Bagian 13

1.1K 138 4
                                    

Sasuke hanya memandang Sasori dari atas sampai bawah, dia merasa curiga bahwa Sakura membohonginya.

"Aku tidak percaya."

Senyuman Sakura dibelakang tubuh Sasuke semakin melebar. "Kenapa kau tidak mempercayaiku, Sasuke-kun?"

"Lihatlah saja wajahnya, dia lebih terlihat seperti bayi daripada seorang kakak. Apalagi kau cerita bahwa kakakmu masuk penjara karena memukuli teman sebangkunya. Bagaimana aku bisa percaya kalau pemuda ini adalah orang yang memukuli teman sebangkunya?" Wajah terheran-heran Sasuke sukses membuat Sasori mencetak urat-urat pada wajahnya.

"Ta- Tapi, kak Sasori memang imut. Tapi kak Sakura tidak berbohong, dia benar-benar Sasori! Kakak Sasori!" Karin muncul dengan wajah terheran-heran nya.

"Ah, itu tidak mungkin. Katakan kalau kau berbohong, Saki. Ingat, berbohong tidak baik." Sakura menepuk jidatnya sendiri dan tersenyum.

"Apa yang kau katakan, Sasuke? Untuk apa aku berbohong tentang fakta kalau kakak laki-lakiku sudah pulang. Itu adalah Sasori!" Sasuke kembali melihat penampilan Sasori dari atas sampai bawah dengan pandangan yang sangat meremehkan.

"Ah, tidak, itu tidak mungkin." Seketika itu juga, semua orang menepuk jidat mereka masing-masing.

"Lanjutkan, maka habis kau." Perkataan Sasori membuat Sakura dan semua Karin takut akan apa yang akan terjadi kaku Sasuke masih bercanda seperti itu.

"Hantikan Sasuke-kun, ayo makan." Sakura menarik tangan Sasuke namun pemuda itu tidak bergeming.

"Itulah maksudku."

"Huh?"

"Tunjukkan apa yang kuinginkan, membuatku marah, maka aku akan membalasnya dengan hal yang sama. Kau faham?" Sasuke menepuk pundak Sasori dan berjalan pergi kearah meja makan.

Sekarang Sakura dan Karin mengerti apa yang dilakukan oleh Sasuke, sebenarnya pemuda Uchiha itu tahu bahwa Sasori adalah kakak Sakura, tapi karena sudah membuatnya sangat kesal, Sasuke membalasnya dengan hal yang sama.

"Ayolah, kakak." Sakura menarik tangan Sasori untuk duduk, untuk tidak menimbulkan masalah yang baru, Sakura memutuskan untuk duduk tepat ditengah-tengah antara Sasuke dan Sasori.

"Sasuke-kun, tidakkah kau ingin menemani Karin disana?" Sakura mencoba membuat Sasuke menyingkir dari sebelahnya sebelum terkena amukan Sasori.

"Aku merasa nyaman disini. Kenapa? Kau ingin mengusirku?" Sakura menggeleng cepat.

"A- Ah, Mana mungkin aku melakukannya." Sakura menundukkan kepalanya dan mencoba fokus untuk makan.

"Hai, Karin." Sapa Sasuke pelan yang mendapatkan anggukan kecil dari Karin.

"Hai, kak." Karin tersenyum tipis dan menatap kearah Sasori yang tidak kunjung makan dan menghilangkan tatapan mata tajamnya.

"Ngomong-ngomong, kapan teman kak Sasori datang? Kakak bilang mereka akan datang hari ini." Sakura mencoba mengalihkan perhatian Sasori dengan membicarakan teman-temannya.

"Entahlah, sudah kucoba hubungi tapi aku tidak dapat kabar apapun dari mereka." Sasori memainkan pisau yang ada disebelah piringnya.

"Aku tidak nafsu makan, kalau sudah makan, bereskan semuanya dan tinggallah kalau kau mau." Sasori berdiri dari kursi dengan wajah menahan kekesalannya.

"Ta- Tapi,"

"Setidaknya hormatilah makananmu. Kau akan membuang makananmu begitu saja? Kau tidak merasa bersalah?" Ucapan Sasuke membuat Sakura dan Karin menghela nafas, setelah semua menjadi cukup baik-baik saja, Sasuke memulai perbincangan yang akan membuat perdebatan baru.

"Memang kau siapa berani mengaturku?"

"Aku, calon suami adikmu."

"Cih, percaya diri sekali kau."

"Oh tentu saja."

"Percaya atau tidak, aku pasti akan menikahi adikmu."

"Kalau aku tidak setuju?"

"Aku tidak meminta pendapatmu, karena keputusan ada pada orang tua Sakura."

"Perbaiki dulu sikap tidak sopanmu, maka kita akan membicarakan tentang masa depan."

"Tidak ada yang salah dengan sikapku, Tuan muda Haruno."

"Makan di rumah orang yang tidak kau kenal sudah menjadi kebiasaan yang buruk. Kau makan dengan enak tanpa beban di rumahku. Kau pikir tingkah lakumu sopan?"

Sakura dan Karin semakin kesal, membiarkan perbincangan itu terus berlanjut membuat telinga mereka panas.

"Sudahlah kalian!" Sakura membuat semua orang menatapnya.

"Aku pulang dulu, kak." Karin mengambil tas kecil yang ada disebelah kursinya sambil menundukkan kepalanya.

"Hati-hati dijalan, Karin. Maaf aku tidak bisa mengantarmu pulang." Karin mengangguk paham dan berjalan keluar.

"Pulanglah, Sasuke." Sakura memegang tangan Sasuke untuk membawanya keluar, Sasuke yang terlihat kesal diperlakukan seperti orang asing hanya menatap Sakura.

"Apa yang kau tunggu?" Merasa bahwa Sasuke tidak bergeming, Sakura semakin kesal.

"Jangan dekat-dekat dengan kakakmu." Sakura membelalakkan matanya mendengar ucapan Sasuke, "Sasori adalah kakakku?! Kau pikir apa yang akan dilakukannya kepadaku?!" Kesal Sakura sambil menarik tangan Sasuke keluar.

"Ma- Maksudku bukan begitu," Melihat kekesalan Sakura, Sasuke langsung panik.

"Sakura!!"

BRAK!

Sakura menutup pintu rumah dan menghela nafas panjang, Sakura merasa lega sudah mendapatkan keheningan dalam sementara.

Sakura melihat ada Sasori yang masih berdiri di sofa sambil menatapnya, pemuda itu tersenyum tipis seakan-akan dia mengejek Sakura.

"Dia bilang akan menikah denganmu? Memang dia siapa?!" Geram Sasori sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, terlihat bahwa dia tidak habis pikir dengan perlakuan Sasuke.

"Sabar-sabar." Sakura hanya tersenyum menangapi kekesalan kakaknya.

"Jangan mendekatinya lagi."

"Memangnya seburuk itukah Sasuke-kun? Dia sangat manis."

"Manis matamu!"

"Memang dia sangat manis, dia sangat perhatian kepadaku. Dia hanya cemburu aku terlalu dekat dengan kakak." , "Tidak ada yang salah dengan Sasuke-kun."

"Kau bucin parah."

"Tidak apa-apa, daripada kakak yang tidak punya pacar."

"Apa kau bilang, Saki?"

"Ah, tidak."

"SAKIIII!!!"

"TIDAKKK!!!"

"SAKIIIIIII!!!!!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

New relationship✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang