18. Laris Manis!

3K 403 28
                                    

"Liv gue lebih seneng liat lo ngomel daripada diem gini." Rey menahan lengan Oliv lantas ditepis kasar olehnya.

"Liv, sumpah itu bukan abang," lirih Reynald.

Oliv hanya melirik sekilas, ia jadi merasa kasihan lantaran Rey sedari kemarin terus meminta maaf. Jika bukan Rey, lalu siapa?

Oliv menghembuskan nafas berat "Iya gue percaya."

Rey yang tadinya merosot kini kembali tegap dengan kedua sudut bibir terangkat "Makasih," ujar Rey seraya mendekapkan Oliv kedalam pelukannya.

Oliv membalas pelukan Rey "Maaf ya bang, gue udah nuduh lo yang enggak-enggak."

***

"Muka lo kok nekuk gitu sihh, ada apaa? sini ceritaa kebiasaan dipendem sendiri," ucap Claudia diangguki Mira.

Oliv mengangguk, ia mulai menceritakan secara detail bagaimana kejadian kemarin mengenai Regan. Kedua temannya tidak terkejut, karena Regan sudah pasti memiliki banyak musuh dimana-mana.

"Yaelah udah biasa ituu." Mira menyubit pelan hidung Oliv.

"Jadi ceritanya lo khawatir niih," goda Claudia.

"A-apaan sih nggak!" elak Oliv.

Bertepatan setelah mereka membincangkan Regan. Regan dan keempat antek-antek nya berjalan tak jauh didepannya.

Claudia berteriak jahil, "REGAAN!  TADI OLIV—"

Teriakan Claudia terpotong kala Oliv menariknya kasar. Ini dampaknya jika Oliv menceritakan pada Claudia yang mulutnya lebih ember daripada ember.

"Kemarin hari terakhir gue neraktir lo. Sekarang sampe seterusnya gak lagi!" sungut Oliv membuat Claudia nanap.

"E-ehh gak bisa gitu dong liv," sorong Claudia sembari mengejar kedua teman-Nya yang telah mendahuluinya.

***

Regan dan keempat sohibnya saat ini sibuk memasarkan bulpen hasil nyolongnya itu dengan harga mahal. Dan bodohnya cewek-cewek tersebut banyak yang minat padahal sudah jelas-jelas bulpennya budukan.

"Yook bulpen bekas Regan harga asli 20 ribu kita jual cuman 30 ribuu buruann!"

"Akuu kakk."

"Gue duluan."

"Antriii woiii kasian sitampan ini suapp kepanasan." Regan mengelap keringat didahinya dengan dilebih-lebihkan.

"Kalo bulpen yang inii bekas dicium Kenzo—" ucapan Baron terhenti,  cewek-cewek tersebut semakin heboh dan ingin merampasnya darinya. Gue tambain ah.

"Okee karena ini bulpen antikk, dicium mas Kenzo yang dinginn dingin cuek uhh idamann, jadi harganya 45 ribu." 

Mendengar itu mereka diam beberapa saat, detik selanjutnya kembali ricuh.

"Yeayyyy gue dapettt, kak Kenn ini serius abis kakak cium bulpennya?" tanya adik kelas pada Kenzo.

Kenzo terkesiap, ia lalu menoleh kearah temannya yang sudah melototi dirinya "Iya," jawab Kenzo malas.

Mata adik kelas itu berbinar, "Aaaa seneng bangettttt!"

"Ehh tunggu deh, kok kayak bulpen gue sih," celetuk salah satu siswi sembari melihat bulpen yang dipegang adik kelas tersebut.

Baron melebarkan matanya, gawatt kalau sampai ketahuan jika bulpen yang mereka jual adalah ilegal, bisa  bangkruttt usahanya.

"Ngarang lo! dekk sana pergii dia tuh pengen ngambil dari kamu lhoo," tutur Baron, dengan polosnya adik kelas tersebut percaya dan melesat pergi.

REGANOLIVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang