Ryuga, Yuuto dan Saki masih berada di lorong waktu. Mereka masih melawan beberapa Mogui yang menghalangi mereka. Mereka menembaki satu persatu Mogui tersebut hingga akhirnya mereka bisa lolos dari lorong waktu. Mereka keluar dan mengembalikan Kioku Car.
Mereka menatap hamparan tanah berwarna putih seputih salju di hadapan mereka. Sebuah kastil menjulang megah ditengahnya.
"Ayo kita masuk!" baru selangkah mereka berjalan, seorang Mogui hampir melihat mereka dan mereka langsung bersembunyi.
"Sial! Kenapa harus ada Mogui disini?!" Saki membekap mulut Yuuto yang bicaranya sangat keras.
"Pelankan suaramu!"
Ryuga masih memperhatikan celah untuk mereka masuk kedalam Kastil Waktu yang dijaga ketat.
.
.
.12.00, Rumah Sakit Universitas Tokyo
Sementara di Bumi masih belum ada tanda tanda kemunculan Mogui itu, dan Hamada masih sama. Ia hanya menatap kosong ke langit langit kamarnya. Hiroki terus memantau pasiennya itu khawatir terjadi sesuatu.
"Apa aku terlalu keras padanya?" Hiroki memainkan pulpen yang sedari tadi dipegangnya. Pikirannya melayang ke kejadian yang baru ia alami bersama Ayuri beberapa jam yang lalu.
Flashback Mode: On
"Kenapa kau bersikap seperti ini? Kenapa kau bersikap seolah tidak ada apa apa?! Sekarang kita dihadapkan dengan musuh yang bahkan diluar dugaan akan pikiran kita dan kau masih berpikir untuk santai dan makan siang?!" bentaknya. Hiroki menatap mata Ayuri tajam. Napasnya memburu karena kesal. Ia melihat tangannya yang masih digandeng Ayuri. Menyadari hal itu, Ayuri langsung melepasnya dan menurunkan pandangannya.
Flashback mode: Off
"Apa ia menangis karenaku?" batinnya. "Sudahlah, aku tidak perlu mengkhawatirkannya."
.
.
.Kastil Waktu.
"Kenapa begitu banyak Mogui disini?" Yuuto masih dengan ocehannya.
"Sst, diamlah!" Ryuga mengisyaratkan agar Yuuto berhenti mengoceh.
"Eh, Ryu-Chan, kenapa kita tidak menyerang langsung?" tanya Yuuto.
"Kau ini tidak waras ya? Kita kalah jumlah dan pasti langsung kalah di tangan mereka," jawab yang ditanya.
"Tapi mereka tidak akan menyerang sesama bukan?" Ryuga dan Saki menatap Yuuto bingung.
"Apa yang sebenarnya dipikirkan Yuuto?" batin mereka berdua.
"Kalian pasti bertanya dalam hatimu apa yang kupikirkan sebenarnya kan? Mengakulah," godanya dengan senyum sok manisnya itu.
"Cih, menyebalkan," Saki langsung membuang muka.
"Memangnya apa yang kau pikirkan?"
"Tunggu sebentar!" Yuuto merogoh ranselnya dan mengeluarkan beberapa barang. Di antaranya kardus, gunting, lem, krayon dan jaket bercorak seperti Mogui. "Tada!!" Yuuto menunjukkan barang yang dibawanya. Ryuga dan Saki hanya menatapnya penuh tanda tanya.
"Apa yang akan kau lakukan dengan itu?" tanya Ryuga.
"Sebentar!" Yuuto masih asik menggunting gunting dan mewarnai kardusnya.
Ryuga melihat jam tangannya. Sudah lima belas menit karibnya ini menggunting, mewarnai dan menempel yang bahkan ia tidak tahu itu untuk apa.
"Selesai!!" Saki dan Ryuga dibuat bingung olehnya. Kardus yang sedaritadi diguntingnya hanya dibentuk seperti kepala Mogui? Eh tunggu, Ryuga melihat kardus dan jaket yang dibawanya dan mulai menyadari apa rencana sebenarnya sang karibnya satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jikan Sentai Kiokunger
Ficción GeneralSangat sangat slow update... --- Sebuah ancaman mengancam kelangsungan masa depan umat manusia. Para pencuri ingatan atau yang disebut "Mogui" menghancurkan segel dan berhasil lolos dari segel yang dibuat Yura-Hime di Masa Depan. Mereka datang dari...