Katanya Regan vote nya jangan lupa:P
Komennya juga katanya Oliv nii.Happy reading💓
***
"CEWEK GUA NIH!"
Oliv lelah. Nafasnya mencengap. Dari awal masuk gerbang, hingga kini Regan membawanya keliling kelas hanya untuk memamerkan kalau dirinya adalah kekasihnya. Kenapa Regan sealay itu? Kalau ditanya apakah Oliv menyesal menerimanya, maka jawabannya adalah iya, sedikit.
"Gan gu—"
"Kelas 10, 11, 12 udah semua. Ahiya ruang guru! Kita belom kesana."
Oliv menyalang. Cowok ini.. benar-benar menguji kesabarannya. "Lo gila ki—"
Lagi lagi, Regan memotongnya. Ia langsung menggendong tubuh Oliv ala bridal style. Oliv memberontak turun namun tak bisa. Sampai diruang guru, barulah ia menurunkannya.
"Assalamualaikum bu, pak." salam Regan sopan seraya menyalimi punggung tangan Guru-guru didepannya. Diikuti Oliv. Tadinya ia ingin kabur, namun sudah terlanjur.
"Waalaikumsalam ada apa?" jawab Bu Erna mewakili kebingungan Guru-guru. Pasalnya baru kali ini Regan memasuki ruang Guru, biasanya kan diruang BK. Apalagi saat ini ia membawa seorang cewek.
Regan menarik Oliv. Merangkulnya. Lalu mengambil nafas dalam-dalam. "Jadi tujuan kita kesini.. Saya selaku murid tertampan di SMA Cendrawana ingin menyampaikan kalau Olivia Khanza Aileen kelas XI MIPA-6 sudah resmi menjadi pacar saya." ocehnya dalam sekali tarikan napas. Guru-guru cengo karenanya.
"Terus?" tanya mereka kompak. Detik berikutnya saling toleh-menoleh merasa takjub karna ucapannya bisa berbarengan.
"Tidak papa. Hanya sekedar info dipolesi pamer dikit. Siapa tau diantara Ibu Bapak ini ada yang masih jomblo. Malu bu, pak. Masa kalah sama muridnya sendiri. Sekian terimakasih, happy shoping Buu." Cowok bangor itu kembali menarik Oliv. Membawanya berlari sekencang mungkin, sebelum Guru-guru sadar dan meneriakinya.
Oliv menghentikan larinya saat merasakan sakit diperut kanannya. Membungkuk, meremas kuat perutnya itu. Regan menatap Oliv cemas.
"Lipp, lo sakit?!" tanyanya risau. Mendudukkan cewek itu dilantai.
"Gimana nggak sakit kalo disuruh lari terus bego!" gemas Oliv pada cowok yang kini berstatus menjadi pacarnya itu. Oliv pikir dengan mereka jadian, Regan akan menjadi sedikit waras. Namun ia salah, kenyataannya Regan malah semakin menjadi-jadi.
"Gue harus gimana biar lo nggak sakit?" tanya Regan lembut. Wajahnya terpampang begitu jelas kalau ia tengah khawatir.
Deg. Hanya mendengar suara Regan yang lembut, jantung Oliv berdegub lebih cepat. Apaa ini. Kenapa dirinya jadi ikutan lebay?
"Apa perlu gue jungkir balik? Jaipong? Tandak? Goyang itik? Bang jali? Dipilih Lipp. Request juga boleh." Regan berdiri. Siap menyembuhkan gadisnya.
Selamat jantung, lo kena prank batin Oliv.
"Dicariin taunya disini. Baguss yaa, sekarang balik! Semen mandornya masih banyak Gan." Keempat temannya tahu-tahu datang. Emang suka banget ngerusak suasana. Regan yang ingin bergoyangpun terpaksa diurungkan.
"Gue bukan kuli anying, tapi pangeran berkudanya Olipp EAAA."
Oliv terkekeh pelan. "Tapi bagi gue, lo bencana dikehidupan gue Gan." ujarnya membuat wajah Regan berubah masam. Lain dengan temannya yang tertawa heboh.
"Cekekk gue Ron, Cekek!" pekik Reza. Tanpa aba-aba Baron langsung mencekik kuat leher Reza, membuatnya kesulitan bernapas. Cukup lama, Baron akhirnya melepaskan tangannya dari leher cowok itu.
Nafas Reza kembang kempis disertai dengan batuk-batuk. Baron hampir membuatnya kehilangan nyawa. "Lo kenapa sih Ron? Salah gue dimana setan!"
"Waktunya kurang tepat boy, kalo mau ngomong gitu pas lagi liat yang romantis, bukan pas Regan dibilang bencana lo malah minta cekek." jelas Baron tanpa merasa bersalah.
Regan terharu mendengarnya. "Aaa sosweet, kamoeh belain akoeh nich?" ucapnya dilebay-lebaykan. Jangan salahkan mereka kalau mengkroyoknya. Regannya sendiri yang minta dikroyok.
Keempatnya menatap Regan sangar. Memutari tubuhnya. Posisi regan berada ditengah. Ia seperti tengah dikelilingi oleh manusia- manusia kanibal saat ini.
"Apasih anjirr gue smekdown satu-satu lo. Bini gue lagi sakit, mending panggilin temennya Olipp suruh kesini." Cowok itu menerobos keempat temannya, beralih mendekati Oliv yang masih setia menjepor dilantai. "Masih sakit?"
Oliv menggeleng pelan. "Iya dikit."
"Lo ngegeleng tapi iya itu gimana ceritanya?" heran Regan.
"Bacot banget jadi cowok. Lakuin apa kek, hidup lo nggak bermanfaat banget bagi orang lain Gan," sahut Baron.
"Sengaja Ron, biar nggak dimanfaatin sama orang lain." Regan menaik turunkan alisnya. Cowok ini selalu saja punya jawaban. Sepertinya jika ada lomba adu bacot, sudah dipastikan Regan yang menang.
"Ooliiiv lo nggak papa?!" teriak Claudia melengking. Meraba-raba tubuh sahabatnya itu cemas.
Oliv mengernyit bingung "Kok kalian bisa kesini?" tanyanya pada kedua temannya.
"Kenzo nge dm gue, katanya lo sakit." jawab Amira membuat Oliv menatap Kenzo.
"Lo-"
"Hm." potong Kenzo bergumam.
"Wih Kenzo diem diem perhatian, hati-hati lo Gan," Baron tertawa jenaka. Namun Regan justru menganggapnya serius.
"Lo beneran nggak suka Olip kan, Ken?" Entahlah, Regan merasa ada yang janggal pada temannya ini. Ia juga sering melihat Kenzo menatap Oliv dengan pandangan yang berbeda.
"Ngapain?" tanya Kenzo balik. Rautnya masih datar.
Regan membuang jauh pikiran kotornya. "Sorry. Nggak mungkin juga sih lo suka pacar temen sendiri, ya kan? Haha."
Lo salah batin salah satu diantara mereka
"Ja oo ja, diem bae. Ada bebeb Mira lho padahal," goda Baron pada Reza. Reza mengalihkan wajahnya malu.
"Udah putus," ujar Reza blak-blakan.
Baron kerkesiap. "Eh serius berapa lama?"
"Sebulan," sahut Amira malas.
Regan menggelengkan kepala takjub "Busett itu pacaran apa tagihan listrik."
"Nyessek njirr, diputusin cuman gara-gara gue uplod story snack video." Reza menampilkan wajah sesedih mungkin. Siapa tau Amira iba dan mau mengajaknya balikan.
"Bodo amat. Gue nggak suka cowok alay." tutup Mira. Mengajak kedua temannya itu pergi dari sini.
***
Tbc
Aku up tengah malem karna emang lagi ga sibuk + otak juga kalo malem gini jadi encer wkwk😂
Kalian jangan pelit" dong ngasi votenya hehe:)
.
.
.
See u next chapter💕
KAMU SEDANG MEMBACA
REGANOLIV
Teen Fiction[part lengkap & belum direvisi] Membuat orang naik pitam adalah hobi Regan. Sehari tidak membuat orang emosi rasanya tidak afdol. Ibarat sup tanpa micin, hambar bro! Namun, akibat dari sifat menjengkelkannya itu, alhasil ia jadi sering dikroyok mass...