•17

1.6K 207 50
                                    

"Aku tak pernah berhenti mencintaimu. Aku hanya berhenti menunjukkannya." Lee Jeno
.
.
.
.
.
.
.
.
.

~o0o~

Jeno mengepal kan lengannya kemudian dia berjalan menghampiri Yoora. Dari arah pandang Jeno dia tidak mengetahui siapa laki-laki yang sedang memeluk tubuh istrinya.
Urat yang berada di lengannya sudah terlihat. Rahang wajahnya pun terlihat.

Jeno menarik tubuh Yoora dengan cara menarik lengan wanita itu dan menggenggamnya, sehingga melepaskan pelukan Jeonghan dan Yoora, wajah wanita itu nampak kebingungan.
Jeno memperhatikan pria yang tadi memeluk tubuh istrinya dia sangat terkejut mengetahui bahwa itu adalah Jeonghan. Lengan Jeno masih setia menggenggam salah satu lengan wanita itu.

"Jeonghan Hyeong, sedang apa disini? "

Jeonghan tertawa, dia berfikir pertanyaan apa itu. Seharusnya dia sudah tahu apa yang orang lakukan jika di super market. "Kau bertanya lagi?"

"Maksud ku, kenapa memeluk tubuh istri ku?" tanya Jeno, dirinya protes bagaimana bisa orang lain memeluk tubuh istrinya.

"Apa tidak boleh?"

Jeno tidak tahu harus menjawab apa saat ini, tubuhnya reflek membeku mengapa dirinya marah ketika Yoora di peluk oleh Jeonghan.

Yoora melepaskan genggaman Jeno, "sudah hentikan jangan berdebat cukup tadi aku jadi tontonan publik, kalian jangan terutama kamu Jeno." Yoora melerai perdebatan kecil antara Jeonghan dan Jeno.

"Bagaimana jika kita makan saja? Kebetulan aku belum sarapan," tawar Yoora memang sedari tadi perutnya sudah berbunyi, niat dirinya berbelanja disini agar ia bisa memasak untuk sarapan. Namun waktunya disita oleh keributan tadi. Jeonghan dan Jeno tidak menjawab oleh karena itu Yoora menarik lengan keduanya menuju luar area tempat daging dan sayuran.


Setelah membayar belanjaan saat ini Yoora, Jeno, dan Jeonghan sudah menginjakan kakinya di salah satu restoran cepat saji.

Kejadian saat tadi Jeno sudah tahu karena Jeonghan yang menjelaskan. Awalnya Jeno tidak percaya namun kata-kata Jeonghan berhasil membuat Jeno terdiam.


Sudah sekitar 10 menit mereka hanya diam dan menatap satu sama lain tidak ada topik untuk di bicarakan. Hal itu membuat Yoora sangat bosan.

"Jen-"

Ucapan Yoora terpotong oleh suara deringan ponsel Jeno. Dengan segera Jeno meraih ponsel yang sedari tadi berada di atas meja. Jeno keluar dari kursinya dan menyendiri untuk mengangkat telepon yang mungkin terlihat sangat penting. Firasat Yoora sudah tidak enak, ada apa ini?

Jeno berlari tergesa-gesa menuju kursi yang di duduki Jeno dan Jeonghan, wajahnya sudah tidak bisa di deskripsikan di tambah saat ini ia memakai masker.

Yoora bertanya, "ada apa? Mengapa wajahmu sangat menyeramkan."

"Tidak usah bertanya, aku pergi dulu. Makanan akan dibayar oleh ku, Permisi. " Jeno berlari menuju luar restoran cepat saji itu dengan cepat. Dia meninggalkan istrinya dengan Jeonghan, ternyata firasat Yoora sudah benar ada hal yang tida mengenakan terjadi.

"Tidak apa-apa aku yakin," ucap Jeonghan berusaha menenangkan Yoora yang terlihat gelisah. Bagaimana tidak wajah Jeno sesudah menerima telepon sangat tidak bersahabat.

Married With Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang