8. Unknown Number

1.1K 214 19
                                    

"Ni-ki."

Orang yang dipanggil tidak menoleh, ia sibuk menulis di buku tugasnya. Omong-omong, Jungwon dan Ni-ki sedang berada di taman dekat gedung fakultas teknik, baru saja mereka selesai kelas.

Jungwon tumben hari ini tidak serajin itu, ia malah menidurkan kepalanya di atas meja dengan disanggah oleh tangannya. Memperhatikan Ni-ki yang sibuk menulis.

Cowok itu sepertinya kurang enak badan gara-gara pulang malam dan kedinginan. Saat Jay menjemputnya tadi pagi, Jay tau kalau ia demam dan Jay melarangnya untuk masuk kelas.

Namun, Jungwon bersikeras untuk tetap kuliah dan beralasan bahwa ia tidak apa-apa.

"Nik."

"Kalo lo sakit ngapain sok-sokan masuk kuliah sekarang, Kak," jawab Ni-ki namun ia masih sibuk menulis.

"Gak gitu."

Ni-ki bersumpah seperhatian apa ia pada Jungwon, kalau Jungwon sudah mode manja saat sakit seperti sekarang ini, Ni-ki muak melihatnya. Sangat berbeda dengan Jungwon seperti biasa yang ia kenal.

"Terus?"

"Nanti gue gak mau balik bareng kak Jay, bilangin ke kak Jay ya jangan tungguin gue."

Setelah dari tadi sibuk menulis, Ni-ki langsung menoleh saat mendengar ucapan Jungwon.

"Kenapa gak mau? Udah bagus kak Jay mau nungguin kelas lo selama dua jam dan agar lo baik-baik aja, kenapa lo nolak?"

Jungwon bangkit, mengangkat kepalanya dan duduk dengan normal, "gue ada urusan sama kak Sunghoon."

Ni-ki mengernyit, "urusan apa lagi? Kalo menurut gue, mending lo gak usah punya urusan lagi sama si Sunghoon itu. Gawat kalo kak Jay tau."

Mendengar itu, Jungwon menghela nafasnya, "kenapa gue dilarang ngelakuin apa-apa, Nik? Makin lama gue makin ngerasa kalo gue dikekang."

"Gak ada yang ngekang lo, Kak. Kak Heeseung, kak Jay, dan juga gue, kita cuma khawatir sama lo, Kak. Gak mau lo kenapa-napa."

"Tapi gue udah makin dewasa, Nik. Gue bisa jaga diri gue sendiri."

Ni-ki tak tau mau menjawab apa, dia juga tidak mungkin mengingatkan Jungwon bahwa ia terkena gangguan disosiatif. Itu hanya akan membuat Jungwon sedih.

Jungwon sudah melupakan soal ia mengidap penyakit itu dan tak mungkin Ni-ki membahasnya.

"Tapi ntar kalo urusan lo sama Sunghoon udah selesai, kasih tau gue, biar gue yang anter lo pulang."

"Gak papa, lo anter kak Sunoo aja. Kasihan kalo dia pulang pake bus."

"Gue bakal anter kak Sunoo duluan, habis itu gue jemput lo."

Kalau keadaannya sudah begini, Ni-ki akan kelewat khawatir pada Jungwon. Tidak seperti Ni-ki yang biasanya yang sukanya meledek Jungwon.

Bagaimana tidak, mereka sudah bersahabat sejak kecil. Walaupun Ni-ki sudah punya Sunoo, ia tetap tidak akan meninggalkan sahabatnya dan akan tetap ada ketika sahabatnya membutuhkannya.



•••



Jungwon benar-benar pergi menemui Sunghoon saat selesai kelas. Ni-ki juga sudah memberitahu pada Jay kalau Jungwon akan pulang bersamanya, jadi Jay tidak usah khawatir.

Baru saja Jungwon mengirimi Sunghoon pesan, sebenarnya tidak ada urusan apa-apa, namun Jungwon hanya ingin tau tentang pekerjaan Sunghoon dan penasaran bukankah Sunghoon itu punya mobil mewah? Kenapa ia bekerja?

Jungwon sedang duduk di bangku-bangku yang ada di dekat parkiran, mobil yang berhenti di depannya membuatnya menoleh, itu Sunghoon.

Kaca jendela mobil dibuka oleh Sunghoon, memerhatikan Jungwon yang berjalan mendekat dengan kernyitan di dahinya.

𝐂𝐡𝐨𝐢𝐜𝐞 || 𝑆𝑢𝑛𝑔ℎ𝑜𝑜𝑛 𝑋 𝐽𝑢𝑛𝑔𝑤𝑜𝑛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang