"Sial! "
Ilaria terbangun di atas bath tube, dingin menusuk langsung pada kulitnya, tubuhnya bahkan tak terbungkus sehelai benangpun.
Gadis itu berdiri, tubuhnya merasa kebas dan sakit. Entah apa yang dilakukan pria bernama Five Hargrevees itu kepadanya hingga ia pingsan seperti itu.
Bahkan lelaki brengsek itu meninggalkannya di kamar mandi ini selama kurang lebih 3 jam.
Ilaria mulai memakai baju-bajunya yg berceceran di lantai. Ia segera pergi hendak menemui lelaki yang tega meninggalkannya di tempat itu.
Namun rumah ini terlihat sangat sepi bahkan sunyi. Maklum saja ini pukul 1 malam, mungkin mereka semua sudah terlelap dalam tidur.
Ilaria berjalan menuju kamar milik Five. Nihil ia tak menemukan lelaki itu.
Tentu gadis itu tak mau putus asa. Ia terus mencari Five. Dari ruang keluarga, kamar Allison, dan seluruh tempat.
"Five! "
"FIVE!!! "
Ilaria berputar ditengah-tengah rumah. Matanya melihat ke sana kemari. Nihil tak ada satu orangpun yang ada di sana. Kecuali dirinya sendiri.
"ANYONE!? "
Gadis merasa sangat sesak. Untuk pertama kalinya dia merasa kesepian yang sebenarnya. Kepalanya mulai terasa berat.
Ia mulai menjambak rambutnya sendiri karena sakit yang teramat. "Argh!"
Udara seolah semakin menipis. Barang-barang disekitarnya mulai bergerak.
Fokus Ilaria pecah karena kehadiran Vanya, si nomor 7. Ilaria mulai bernafas lega, ia terduduk di lantai marmer itu.
Ilaria mengadah, menatap Vanya yang berdiri di depannya. Gadis itu menatapnya dengan tatapan kosong. Entah kenapa Ilaria justru merasa ada keganjalan dalam diri Vanya.
Vanya menjulurkan lengannya pada Ilaria. Gadis itu menerima uluran tangan Vanya dengan ragu-ragu, ia bangkit dari duduknya. Merapikan pakaiannya yang agak kotor.
"Mencari Five? " tanya Vanya dengan muka datarnya.
Ilaria mengangguk ragu. Sedetik kemudian Vanya menyeret Ilaria menuju tempat yang tak ia ketahui.
Vanya membawanya ke ruang bawah tanah. Mereka bahkan harus menaiki lift yang menuju kebawah tanah.
Ruang bawah itu berdinding batu yang kuat dengan sebuah kamar yang tertutup rapih.
Ilaria mengintip kamar itu dari kaca pintu. Kosong melompong, dengan lampu yang redup.
"Vanya, ini ruangan apa? " tanya Ilaria masih memahami fungsi ruangan ini.
Tiba-tiba pintu itu terbuka lebar. Ilaria tentu menoleh ke arah Vanya. Dugaanya betul, Vanya yang membuka pintu itu. Hanya berbekal dengan tangan kosong.
Telekinesis, kekuatan milik Vanya yang baru saja Ilaria lihat secara langsung. Sangat keren.
Gadis itu melirik isi ruangan. Sepertinya ruangan ini lebih dingin dari ruangan tempatnya dikurung.
Ruangan ini memang bercahaya. Namun yang menyeramkan adalah dinding ruangan itu. Ruangan itu seolah sengaja di desain dengan runcingan tajam di sekelilingnya.
Ilaria meneguk lidah, terbayang selintas dikepalanya bila tertusuk runcingan tajam mirip duri itu.
Gadis itu menatap Vanya. Ilaria mulai merasakan perbedaan dengan wajah Vanya. Bola matanya seolah berubah warna, kulitnya mulai memucat, lengannya terjulur ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Hargreeves | Five Hargrevees
Fantasyrate : 18+ warn : violence, rape, etc genre : romance - fantasi Kehidupan Ilaria sudah cukup berat, banting tulang demi diri sendiri dan menjadi pelacur di sebuah club. Namun sekarang bertambah berat ketika dia bertemu seorang lelaki bernama Five Ha...