Sakura dan Karin berpisah ketika mereka menemukan kelas masing-masing. Sakura melihat kearah Karin yang masuk kedalam kelasnya, Sakura tidak ingin Karin mendapatkan masalah dikelasnya karena pernikahan kedua orangtuanya seperti yang mereka alami barusan.
Sakura masuk dan duduk. Semua mata teman-temannya tertuju kepadanya. Sakura tahu bahwa teman-temannya siap membuat kekacauan, namun seseorang menarik tangan Sakura untuk dibawa keluar.
"Ada sesuatu yang ingin kau tunjukkan?" Sakura terkejut ketika pemuda berambut pirang kekuningan itu membawanya secara paksa untuk keluar.
"Diam." Sakura merasa kesal mendengar jawabannya.
Ketika sampai di taman belakang sekolah. Pemuda itu terlihat ingin menanyakan banyak hal.
"Sakura."
"Hm?"
Sakura melihat wajah pemuda itu dengan datar. Melihat wajahnya, Sakura langsung teringat Karin dan Ibu tirinya.
"Seluruh sekolah membicarakan pernikahan Ibuku dan Ayahmu." Sakura mengangguk.
"Lalu?"
"Kau tidak merasa risih? Mereka membicarakan hal-hal yang tidak benar dan tidak seharusnya mereka bicarakan."
"Iya, aku tahu. Lalu?"
"Lalu bagaimana lagi? Kita harus menghentikan ucapan mereka!" Sakura lagi-lagi mengangguk.
"Iya, bagaimana caranya?"
Mendengar Sakura hanya acuh tak acuh membuat Naruto kesal. "Bukankah seharusnya kau berpikir untuk membungkam mereka?"
"Iya, aku tahu. Tapi bagaimana caranya?"
Sakura terus bertanya dengan wajahnya yang datar dan nada yang acuh, yang membuat Naruto merasa malas membalasnya.
"Biarkan aku berpikir." Naruto memegang kepalanya yang pusing, bagaimana cara dia membungkam seluruh murid yang bahkan tidak dia ketahui berapa jumlahnya.
"Sudahlah, Naruto. Acuh saja. Bagaimanapun kita tidak bisa membuat seluruh murid diam. Biarkan saja mereka berbicara apapun, nanti juga akan hilang dengan sendirinya."
Sakura menepuk pundak Naruto memberikannya semangat, kemudian melangkahkan kakinya pergi.
Naruto yang mendengar ucapan Sakura barusan hanya terdiam. Naruto mencoba diam, namun ketika dia berjalan ke kelasnya, tetap saja ocehan para murid membuatnya kesal.
.
.
.Bel sekolah yang menandakan pulang sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu.
Di perpustakaan, Sakura masih setia dengan buku bacaannya di perpustakaan. Sendirian dan keheningan yang ada di perpustakaan membuat hati Sakura tenang.
'Tok'
Sakura mendengar samar-samar ada seseorang yang mengetuk pintu, merasa malas untuk melihatnya, Sakura bersembunyi di paling belakang dengan tangan yang memegang buku, wajahnya tertutup rambut dan tidak ada seorangpun yang akan melihatnya di pojokan sana.
"Ah, jadi ternyata benar." Sakura menutup buku yang sudah selesai dibacanya, kemudian terdiam sejenak memikirkan akhir cerita yang kurang memuaskan.
"Buku apa yang kau baca?" Sakura menolehkan pandangannya dan terkejut ketika menemukan ada seorang pemuda yang memakai Hoodie berwarna hitam sedang menatapnya dari kejauhan.
"Kurasa aku tidak pernah melihatmu." Sakura berdiri dan melangkahkan kakinya mendekati pemuda itu.
"Kau anak baru?"
KAMU SEDANG MEMBACA
New relationship✓
FanfictionBagaimana perasaan kalian ketika orang tua kalian bercerai dan tiba-tiba saja kalian harus menghadiri pernikahan Ayah kalian? Sakura Haruno, seorang gadis berusia 18 Tahun yang berusaha menerima situasi mendadak didalam kehidupannya. Wanita lain y...