four

2.5K 153 8
                                    


Five tidak main-main. Lelaki itu memaksa Ilaria memahami semua teori-teorinya yang tak masuk akal. Atau mungkin karena Ilaria bodoh.

Bahkan siang hari ini Five meminta Ilaria berlari naik turun tangga. Lelaki itu persis seperti Sir Reginald yang diceritakan Pogo pada gadis itu.

"Kau lambat sekali," keluh Five sembari melihat stopwatch. Lelaki itu menurunkan pandangannya pada Ilaria yang ada dibawah sana.

"Ayo coba sekali lagi," perintah Five.

"Lebih cepat Ilariaa,"

"Faster baby! "

Ilaria mendengus. Sebenarnya apa yang sedang ia lakukan? Untuk apa? Apa Five sengaja mempermainkan -nya?

Gadis itu berhenti di tengah jalam dan kembali menuruni tangga siap-siap pergi ke kamarnya.

Namun dengan secepat kilat Five menghadangnya. Lelaki itu kembali berteleportasi dan tiba di depan Ilaria.

Five memegangi dagu Ilaria. "Ingat, aku sudah menyelamatkanmu dari pria tua itu. Ini saatnya untuk membalas, kau hanya perlu ikuti semua perkataanku. Apapun itu, mengerti!? "

Ilaria memejamkan matanya sekilas sebelum akhirnya menatap iris mata hijau itu tajam. "Setidaknya jelas kenapa aku harus melakukan hal aneh ini? Apa alasanmu membawaku ke sini?"

"Aku tahu aku hanya seorang jalang, tapi maaf hidupku juga berharga." lanjutnya.

Rahang Five mengeras. "Saat ini bumi sedang tidak stabil. Ada banyak masalah yang dihadapi. Bencana alam bertebaran di seluruh dunia. Kiamat besar sedang menanti kita, Ilaria!" hardiknya. "Bukankah kita sebagai manusia harus saling tolong menolong? "

Five menyentuh rambutnya frustasi. Gadis kecil ini sangat bodoh dimatanya.

Gadis itu kini justru lebih berani lagi. Matanya seolah berapi-api menatap Five menutuntun berbagai penjelasan lainnya.

Five menghela nafas. "Baiklah, akan ku beri tahu yang sebenarnya."

Ilaria tersenyum simpul karenanya. Gadis itu tahu ada yang janggal dengan omongan Five. Pogo memberitahunya tentang bagaimana sikap dan sifat seorang Five Hargrevees.

Number Five, si jenius yang selalu meremehkan orang lain. Menganggap keluargnya sendiri bodoh dan inferior. Dia juga tidak peduli urusan pribadi mereka.

Dan dari apa yang Ilaria lihat, Five sangat sarkastik, pragmatis, dan sombong. Di samping itu ia begitu sayang keluarga meski dengan cara yang aneh dan Five juga suka menyembunyikan lukanya sendiri.

Five menarik nafasnya siap bercerita. "Kita semua harus mencegah kiamat yang akan datang 10 hari lagi, tapi kita butuh 43 orang. Termasuk kau, Ilaria." Five menghentikan ucapannya.

"Kita yakin kau salah satu unsur kenapa kita bisa membereskan kiamat ini. Oleh karena itu aku melatihmu, mencari tahu sumber kekuatanmu." Lanjutnya.

Ilaria membuang nafas kasar. "Kenapa perlu banyak orang? Kenapa harus aku diumur 17 tahun? " tanya Ilaria semakin risau.

Five menyentuh bahu Ilaria. "Salah satu dari kita melihat masa depan dengan mimpinya, kita semua hancur tanpa ada yang tersisa. Bahkan aku mati di hari itu,"

"Namun dia melihat penglihatan lain. Ia melihatmu memimpin pertempuran ini. Jadi ada dua kemungkinan, mati atau menculik kau. " Jelas Five.

Ilaria mulai sedikit menherti. Tapi bagaimana bisa ia begitu penting dalam hal ini? Ia bahkan tidak tahu menahu tentang kekuatan super. "T-tapi aku... "

Five menyelipkan anak rambut Ilaria pada telinganya. Kedua tangannya memegangi pinggang Ilaria. Tangannya menyapu keringat yang bercucur di pelipis gadis itu. "You're special,"

The Last Hargreeves | Five Hargrevees Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang