Episode 32 // Di Sebalik Topeng

49 5 2
                                    

Minggu, 11 September 2022 - 07.00 JST

Satu hari "liburan" telah berlalu diisi dengan pertarungan yang cukup melelahkan. Memang benar, mereka mungkin bisa berlibur dari rutinitas sehari-hari mereka sebagai manusia pada umumnya, tapi tidak berlibur dari tugas mereka sebagai Kiokunger.

Di hari kedua liburan, mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka. Meski sebenarnya Yuuto dan Saki masih belum sepenuhnya pulih dari luka yang dialami akibat pertarungan kemarin, mereka tak ingin menyia-nyiakan waktu yang diberikan Yura-Hime. Sehingga rencana liburan pun kembali dilanjutkan.

"Kemarin benar-benar hari yang melelahkan." Yuuto menyandarkan kepalanya di jendela mobil. Menikmati pemandangan dedaunan hijau yang mengiringi mereka sepanjang perjalanan.

"Kau benar. Akhir-akhir ini Mogui lebih sering menyerang," ucap Saki.

"Omong-omong, mobil terasa lebih sunyi karena hanya kita berempat yang ada di sini," ucap Yuuto.

"Aah, kau benar." Ryuga membenarkan pernyataan Yuuto sembari mengemudikan mobilnya menuju tempat tujuan.

.
.
.

Semilir angin meniup helaian rambut Ayuri. Suasana pemakaman yang penuh ketenangan, memberikan kesan khidmat baginya yang tengah menemani Miho, tentunya dengan pengawasan dari perawat rumah sakit untuk pergi berziarah ke makam gadis bernama Kawamura Reika. Mengingat kasus Mogui kemarin, yang secara tak sengaja melibatkan gadis itu, Ayuri ingin menyelesaikannya. Ia juga mempertemukan Miho dan bibi Kawamura, membuat keduanya saling meminta maaf untuk melepaskan masa lalu.

Dari kejauhan, diam-diam Ken tersenyum melihat pendekatan yang dilakukan Ayuri. Perlahan dirinya mulai terbuka dengan anggota Kiokunger di masa ini. Cenderung berbeda memang, suasana yang ia dapatkan ketika bersama dengan anggota lain dibandingkan ketika ia bersama rekan-rekannya dahulu.

"Dia tidak seceroboh yang kau pikirkan, bukan?"

Ken menoleh saat suara seorang wanita terdengar mengajaknya bicara. Terlihat Shengyin berdiri di sebelahnya dengan arah pandang ke arah Ayuri.

Ken melirik sinis. Meski ia bisa beradaptasi dengan keberadaan Kiokunger yang baru, ia masih sulit beradaptasi dengan kehadiran Shengyin, yang notabene-nya adalah rekan seperjuangannya dulu.

"Ada apa? Kau terlihat tidak senang," ujar Shengyin.

"Bukan apa-apa. Dari mana saja kau?"

Shengyin kembali mengarahkan pandangannya pada Ayuri. "Aku mengamatinya. Dia tumbuh sangat cepat, jauh lebih kuat dari saat pertama aku melihatnya. Begitu juga yang lain. Kau juga sudah bisa menerima kehadiran mereka, bukan?"

"Bukan urusanmu."

"Tentang Tomoka.. kau masih belum merelakannya?"

Tatapan tajam langsung diberikan percuma oleh Ken. Shengyin benar-benar mengusik ketenangannya. Sudahnya Ken belum bisa menerima kehadiran wanita itu, ditambah wanita itu kini mengusiknya dengan masa lalunya.

Shengyin terdiam kaku dengan tatapan terkejut saat Ken menatapnya tajam. Tidak, bukan terkejut karena tatapannya, ada hal lain yang dirasakannya sehingga membuatnya memilih menunduk. "Maaf, aku terlalu mengganggumu."

Ken terdiam, namun tidak benar-benar diam. Hati dan pikirannya masih mencoba bersinkronisasi dengan rentetan kejadian yang terjadi akhir-akhir ini, hingga yang terjadi di hadapannya saat ini.

"Ayuri!" Shengyin berjalan menghampiri Ayuri, meninggalkan Ken yang masih terdiam dengan kepalanya yang dipenuhi pemikiran-pemikiran rumit.

.
.
.

Jikan Sentai KiokungerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang