Part 17 (Balada Flu Lalisa)

2K 185 3
                                    

"Hatchii"

"Hachoo, ssrroott" Sejak semalam hidung mancung Lalisa tak henti hentinya mengeluarkan cairan ingus.

"Beginilah karma anak nakal. Nini bilang jangan banyak makan es krim. Tetap saja tidak mau menurut" Ingin rasanya Jennie mengumpat saat Lalisa terus saja membuang bekas tisu ke lantai. Sudah dinasehati berulang ulang, tetap saja Lalisa kembali membuang bekas tisu ke lantai.

"ini semua salah Rojeh" dua lembar tisu sekaligus Lalisa lemparkan asal ke lantai.

"sh*t" umpat Jennie.

"MANOBAL! Sudah berapa kali aku bilang. Buanglah bekas tisu mu ke tempat sampah!" Lalisa terkejut saat melihat Jennie berdiri dengan wajah murka. Namun, tak lama ia tertawa saat melihat tisu yang ia buang ke lantai bertengger di kepala manusia berpipi mandu itu.

"tertawalah, jika kau sudah bosan hidup!"

"hmpftt, mianhae" Lalisa memilih menahan tawanya.

"aku akan ke dapur menyiapkan sarapan dan obat untukmu. Jika aku kembali dan masih melihat tisu berceceran di lantai. Aku pastikan hari ini akan menjadi hari terakhirmu di dunia" Jennie melenggang begitu saja setelah mengucapkan kata-kata sadisnya.

"sudah pergi? Padahal Lili ingin minta tolong ambilkan tisu"

karena malas turun dari ranjang, mau tidak mau Lalisa menggunakan lengan bajunya untuk mengelap cairan ingus yang keluar dari hidung. Tisu yang ia buang tadi adalah tisu terakhir.

Cukup lama Jennie meninggalkan Lalisa dengan hidung yang semakin banyak mengeluarkan cairan ingus. Membuat setengah lengan baju Lalisa sudah basah. Lalisa yang menyadari hanya bisa terkekeh dan takjub dengan hasil karyanya.

"ya ampun Lili" teriak Jennie saat melihat kedua lengan baju Lalisa sudah basah.

"Lengan baju Lili kenapa bisa basah seperti ini?"

"xixixi, tisu Lili habis" masih sempat sempatnya Lalisa terkekeh menjawab pertanyaan Jennie

"kenapa tidak ambil sendiri?"

"Lili malas"

"dasar pemalas" Jennie membuka lemari pakaian Lalisa. Mengambil sebuah hoodie berwarna kuning dan dilemparkannya pada Lalisa.

"Capat ganti pakaianmu"

tanpa menjawab Lalisa melepaskan baju yang ia kenakan. Membuat abs perutnya terlihat jelas oleh mata Jennie.

"sh*t" umpat Jennie di dalam hati melihat pemandangan indah di depan matanya.

"Lili pasti sangat cantik memakai hoodie ini. Nini saja sampai tidak berkedip" sindir Lalisa. Matanya tidak sengaja melihat Jennie menatapnya tanpa terkedip.

"mana ada orang memuji dirinya sendiri" Jennie merasa malu, tapi semua itu ia tutup dengan wajah datar.

"ada. Lili orangnya, xixixi"

"cepat habiskan buburnya. Nini ingin menelepon Jisoo unnie" Jennie pergi meninggalkan Lalisa menuju balkon.

Lalisa hendak mengambil mangkuk bubur di meja nakas, namun perhatiannya teralih saat ponsel di sebelahnya berdering dan tertera nomor asing. Awalnya Lalisa mengabaikan panggilan itu namun ponselnya terus saja berdering. Dengan malas Lalisa mengangkat panggilan dari nomor asing tersebut.

"Yeoboseyo"

"Morning Lili" sahut disebarang sana membuat Lalisa mengernyitkan dahi.

"nuguya?"

PESONAMU (jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang