1 September 2022, 13.30 JST
"Ryuga, apa kau mengenal seseorang yang membencimu?" belum sempat Ken mengeluarkan kata-katanya, gadis berbaju pink itu sudah menyelanya. "M- maaf," entah pada siapa maaf itu Ayuri tujukan. Entah untuk pertanyaan sensitif yang ia tanyakan pada Ryuga atau pada Ken karena ia sudah menyelanya.
"Bagaimana kau tahu aku akan menanyakan itu?" tanya Ken.
Ayuri menggeleng, "Tidak, aku sama sekali tidak tahu. Aku hanya-"
"Aku tidak peduli apa alasanmu," ucap Ken menyela kata-kata Ayuri. "Jadi Ryuga apa kau tahu siapa seseorang yang mungkin membencimu?"
"Itu..."
"Cepat jawab!" ucap Ken mendesak.
Ryuga memegangi kepalanya yang mendadak terasa pening. Pertanyaan itu sebenarnya tidak sulit. Mungkin ia bisa langsung menjawabnya. Yang membuatnya bingung adalah, apa dugaannya kali ini benar? Jika benar, apa ia sanggup mempercayai dugaan itu.
Flashback Mode : On
15 November 2012
"Ibu," seorang anak laki-laki berusia 12 tahun memeluk tubuh sang ibu yang terbujur kaku di atas ranjang rumah sakit.
"Ryuga, tenanglah Nak," pria berusia sekitar kepala lima yang tak lain ayah dari bocah bernama Ryuga itu mengusap kepala anaknya. Mencoba menenangkannya di saat ia juga tengah merasakan kesedihan yang sama.
Satu minggu setelahnya, Ryuga bahkan masih merasakan pedihnya ditinggalkan oleh sang ibu. Ia benar-benar merasa bersalah tak berada di sisi ibunya di saat-saat terakhir. Tapi seperti yang ayahnya selalu katakan, "Abaikan yang sudah berlalu, tetaplah berjalan ke masa depan," Ryuga kecil mencoba menjalani kehidupannya seolah semua baik-baik saja.
Tangan gadis remaja berusia 17 tahun tiba-tiba mendarat di pipi Ryuga. Bukan tangkupan yang bisa meredakan sedih, melainkan tamparan.
Kakak perempuannya sekarang berdiri di hadapannya dengan tatapan yang begitu mengerikan. "Kak?" Ryuga kecil menatap tak percaya kalau benar-benar sang kakak lah yang berdiri di hadapannya.
"Berhenti memanggilku kakakmu! Kau bahkan bersikap seolah-olah kepergian ibu tidak ada artinya bagimu! Aku benar-benar membencimu!"
Flashback Mode : Off
"Aku-" Ryuga mencoba mengatur napasnya saat kilatan masa lalu itu terputar jelas di kepalanya. "Aku tidak tahu," jawabnya berbohong. Tapi tentu saja Ken tidak mempercayainya semudah itu. Sudah jelas dari gerak-gerik Ryuga yang menunjukkan kalau ia tengah berbohong.
"Kau pikir kau bisa membodohiku?!" Ken mendorong Ryuga hingga pria berkaus merah itu terdorong ke belakang.
"Aku akan mencarinya, kau tidak perlu ikut campur!" Ryuga yang masih dipenuhi ketidakpercayaan mendorong balik tubuh Ken menjauh darinya. Ryuga langsung berlari pergi, meninggalkan keempat temannya dalam kebingungan.
"Ck, pria sepertinya memang tidak bisa diandalkan," Ken segera pergi meninggalkan keempat Kiokunger lainnya dengan kekesalan. Ia berharap kedatangannya bisa mendapat jawaban atas pertanyaannya mengenai target Kokuma berikutnya, tapi ia hanya membuang waktunya.
"Apa ada yang Ryuga sembunyikan dari kita?" tanya Ayuri.
"Aku rasa," jawab Hiroki dingin.
"Apa menurut kalian, Ryuga sebenarnya sudah tahu siapa yang sebenarnya menjadi pemegang kontrak dengan Mogui itu?" tanya Saki lagi. "Hei, Yuuto, bagaimana menurutmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jikan Sentai Kiokunger
General FictionSangat sangat slow update... --- Sebuah ancaman mengancam kelangsungan masa depan umat manusia. Para pencuri ingatan atau yang disebut "Mogui" menghancurkan segel dan berhasil lolos dari segel yang dibuat Yura-Hime di Masa Depan. Mereka datang dari...