•22

1.6K 184 38
                                    

"Saling mencintai itu di rasakan oleh kedua pihak, bukan hanya satu belah pihak saja."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~o0o~

Mata mereka bertemu di cermin yang sama, Jeno yang sudah siap untuk di pakaikan make up dan Yoora yang sudah siap meloloskan sedikit bedak di wajah Jeno. Namun dirinya (Yoora) kembali terpaku ketika mengingat kejadian semalam yang sangat amat aneh. Begitu pun dengan Jeno, ada perasaan yang sangat aneh menerpanya ketika melihat Yoora sendirian semalam. Ada perasaan apa sebenarnya bukan kah dirinya sudah berjanji untuk tidak kembali respect kepada Yoora karena perjanjian sial itu?

Yoora mengalihkan pikiran nya dengan memakaikan Jeno bedak, kulitnya tidak terlalu halus terlalu sering di pakaikan make up. Jika di perhatikan lebih jelas rambut Jeno pun terlihat bercabang karena terlalu sering berganti warna rambut, mau tidak mau harus Jeno lakukan demi para penggemar dan perusahaan. Step terakhir make up biasanya memakai lipstik, Yoora memilih warna lipstik natural untuk Jeno. Lipstik itu terbuka, dengan perlahan Yoora mendekatkan wajahnya kepada wajah Jeno agar lebih teliti. Ketika nafas mereka bertemu, mereka pun mengalihkan pandangannya kearah lain seolah sadar berada di posisi tadi adalah kesalahan.

"Sudah," ucap Yoora. Dirinya mengembalikan lipstik ke tempat semula. Yoora bernafas lega karena sesi make up sudah selesai jujur jantung Yoora berdetak sangat kencang.

"Terimakasih, ternyata bakat make up mu masih ada. Jika anak ku nanti perempuan akan kan menurun bakat itu?" Jeno menunjuk kearah perut rata milik Yoora, tidak terasa sudah 2 bulan kandungan Yoora.

"Maksud mu kandungan ku?" tanya Yoora memastikan dirinya tidak ingin salah paham.

Jeno mengangguk, "lalu kepada siapa aku berbicara hanya ada kamu disini."

Jika Yoora sedang bermimpi dirinya memohon untuk tidak bangun, dirinya ingin tidur lebih lama. Namun jika memang ini kenyataan, Yoora mohon agar seperti ini seterusnya.

Ceklek...

Gadis cantik dengan pakaian sederhana masuk, rambutnya dibiarkan terurai sangat indah di pandang. Kulitnya yang putih, bibir nya yang pink membuat siapa pun yang melihat akan terpana. Kim Yubin adalah gadis itu, gadis yang baru menginjak umur 17 tahun.

"Hai, Jeno Oppa!" sapa Yubin ramah, dirinya membungkuk ketika melewati Yoora.

"Hai Yubin, sudah selesai make up nya?" balas Jeno ramah tidak lupa Jeno senyum yang terukir di wajah Jeno hingga matanya hampir tertutup.

"Oppa kata Produser Kim kita akan melakukan adegan berkebun, aku rasa akan menyenangkan, aku dulu sering membantu ibu berkebun." Yubin tertawa.

"Bagus, ternyata kau sudah berpengalaman," balas Jeno, dirinya pun ikut tertawa entah apa yang lucu.

Selama 10 menit kehadiran Yoora tidak di anggap dirinya bagaikan patung di sana, Yoora memilih untuk keluar ruangan sebelumnya Yoora sudah merapihkan kembali alat make up yang berantakan di atas meja. Lampu make up nya pun sudah Yoora matikan. Yoora berjalan menuju pintu sembari menenteng tas make up nya. Yoora menunduk ketika membuka pintu, ketika pintu terbuka dirinya melihat sosok yang di kenalnya bukan kah itu Jaemin? Sedang apa dia di sini?

"Jaemin?" tegur Yoora, "sedang apa disini?" lanjut Yoora bertanya.

Jaemin menengok mencari arah suara, sebelum mendengar suara itu Jaemin menghadap kearah luar bukan kearah pintu.

Akhirnya Jaemin menemukan asal suara itu, dirinya "Yoora, apa kabar?" tanya Jaemin.

"Roller coaster," jawab Yoora.

Married With Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang