Chap20 •Mall•

874 33 1
                                    

Kini mobil Andra telah sampai di parkiran mall, begitu juga dengan Cika yang buru-buru keluar dan berseruh tak sabar berbelanja.

Andra yang melihatnya hanya tersenyum lembut. Sikap Cika yang mulai terbiasa dengan Andra membuat Andra semakin mencintainya.

"Ayo Mas, cepat!" ujar Cika menarik lengan Andra segera masuk ke dalam. Andra hanya pasrah dan mengikutinya.

"Mas, aku mau itu!" rengek Cika saat melihat gulali terpajang jelas di sebuah toko cemilan.

"Iya sayang," sahutnya lembut dan mengajaknya.

"Gulali 2," pintah Andra ke si pedagang.

"Baik, pak."

Sambil menunggu gulali jadi, Andra menduduki bangku yang sudah di sediakan oleh mereka.

Andra melirik Cika yang matanya tak luput dari gulali tersebut.

"Duduk sayang," titah Andra menepuk bangku kosong yang di samping.

"Gak mau!" tolaknya.

Andra hanya menghela napas, biarkan saja lah.

"Ini Mbak," ujar pedagang menyerahkan gulali 2 bungkus ke Cika, dengan senang hati Cika menerimahnya.

Andra kembali berdiri, lalu menyerahkan uang selembar berwarna biru ke dia untuk membayar.

"Anak bapak cantik," kekeh pedagang yang melihat paras cantiknya Cika yang lagi sibuk mengunyah gulali.

"Jaga matamu! Dia istri saya!" tegas Andra menatap tajam sembari merangkul pundak Cika.

Sementara Cika hanya acuh kepada mereka, dia lebih milih terpokus memakan gulali.

"Maaf, pak. Saya tidak tahu kalau gadis ini istri bapak," lirihnya menunduk takut ketika mata tajam Andra seperti itu.

Andra membawa Cika menjauh dari situ sebelum Andra lebih marah dari ini. Bisa-bisanya orang lain mengatakan cantik ke istri kecilnya!

"Besok-besok gak usah beli gulali lagi!" perintah Andra yang membuat Cika mendongak ke sang suami.

"Kenapa?"

"Pedagangnya genit, aku gak suka!" sahutnya sebal.

"Kamu cemburu?" goda Cika mendusel-dusel lengan Andra.

"Ya, jelaslah aku cemburu! Kamu itu istri kesayangan aku!" jawab Andra sangar.

Cika hanya manggut-manggut menanggapinya tanpa melihat ke arah Andra lagi.

Sekarang matanya lebih fokus ke salah satu tokoh perlengkapan bayi yang menurutnya lucu nan juga imut-imut.

"Mas, lihat deh. Lucu-lucu ya? Aku mau itu!" rengek Cika sekali lagi.

Andra mengikuti mata Cika ke tokoh tersebut. "Kandungan kamu masih kecil sayang ... nanti aja kalau sudah besar, baru kita beli," bujuk Andra mencium pipi Cika sekilas.

"Jangan cium-cium!" tolaknya langsung pergi menjauhi suaminya.

"Yang, tunggu!" teriak Andra menyusul.

Orang-orang yang berada di situ pun, langsung menatap mereka berdua. Kini Andra dan Cika menjadi pusat perhatian orang lain.

Mereka mengirah, kalau Andra dan Cika sebagai anak dan bapak.

"Cepat ihh!" sebal Cika menghentakan kakinya.

Andra berlari kecil mendekati Cika, lalu mengusap pelu keringatnya.

"Kamu cepat bangat sih Cik!" jawab Andra mengatur napasnya.

"Kamu yang lama Mas!" timpalnya memanyunkan bibirnya sehingga Andra di buat gemas melihatnya.

Seujung CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang