Part Spesial (Happy Birthday Jennie Kim)

2.2K 215 3
                                    

"Happy birthday putri eomma" Son yejin

"Happy birthday baby girl" Kim soohyun

Senyum jennie mengembang saat membuka matanya, melihat eomma dan appa-nya membawa kue bertulisakan “Happy Birthday Princess”

"Princessnya appa semakin tahun semakin tua ne" celetuk Kim soohyun yang dihadiahi cubitan di pinggangnya. Jennie terkekeh melihat eomma dan appa-nya. .

"Ayo sayang make a wish dulu" Son yejin

Jennie memejamkan matanya. Merapalkan semua harapan pada hari spesialnya ini. Setelahnya Jennie meniup lilin hingga padam tak lupa menciumi wajah kedua orang tuanya sebagai ucapan terimakasih yang tak bisa diucapkan dengan kata kata.

Jennie menarik appa dan eommanya dalam dekapannya. Merasakan kehangatan pelukan kedua orang tuanya. Jennie merasa sangat beruntung bisa merayakan ulang tahun bersama kedua orang yang disayanginya itu.

Jennie POV
Aku merasakan kebahagiaan yang tidak bisa kudeskripsikan.

Jarang sekali aku memiliki mood yang baik di pagi hari dan hari ini aku memilikinya. Aku menuruni setiap tangga, menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk diriku sendiri. Ku pastikan tidak akan ada yang bisa menghancurkan mood ku pagi ini.

Sarapan ku habiskan dengan penuh semangat. Lalu berpamitan dengan appa dan eomma. Mengendarai mobil menuju rumah Lalisa.

Pagi ini masih terpantau belum ada ucapan selamat ulang tahun dari gadisku. Tapi tidak apa, secepatnya aku juga akan bertemu dengan bocah nakal itu.

Saat memasuki mansion Lalisa aku melihat mobil asing yang terparkir di halaman rumahnya. Karena moodku sedang bagus jadi aku berpikir bahwa itu adalah salah satu mobil keluarga Lalisa.

Tak berselang lama aku ingin menarik semua kata kataku sebelumnya. Aku melihat Tzuyu menggandeng Lalisa memasuki mobil asing itu. Dan masih sempat sempatnya wanita gatal itu melayangkan kedipan sebelah matanya padaku.

"What the f***" umpatku. Berani beraninya dia melakukan itu secara terang terangan.

Aku mengikuti mobil itu sampai parkiran. Dengan penuh emosi kuhampiri Lalisa yang sedang berdiri berhadapan dengan Tzuyu. Aku menarik tangannya kasar dan membawanya pergi.

"Jelaskan!" Dinginku.

"Apanya?" Tanyanya tak tau diri.

"Aishh, jebal" Sekuat mungkin kutahan emosiku.

"Lili akan kekelas kalau tidak ada yang unnie tanyakan lagi" Datar lalisa.

Aku segera menahannya saat melihat pergerakannya yang hendak pergi.

"Kenapa bisa berangkat dengan Tzuyu? Aku bahkan sudah sampai gerbang rumahmu tadi. Apa kau tidak tau?" Untung saja aku masih memiliki sedikit kesabaran.

"Mwo? Lili sudah menunggu unnie terlalu lama. Kebetulan Tzuyu mampir ke rumah Lili mengantarkan titipan dari appa-nya da-"

"Alasan" aku memotong perkataannya yang belum selesai dan kutatap tajam matanya.

"Unnie bertanya apapun, Lili akan tetap menjawabnya. Walau Lili tau Lili akan tetap salah dimata unnie. Lili sudah menunggu unnie, bahkan unnie tidak mengangkat telepon Lili. Tzuyu mengajak Lili untuk ikut berangkat bersama. Apa Lili tidak boleh berangkat dengan teman Lili?" Jawaban Lalisa sukses membuatku terkejut.

Hatiku seperti ditusuk ribuan pisau saat mendengar ucapannya itu.

"Unnie bahkan selalu melarang larang Lili. Tidak boleh ini lah tidak boleh itulah. Bahkan dekat dengan sahabat Lili saja Nini tidak mengizinkan. Lili selama ini berusaha menuruti Nini. Tapi Lili mohon beri Lili sedikit kebebasan" Aku lebih dikejutkan lagi saat Lalisa pergi begitu saja dari hadapanku setelah menyelesaikan ucapannya.

PESONAMU (jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang