Part 11 { Terbentuknya Air Terjun Pengantin }

222 16 1
                                    

Pov Mira

Selang beberapa minit kematian Revan, sekujur tubuhku seakan menggigil kesakitan. Yang paling menarik dalam jiwa ini adalah sebuah arwah perajurit yang saat itu mati dengan di medan pertempuran melawan pasukan kerajaan gaib Timur malah kembali hidup dan merasuki tubuh Revan, tak pernah kusangka bahwa kedua bola matanya mulai membiru akan ruh-ruh tersebut. Baru pertama kalinya aku melihat akan peristiwa seperti ini terjadi, cahaya yang masuk melalui jantung Revan yang kala itu sedang tertusuk anak panah membuat jasad dia melayang ke udara udara.

Percaya tidak percaya inilah yang terjadi saat ini, kala itu jiwaku terlempar jauh beberapa meter akibat kejadian yang sedang berlangsung. Kekuatan besar sangat terasa ketika berada dekat dengan tubuh Revan yang masih melayang menegeluarkan cahaya biru muda, kejadian demi kejadian aneh telah terjadi saat ini. Selang beberapa menit peristiwa itu terjadi sontak membantingkan jasad Revan di bawah tanah tempatku berpijak saat ini, brak ... dum....

Semua mata tertuju pada kejadian kali ini, termasuk ayahku yang saat itu melirik tanpa henti kejadian dahsyat tengah terjadi pada tubuh Revan. Semula aku hanya mengira dia hanya kembali dari reinkarnasi setelah kematian tetapi, aku salah. Revan yang memiliki wajah baru dengan sangat tampan serta aku merasakan detak jantungnya kembali hidup, dan dia berdiri tegap dengan tubuh barunya. Sosok gaib berbadan setengah kebiruan membuatku sedikit takut akan kekuatan aneh yang belum kuketahui, tapakan kakinya menggetarkan beberapa meter bumi ini.

Tatapan tajam itu mengarah pasukan yang sedang mengajak perang istana gaib kami, ketika dia berteriak semua perajurit lawan murnah seketika. Darah yang kembali keluar dari mulutku bercucuran begitu saja, muntahan yang membawa diri ini lemah seketika merubah wujudku kembali untuk mengeluarkan Selena. Sang ratu iblis yang jiwanya terkurung ratusan tahun dalam diri ini, kuku kembali panjang dan rambut hitam sontak memutih.

Kekuatan Revan mampu membangkitkan Selena untuk bangkit kembali, tampak sudah jiwa sangat jahat dan kejam terpancar dari wajahku. Kali ini berbeda, aku dapat dengan mudah mengendalikan abysal yang keluar dari mulut ini sebagai perangkap yang akan menyedot para iblis menuju kematian abadi diri mereka, langkah kaki membawaku menemui wujud baru Revan dengan sama-sama menjadi iblis yang memiliki dua wujud.

"Van, kamu sudah siap menghabisi para makhluk gaib dari kerajaan timur itu?" panggil diri ini dengan nada suara sedikit menyeramkan.

"Baiklah, kita habisi sekerang. Maju," sahutnya.

Kami kembali berlari dengan membawa pedang panjang berukuran dua kali dari tubuh kami, satu per satu para iblis istana timur habis dan lenyap dari area pertempuran. Cakar yang aku miliki mampu membuat mereka tergores dan menghancurkan wujud mereka. Pemandangan yang tak pernah terjadi selama beratus tahun lamanya, sekarang telah ada dan kami miliki sebagai pewaris tunggal kerajaan hutan Bedeng. Aku dan Revan adalah titisan ratu iblis yang sudah hidup jutaan tahun lamanya, hanya saja peristiwa seperti ini baru sekarang kami rasakan. Selang beberapa menit pertempuran akhirnya musuh berhasil kami pukul mundur, setelah rakyat makhluk gaib yang kami miliki tersisa hitungan jari barulah kemenangan itu datang.

Tatapan mata Revan mengarah menujuku dengan wujud abysal ratu Selena, dia semakin dekat dan semakin dekat. Kala itu aku berjalan mundur menghindari akan apa yang dia lakukan kepadaku, dalam benak ini mengatakan bahwa dia akan membalaskan dendamnya karena telah mengurung sahabat terbaiknya dari balik deruji besi. Sontak aku mulai sedikit gemetar, kekuatan yang sangat mematikan terasa sampai tubuh ini padahal berjarak masih jauh.

"Van, apa yang akan kamu lakukan padaku." panggilku takut pada pria yang sudah berubah menjadi iblis paling mematikan.

"Aku, ingin kau bebaskan tawanan yang ada di balik deruji besi lorong istana," dia mulai memaksa kehendak diri ini.

"Ak—aku tidak bisa, Van. Itu kehendak ayah," sahutku takut sambil kaki kiri mundur ke arah belakang.

"Mana, ayahmu. Agar aku musnahkan dari istana ini secepatnya," dia mulai ngegas dan memaksa lagi.

Entah kenapa saat ini aku tak melihat ayahku ada di lokasi lagi, sementara untuk membuka deruji besi milik Risma membutuhkan mustika ular yang dimiliki ayah. Perasaan ini semakin mendebarkan, kala itu aku sudah kehabisan akal untuk menuruti apa yang dia katakan. Akibat rasa ini muncul sang ratu Selena malah masuk kembali dalam jiwa dan terkurung dalam tubuh ini, kekuatan dahsyatku hilang ketika jarak Revan hampir dekat dengan kaki ini berpijak sekarang.

Ketika Revan menunjuk tangannya padaku, sontak tubuh ini terbang melayang akibat kekuatan yang dia keluarkan barusan. Rasa sakit merasuk tubuh ini seperti mematahkan tulang tubuh secara bersamaan, darah biru yang aku keluarkan dari mulut menandakan bahwa kekuatanku sudah tidak seperti biasanya. Mahkota di atas rambut terjatuh dan pecah menjadi kepingan air, mahkota yang tadinya berbentuk kristal malah mengalir menjadi aliran deras seperti layaknya arus sungai dan membentuk sebuah air terjun berair kebiruan.

"Van, aku akan menurutimu untuk membukan deruji besi Risma. Cobalah gunakan mustika yang ketika tadi aku beritahu padamu," suruhku padanya untuk tidak kembali menyakiti diri ini.

"Apa kamu yakin, itu bisa?" sahutnya dengan nada sedikit mengayun.

"Mustika itu hanya bisa dalam sekali pakai, jika gagal maka kau akan kehilangan semua tenagamu." celetukku memberikan pengertian akan kehebatan mustika tersebut.

"Baiklah, aku akan mencoba."

"Ketika itu berhasil, kamu akan bersedia menikah denganku, Van." pinta diri ini.

"Baiklah, aku akan menikahimu terlebih dahulu agar ketika kita merayakannya. Aku bisa melihat sahabatku tersenyum berada di samping acara kita," dia berkata dengan tegas.

Aku pun mengiyakan permintaannya, kekuatan gaib yang Revan miliki sontak hilang dan redah sedikit demi sedikit. Tubuh manusia yang dia miliki sudah tak ada lagi, zat yang membuatnya untuk menjadi sebuah iblis telah terjadi tanpa menunggu seratus tahun lamanya. Perasaan bahagia yang tampak dari diri ini membuatku tak sabar untuk mengadakan acara pernikahan, setelah seratus tahun baru kali ini ada seorang pria yang memiliki paras tampan dan mampu membuatku tak bisa berkata apapun.

Di tambah lagi dia merupakan pria bijaksana dan penyayang, dengan bukti mau membebaskan sahabatnya itu walau harus mempertaruhkan kekuatannya yang hilang begitu saja. Kini aku semakin yakin bahwa dialah yang mampu membuatku selalu tersenyum dalam istana ini, meski kini dia tak memiliki kekuatan apa-apa dengan senang hati aku akan melindunginya dari sisa-sisa kekuatan gaib yang aku miliki.

Peristiwa yang paling tragis telah terjadi hari ini, air terjun yang memiliki warna indah dan mempesona merupakan bukti dari rasa cintaku pada Revan sebagai pria pilihan. Tempat yang akan membuat acara berlangsung di bawah air terjun, membuat diri ini menantikan akan peristiwa itu terjadi.

Misteri Air Terjun PengantinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang