Part 16 (Milik Lili seorang III)

1.9K 190 1
                                    

"Li"

"Hmm"

"Lili"

"Hmm"

"LALISA" tegas Jennie meninggikan suaranya.

"Lihat Nini!" Dengan terpaksa Lalisa menolehkan kepalanya menghadap Jennie. Suara tinggi Jennie cukup membuat nyalinya menciut.

"Wae?"

"Namja yang Lili lihat di parkiran tadi namanya Kai. Dia anak dari sahabat eomma. Dia baru pindah ke Korea jadi, eomma menyuruh Nini menemaninya di hari pertamanya. Hanya itu saja" Jennie memberikan tatapan sayu dan mengusap lembut pipi Lalisa.

"Lili kan tidak bertanya" batin Lalisa.

"Nini akan tetap menjelaskan pada Lili. Walaupun Lili tidak bertanya pada Nini" Lalisa membelalakkan matanya terkejut. Ternyata Jennie bisa membaca pikirannya.

"Li-" belum juga Jennie menyelesaikan kalimatnya. Kai datang dan merangkul lengan Jennie dengan manja.

"Jen, aku mencarimu kemana mana dan ternyata kau ada disini" Jennie berusaha melepaskan tautan tangan Kai, tapi usahanya sia sia. Tenaga Jennie terlalu lemah menghadapi seorang Kai.

"Aku permisi dulu" Lalisa yang tidak tahan melihat pemandangan di depan matanya membungkukkan badan dan segera pergi meninggalkan Jennie dan Kai.

Setelah kepergian Lalisa Kai melepaskan tautan tangannya dari Jennie. Senyuman terbaik ia ukir di wajahnya. Berharap Jennie semakin terpesona dengan wajah tampanya.

"Antarkan aku ke ruang kepala sekolah ne" pinta Kai menampilkan aegyo-nya.

Jennie memutar bola matanya malas. Jika saja bukan karena eomma-nya, Jennie tidak mau menuruti permintaan manusia disebelahnya ini. Badan saja yang besar tapi sikapnya masih seperti bocah lebih bocah dari gadisnya. Dengan malas Jennie melenggang begitu saja meninggalkan Kai tanpa sepatah kata.

"Secepatnya kau akan menjadi milikku" lirih Kai memandangi punggung Jennie yang semakin menjauh.

"MIMPI" bisik Lalisa penuh penekanan di telinga Kai.

"Eoh, aku harus ke ruang musik" Lalisa berjalan berlawanan dari arah yang ditunjuknya.

.
Hari festival seni digelar, semua siswa sibuk mempersiapkan penampilan mereka. Termasuk Dahyun yang sedari tadi mondar mandir meredakan gugupnya.

"Li aku takut. Bagaimana jika mereka semua tidak menyukai penampilanku" Dahyun mengguncang tubuh Lalisa.

"Mereka semua pasti akan menyukai penampilanmu, percayalah"

"Tapi Li" Dahyun semakin kuat mengguncang tubuh Lalisa.

"Ting" notifikasi pesan masuk.

Lalisa mengambil handphone di sakunya dan membuka kunci layar. Tertera nama Jennie pada notifikasi pesannya.

"Bukalah!" Gemas Dahyun karena Lalisa tidak kunjung membuka pesan Jennie.

"Bagaimana aku bisa membuka pesan. Jika kau terus mengawasiku" Lalisa diam diam melihat Dahyun dari ekor matanya.

Lalisa merasa risih. Dahyun sedari tadi tidak melepaskan tatapan matanya dari handphone miliknya.

"Hehe, mianhae. Kalau begitu aku pergi dulu. Aku ingin mengambil minum. Apa kau mau?"

"Boleh. Kebetulan aku haus"

Saat Dahyun sudah menjauh darinya Lalisa membuka pesan dari Jennie.

PESONAMU (jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang