Rasa konyol

5 2 0
                                    

Tadi pukul tengah enam mereka berpisah. Sangat asyik sampai mereka berdua lupa waktu. Sempat Oudi tanyakan ada apa antara Arka dan dirinya, tapi Ferdy hanya menjawab bahwa hal itu tak perlu dipusingkan. Tentu saja Oudi tak percaya karena dari cara mereka bersitatap sungguh membuat merinding. Hm tapi apa boleh buat, Oudipun tak mau ambil pusing.

Saat papahnya pulang, Oudi sudah siap di meja makan dengan makanan yang sudah ia siapkan.
"Papah! Makan bareng dong"
"Sebentar yh, papah ganti baju dulu"

Oudi menyiapkan piring papahnya dengan serbuk cinta.
"Pasti papah seneng, hum wanginya masakan gue"

Papahnya sudah siap untuk makan. Dirasakannya telor yang sudah disiapkan Oudi tadi.

"Enak gak pah? "
"Enak. Cantik belinya dimana? "
"Ih papah. Ini tuh masakan Cantik! "
"Loh, udah pande masak nih anak kecilnya papah"
"Hmm, Cantik udah gede papah! "

Biasanya keluarga ini selalu membeli lauk di luar, tapi kali ini Oudi yang masak.

Selesai makan, Oudi pamit pada papahnya untuk pergi ke kamar untuk melaksanakan mmmm. Hpnya yang tadi ditinggal di kamar sudah meninggalkan beberapa notof dari wa.

"Waduh banyak yang chat nih"

Ada chat dari Yuli yang mengajaknya untuk bermain besok, Bila yang menanyakan tugas biologi, Salsa yang melucu. Tapi yang membuat Oudi terkejut hanya satu pesan.

Setia: yok ketemuan

Oudi cuma menatap hpnya, ia tak berniat untuk membalas chat dari Arka. Sampai ada chat yang membuat hatinya sangatsenang.

Lebay: aneyong
Oudi: 🤣
Lebay: why?
Oudi: lo yang kenapa
Lebay: malmingan kuy
Oudi: males gue
Lebay: yah. Kenapa
Oudi: malas ngelihat muka lo yang makin hari makin goblok
Lebay: 😭
Oudi: lebay
Lebay: sekali lagi malmingan kuy
Oudi: lo kan baru dari rumah
Lebay: malmingan kuy
Oudi: ish gak mau
Lebay: malmingan kuy

Akhirnya Oudi mengalah, lagian Oudi emang seneng kok. Cuma ngeselin Ferdy aja. Oudi segera bersiap siap. Dengan baju selutut berwarna krem dan rambut hitam panjang tidak diikat membuat Oudi semakin cantik saja. Ia menuruni tangga dengan senyuman terciprat di wajahnya.

"Pah Oudi mau pergi"
"Kemana? Cantik papah anter aja ya"
"Gak usah pa. Ada yang jemput kok"
"Siapa atuh neng? "
"Hihihi. Ferdy pah"
"Oh temen kamu yang datang kesini"
"Iya pah"
"Kalau sama dia mah papah jadi tenang"

Tintin
Suara klakson mogenya Ferdy terdengar. Oudi berlari sampai lupa mengucapkan pamitt pada papahnya. Sang papah cuma tersenyum sambil geleng geleng kepala. Anaknya itu pasti sedang kasmaran.

"Hayyuk"
"Mau kemana? "
"Jalan bareng lo"
"Tapi gue belum setuju"
"Hmm"

Ferdy langsung turun dari mogenya menuju Oudi. Senyumnya mengembang dan melakukan hal yang tidak sepatutnya dilakukan oleh seorang teman. Menggendong Oudi ala bridal style dan membawanya duduk di boncengan.

"Astaga dy, lo berdossa banget!! "
"Bodo amat"

Itulah kata yang terpikirkan Oudi untuk saat ini, padahal ia sudah mendengar jantungnya berdebar tak beraturan.

Dan kerlap kerlip lampu pasar malam membuat mata Oudi tersenyum. Yah namanya saja orang pindahan yang belum kenal dimana dan apa saja yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.

"Ngapain masih di boncengan? "
"Eh iyah, gue baru tau ada pasar malam disini"
"Makanya sering keliling bareng gue"
"Gue mau naikin semua wahana yang ada"
"Aman bos q"
"Hehehehe kali ini gue sengaja gak bawa duit"
"Huf yaudah, gue juga sengaja bawa kantong isinya berat bener"
"Yeyy, yok langsung aja"

Bintang Hati Bukan Bintang Sekolah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang