Pagi hari yang dingin menyapa Umbrella Academy. Rumah ini cukup penuh dalam beberapa hari ini.
Bagaimana tidak penuh? 43 orang di satukan dalam satu rumah. Sangat sumpek. Untungnya beberapa orang tidak tinggal di sini. Mungkin hanya tinggal setengahnya pada pagi ini.
Namun ketika malam atau saat rapat atau tidak saat sedang keadaan genting mereka akan berkumpul di rumah ini.
Ya singkat saja, rumah ini tidak sepi karena sering dihuni. Ada banyak orang yang tinggal di sini.
Termasuk Ilaria yang kini baru terbangun dari tidur cantiknya. Ilaria bahkan tidak sadar kapan ia tidur dan bagaimana bisa ia tidur di atas kasur yang empuk. Serta bagaimana ia bisa menggunakan gaun tidur.
Ilaria melirik sekitarnya. Sebuah kamar yang minimalis. Dinding bercat hijau yang berisi perhitungan dan rumus rumus yang memusingkan. Dan yang lebih aneh ada manekuin dengan sebelah tangan.
Ilaria turun dari kasurnya, ia baru menyadari bahwa dan menyentuh manekuin itu. "Kenapa patung jelek disimpan di sini?" gumamnya kecil.
"Kalau Five mendengarnya ia pasti akan marah besar, mungkin dia akan membunuhmu. "
Ilaria menoleh kaget ke arah pintu. Ia bahkan tidak sadar ada orang yang tengah menyender di palang pintu.
"Diego," ucapnya sembari memainkan pisau ditangan. Agak ngeri memang, tapi Ilaria sudah terbiasa melihat hal aneh sekarang.
"Ilaria, " ia menjawab singkat. Gadis itu tidak tertarik pada om-om brewokan seperti Diego. Apalagi lelaki itu terlihat so jagoan. Ilaria tidak suka, ralat kurang suka.
Mendengar jawaban Ilaria yang begitu singkat. Diego kemudian berdecak. "Kau pasti mencari Five? Anak itu terbaring di ruang kesehatan,"
Ilaria tersenyum tipis. "Aku ingin bertemu bocah itu! " ucapnya semangat.
•••
Diego akhirnya mengantarkan Ilaria pada Five. Lelaki itu masih berbaring di ranjang khas rumah sakit.
Ilaria memanyunkan bibirnya. Ia sungguh butuh penjelasan dari mulut Five secara langsung.
Ilaria bukan tipe orang yang mudah bersosialisasi. Ketika banyak orang, ia tak tahu harus mengatakan apa. Jadi dia tidak bisa memulai suatu percakapan.
Kemarin ia sedikit shock ketika hampir puluhan orang mengerubuninya. Menjadikannya sebagai pusat perhatian.
Lantas yang bisa ia lakukan sekarang hanya menunggu Five terbangun dari tidurnya.
Ilaria memperhatikan wajah Five yang tengah terlelap itu. Tampan, menurutnya.
Rambut yang halus, hidung yang mancung, tulang pipi menojol, dagu yang runcing nan tegas, serta bibir yang seksi.
Tanpa sadar ia menyentuh, Ilaria membelai wajah Five pelan. Kemudian ia kembali menyentuh bibir Five.
"Your lips are sweet and make me addictive, can i kiss u sir? "
Tanpa persetujuan gadis itu mengecup bibir Five. Merasa hanya membuang waktu duduk di sini dan memperhatikan lelaki itu. Ilaria berniat mengintari kawasan rumah ini.
Tetapi tangannya dicengkram dan ditarik, membuat ia terjatuh seketika pada tubuh Five.
Wajah mereka kini sangat dekat. Hembusan nafas Five bahkan terasa di wajah Ilaria.
"Mencium tanpa izin? Sangat tidak sopan," ungkapnya masih dengan suara khas anak lelaki yang baru bangun tidur, deep voice.
Ilaria jadi salah tingkah dibuatnya. Five berusaha untuk tidak tersenyum. Entah mengapa melihat gadis cantik yang imut ini kembuat Five sedikit bersemangat.
"Excuse me, can i kiss you?" tanya Five.
Ilaria yakin sekali lelaki itu meledeknya.
Five ternyata tidak bermain-main soal izin mencium itu. Lelaki itu kini mulai menciumi Ilaria.
Bahkan Five membawa tubuh Ilaria untuk naik ke ranjang ini dan mendudukan gadis itu di atas pahanya.
Ilaria tentu tak diam saja, ia membalas ciuman Five. Lidah mereka saling beradu menimbulkan decakan-decakan.
"Fuck me Five!"
"As you wish babe,"
Five yang masih menggunakan piyama biru berlabelkan Umbrella Academy itu membuka 2 kancingnya. Lelaki itu mulai beralih menciumi leher Ilaria dan mengigitnya pelan sembari mengesekan tubuhnya dengan tubuh Ilaria.
"Ahh, Five~"
Ilaria kini menikmati permainan Five ia bahkan membalas menciumi leher Five, tangannya nakal memainkan si kecil di bawah sana. "Uhh good job," desah Five.
Baru saja Five mau menyibak gaun tidur Ilaria, tapi Luther mengacaukan segalanya.
Benar-benar datang di saat yang tidak tepat. Membuat Ilaria yang pemalu itu bergegas turun dari pangkuan Five dan berhenti melakukan aktifitasnya.
Five kesal bukan main. Alisnya yang berkerut sangat menunjukan emosinya.
"Sorry, tapi ini waktunya sarapan," Luther hanya bisa menyengir kembali menutup pintu.
Ilaria melangkah menyusul Luther, meninggalkan Five yang kesal.
•••
Setelah sarapan, memperkenalkan diri dan mandi. Ilaria diajak berkeling bersama Pogo, seekor simpanse yang bisa berbicara.
Pogo menjelaskan bagaimana Umbrella Academy berdiri, termasuk soal Sir Reginald. Miliader eksentrik yang tidak diketahui keberadaanya saat ini.
Bagaimana buruknya pola asuh Sir Reginald. Memberi julukan sesuai urutan. Mengurung Vanya, mengirim Luther ke bulan, mengunci Klaus di ruangan penuh hantu, dan hal lainnya.
Juga tentang anak-anak berkekuatan super yang tinggal di sini. Termasuk soal Five yang pergi ke masa depan tepatnya saat kiamat dan terjebak di sana selama 45 tahun. Lalu kembali namun dengan tubuh 13 tahunnya.
"Jadi aku tadi mencium pria berumur 58 tahun? " tanya Ilaria bingung sembari menyentuh bibirnya.
Pogo justru terkekeh. Entah karena bodoh atau polos, gadis itu justru membeberkan rahasianya bersama Five.
Pogo juga menceritakan Vanya yang pernah membunuhnya. Namun karena pasukan Umbrella Academy pergi ke masa lalu, Pogo masih hidup sampai sekarang.
Sir Reginald memilih menderikan Sparrow Academy karena telah melihat anggota Umbrella Academy sebelumnya.
Ilaria cukup pening menelan semua informasi dari Pogo. Dari awal dia bertemu Five memang sudah janggal. Semuanya tampak tak nyata.
"Intinya bila kita pergi ke masa depan atau masa lalu dan mengubah suatu kejadian, hal itu akan ikut merubah realita yang akan terjadi." Jelas Pogo.
Ilaria memijat kepala pening. "Lalu kenapa aku dibawa ke sini? " tanya gadis itu.
"Kau lahir tanggal 1 oktober 1989 bukan?" tanya Pogo memastikan. Tentu dijawab anggukan mantap dari Ilaria.
"Kau adalah salah satu dari mereka, soal kenapa Number Five membawamu kesini... tanyakan saja padanya."
"Tapi aku tidak punya kekuatan..." ucapnya.
Setelah mengucapkan itu Pogo pergi, meninggalkan Ilaria yang kebingungan di tengah ruang keluarga Hargrevees ini.
"Jadi kau telah mengetahui umurku ya, bagaimana? Kau masih mau menciumiku? "
Suara lelaki yang ada di belakangnya membuat Ilaria menoleh. Ditemukannya Five yang tengah menyesap secangkir kopi.
Ilaria memalingkan wajah, ia tampak berpikir keras. "Sebentar aku masih tak mengerti maksud Pogo barusan, "
Five menyimpan kopinya diatas meja. "You're number 43,"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Hargreeves | Five Hargrevees
Fantasyrate : 18+ warn : violence, rape, etc genre : romance - fantasi Kehidupan Ilaria sudah cukup berat, banting tulang demi diri sendiri dan menjadi pelacur di sebuah club. Namun sekarang bertambah berat ketika dia bertemu seorang lelaki bernama Five Ha...