa mendengus sebal dan mengerucutkan bibirnya.

Seo ye ji yang tersadarpun tertawa melihat raut wajah masam Lalisa, anaknya satu ini kalau sudah menjadi mode manja posesif sekali.

"mommy sudah menyiapkan kalian sarapan dan juga bekal untuk makan siang kalian" Seo ye ji menuangkan nasi goreng kimchi ke piring Lalisa dan Jennie bergantian.

"terima kasih mommy" Jennie dan Lalisa bersamaan.

Seo ye ji mengerutkan keningnya merasakan suasana canggung menyelimuti sarapan pagi ini. Jenlisa menyantap sarapan dalam keheningan, terlebih tidak biasanya Jenlisa memilih duduk bersebrangan, biasanya mereka duduk berdampingan dan menempel satu sama lain.

PESONAMU (jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang