Rebutan?

5 2 0
                                    

Dengan hp di tangannya, Oudi lagi asik sendiri dengan bantal yang sedari tadi dipukul olehnya sekuat mungkin. Dari tadi sejak papahnya membiarkan Oudi untuk kembali ke kamar, ia hanya menatap hpnya.

Retretret
"Astaganagahh, hampir nih hp kebuang"

Oudi segera mengangkat telpon dari Ferdy.
Ferdy: p
Oudi: lo pikir ini wa
Ferdy: gimana, udah kasih nama
Oudi: buat siapa?
Ferdy: anak kita
Oudi: sembarangan, gue tampol tuh mulut besok
Ferdy: iye, sama bonekanya
Oudi: em belom
Ferdy: kasih nama fecan aja
Oudi: kenapa, gak bagus
Ferdy: ferdycantik
Oudi: lo cowok bodo
Ferdy: tau, fecan itu singkatan
Oudi: ohh gitu. Oke deh

Oudi menutup teleponnya sepihak. Dia cengengesan sendiri, menutup wajahnya yang kecil dan melihat dirinya di kaca.
"Uh cantiknya diriku"

Menatap boneka yang terduduk di pinggir kasur, kemudian dipindahkan ke tengah. Lalu dari tengah dipindahkan lagi ke ujung kanan, abis itu dipindahkan lagi ke ujung kiri.
"Hai Fecanku sayang, kamu mau dimana letaknya?"

Susah sekali Oudi meletakkan boneka pemberian Ferdy itu. Kini Oudi senyam senyum sambil mencium boneka itu.

Lima menit hanya itu pekerjaan Oudi, lalu ia terheran heran dengan apa yang baru saja ia lakukan. Sontak tangan Oudi memukul wajahnya sendiri.
"Gue lagi ngapain sih, aneh juga ya kalau gue seneng mulu. Ya tuhan gue ubah deh doa yang tadi, semoga banyak masalah yang datang padaku"

.....

Oudi berangkat sekolah bareng Ferdy. Setibanya di sekolah mereka dipisahkan oleh letak kelas yang jauhnya dari ujung ke ujung.
"Sampai jumpa nanti jam olahraga "
"Ihihi babay lebay"

.....

"Ish gue cemburu deh sama lo"

"Kenapa sepupuku tercinta?"

"Tadi kk Arka cari lo, sekarang lo dianter kk Ferdy pake moge,"

"Terus lo cemburu karena apa zayank"

"Gak peka lo"

Oudi menunjuk dirinya polos, alisnya kirinya naik. Apa yang dipikirkan Yuli.

"Gak peka apa? "

Satu tangan Yuli mendarat di dahi halus milik Oudi.
"Gilak lo yh"

"Masih waras kok Yul"

"Gak nanya, tapi ngasih tau doang"

Oudi menatap Yuli dengan bibir yang dikerucutkan. Ia benar benar tidak mengerti apa yang dimaksud Yuli.
"To the point deh"

"Bego banget jadi orang"

"Yul!!! Serius deh, gue beneran gak ngerti "

Karena sekarang kelas Oudi lagi sepi, Yuli bebas ngomong sekuat kuatnya. Ia juga bebas berbuat apapun pada sepupunya yang kini telah menjadi idola hanya karena dia dekat dengan bintang sekolah dan satu lagi karena memang sifatnya Oudi yang bar bar.

"Rebutan. Jelas"

"Rebutan siapa?"

"Kk Ferdy sama kk Arka"

"Lo kali yang gilak. Lo kenapa datang ke kelas gue"

Oudi mengganti topik pembicaraan dan bodohnya Yuli juga menyambut.

Bel masuk berbunyi, tapi Oudi dan Azka tetap di kelas.
"Nanti gue temenin ya' jualan"

"Gak perlu Oudi, nanti lo kepanasan di pasar"

Yah Oudi merengek Azka. Mereka keluar menuju barisan. Orang di kelas mereka tidak lagi heran, Azka yang pendiam sudah mau bergaul dengan perempuan walaupun masih sedikit.

Bintang Hati Bukan Bintang Sekolah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang