6 Juni 2022
08.00 JST, Universitas TokyoHampir satu bulan berlalu tanpa gangguan dari pasukan Mogui. Entah ini suatu hal yang baik atau tidak tapi intinya waktu yang cukup panjang ini sudah cukup bagi Kiokunger untuk memulihkan diri dari luka akibat pertarungan terakhir.
"Entah apa yang terjadi padaku. Aku rasa menjadi Kiokunger itu cukup melelahkan. Ah, sudahlah."
Ryuga melepaskan earphone yang sedari tadi menyumbat telinganya. Ia memandang lurus dari jendela kelasnya. Pemandangan Tokyo yang rapih dengan gedung-gedung tinggi memenuhi pandangan matanya.
"Sebentar lagi aku akan melaksanakan tugas akhir. Apa menjadi Kiokunger tidak akan mengganggu pendidikanku?"
Ia arahkan pandangannya ke arah Yuuto yang tengah asik menata rambutnya. Begitu juga Saki yang tengah bergelut dengan penelitiannya untuk tugas akhir. Mereka bertingkah seolah tak terjadi apa-apa.
"Entahlah, mungkin hanya aku yang merasakannya."
.
.
.08.00 JST, Panti Asuhan Yoshinaga
"Sensei!!!" suara anak-anak yang bahagia terdengar ketika pintu terbuka. Terlihat sosok Ayuri yang repot membawa beberapa tas berisi belanjaan masuk ke dalam.
"Ayuri-chan, apa ini, kau repot-repot datang ke sini? Bukannya sekarang kau harus kuliah?" Bu Yoshinaga membantu Ayuri membawa belanjaannya.
"Ah, tidak apa. Lagipula aku sedang kebetulan lewat, sekalian saja mampir kesini. Aku merindukan mereka," Ayuri meletakkan tas dan beberapa buku bawaannya di meja sambil melihat wajah bahagia anak-anak panti asuhan yang senang karena kedatangannya.
"Ayuri-sensei!" seorang anak memanggilnya.
"Hm? Ada apa?"
"Ada orang di sana!" mata Ayuri mengikuti arah pandang anak itu yang menunjuk ke arah pintu yang setengah terbuka.
"Iyakah?" Ayuri berjalan ke arah pintu dan membukanya. Sosok pria dengan kemeja biru berdiri di hadapannya yang tak lain adalah Hiroki.
"K- kau?" ujarnya bingung, "Kenapa kau ada di sini?"
"..." hening. Hiroki sama sekali tak menggubris pertanyaan itu.
"Hei!"
"Aku hanya sedang kebetulan lewat," Hiroki membelokkan badan dan meninggalkan panti.
Ayuri mengerucutkan bibirnya. Ia sebal pertanyaannya dijawab seperti itu.
"Apa-apaan dia ini," ocehnya.
"Apa dia pacarmu, Sensei?" goda salah satu anak padanya.
"Hei, apa-apaan kau ini," Bu Yoshinaga mencubit kecil anak itu, anak itu hanya tertawa kecil.
Ayuri bisa merasakan pipinya yang menghangat. Mungkin pipinya sekarang semerah tomat yang baru matang. Detak jantungnya mendadak berdetak sangat cepat. Ia tak bisa menahan bibirnya agar tidak tersenyum.
"Sensei, lihatlah wajahmu seperti tomat haha," ledek anak-anak di panti tersebut. Bu Yoshinaga hanya menggeleng-geleng menghadapi kelakuan anak-anak di pantinya.
Ayuri mencoba menormalkan detak jantungnya. Ia menarik napas panjang lalu menghembuskannya cepat. "Dia bukan pacarku," elak Ayuri. Ia tersenyum kecil saat menjawabnya.
"Sungguh?"
"Hei anak-anak, kalian sudah mendengarnya langsung bukan? Apa kalian meragukan sensei kalian?" ucap Bu Yoshinaga membela Ayuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jikan Sentai Kiokunger
Ficção GeralSangat sangat slow update... --- Sebuah ancaman mengancam kelangsungan masa depan umat manusia. Para pencuri ingatan atau yang disebut "Mogui" menghancurkan segel dan berhasil lolos dari segel yang dibuat Yura-Hime di Masa Depan. Mereka datang dari...