Mood booster kah?

6 2 0
                                    

Minggu pagi, hari yang paling ditunggu Oudi tiba. Kelihatannya mood Oudi sedang baik.

Di dapur Oudi lagi menyiapkan telor goreng untuk sarapan Oudi dan papahnya. Karena Oudi sudah bisa masak telor dia ketagihan memasak meski yang ditakuti minyak goreng meloncat dia memberanikan diri apalagi dia seorang gadis kelas 2 sma masa tidak bisa masak apapun.

"Papah! Makan yuk, baca korannya nanti aja"
"Hm harumnya, Cantik masak apa? "
"Nih pah telor"

Oudi mengisi piring papahnya dan menuangkan minum ke gelas besar papahnya.

"Cantik kemana aja tadi malam"
"Pergi bareng Ferdy pah"
"Papah tau, tapi kemana aja Ferdy bawa Cantik? "
"Oh, ke pasar malam pah"

Oudi menghabisi nasi dan telor yang ada di piringnya sambil tersenyum. Tak tau karena apa, mungkinkah gegara sang papah menanyakan kata ferdy.

Masih saja Oudi tersenyum, nasinya juga sudah masuk semuanya ke perutnya. Oudi tetap duduk di kursi makan untuk menemani sang papah.

"Tapi semalam Cantik ketiduran lho"
"Maaf pah, mungkin Cantik kecapean"
"Gak masalah kok. Cantik tau gak? "
"He apa pah? "
 
Papahnya mendekatkan wajahnya ke Oudi dan berbisik
"Ferdy yang ngantar Cantik ke kamar? "

Sontak Oudi terkejut dan mundur, hampir saja ia terjatuh dari kursinya, matanya membulat, bibirnya memaju.
"Papah kenapa biarin? "
"Yah masa papah yang gendong Cantik, Cantik taukan kalau papah udah gak semuda dulu"

Terus saja Oudi meninggalkan papahnya dengan pipi memerah. Ia sampai terjatuh saat menaiki tangga.

Oh malunya bukan?

Setibanya di kamar, Oudi memukul kasurnya yang tidak berdosa. Berteriak entah itu teriakan senang atau sedih atau mungkin malu.

"Berarti Ferdy dari bawah sampe naik tangga terus jalan sampe ke kamar gue digendong? What? Em pahlawan banget sih"

Ia lalu menepuk kepalanya karena masih sempatnya berpikir seperti itu.
"Is malu banget gue jir, o iya gue dah inget"

Semalam...

"Aduh berat juga ya lo"
"Hmm jangan pergi"

Dengan bahasa orang linglung Oudi menggertak.
"Cantik ternyata "
"Heh gue cantikkan"
"Iya, lo cantik bener gak nipu"

Oudi memeluk pinggang milik Ferdy. Terkejut, kaku itulah yang dirasakan Ferdy saat ini. Tetapi ia mencoba untuk rileks.

"Terus aja disini"
"Kenapa? "
"Biar lo lihat kalau kecantikan gue pas tidur bertambah "
"Bisa bisanya lo. Malah iler lo nanti yang kena ke gue"
"Mmmmm"

Oudi tetap saja menahan Ferdy, Ferdy pun hanya pasrah. Sampai Oudi hilang kesadarannya barulah Ferdy beranjak dari sana.

Sekarang ...

Oudi jijik terhadap kelakuannya semalam, bagaimana mungkin ia bisa berbuat seperti orang mabuk padahal ia tidak mabuk hanya saja dalam keadaan setengah sadar karena sakin ngantuknya.

"Okey tenangin jiwa dan raga. Huff Ferdy itu cuma sahabat lo doang Oudi"

Oudi menarik napas dan kembali ke meja makan, ia tak ingin memikirkannya lagi.

Berjalan menuruni tangga, bernyanyi dan melangkah dengan senang.
"Pagiku cerahku matahari bersinar, kugendong bonekaku di pekukku--"

"Papah lupa, semalam Ferdy ngasih Cantik boneka"
"Iya pah, dimana? "
"Itu papah letakin di kursi ruang tamu"

Boneka berwarna biru muda terpampang disana, segera Oudi mengambil dan memeluknya seperti yang tadi Oudi nyanyikan.
"Cantik antar ke kamar dulu ya pah"

Bintang Hati Bukan Bintang Sekolah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang