Hai... Ada yang nungguin? Bakalan tamat nih bentar lagi, maaf lama, lagi fokus ke cerita yang bakalan di publikasikan Minggu depan.
Selamat menikmati cerita ini..
Sakura mendudukkan dirinya di atas sofa yang empuk ketika sampai di rumah. Sangat sepi, batin Sakura merasa sedikit kesal.
"Oh? Kakak sudah pulang?" Sakura yang memejamkan matanya langsung mendongak, Karin sudah ada di atas wajahnya dan tersenyum manis.
"Sudah. Kau baru pulang?" Karin mengangguk kecil dan mendudukkan tubuhnya di tempat yang bersebelahan dengan sang kakak.
"Sepertinya banyak yang terjadi. Sudah lama kakak tidak pulang, Ibu khawatir dan mencarimu." Sakura hanya berdehem sambil berjalan kearah kamarnya, membawa banyak belanjaan yang dirasanya cukup berlebihan namun dibutuhkan.
"Kurasa aku belanja lebih banyak daripada biasanya, ambil yang kau inginkan kalau kau mau, Karin." Karin mendengar hal itu tentu sangat bahagia.
"Boleh?" Mata yang berbinar membuat Sakura merasa gemas dengan adiknya, sambil mengacak-acak rambutnya Sakura memberikan beberapa pakaiannya dan aksesoris yang mungkin disukainya.
"Kau suka?" Karin mengangguk kecil. Melihat kakaknya memiliki selera yang sangat bagus membuat Karin sangat senang karena sang kakak tidak pernah melupakannya.
"Terima kasih, kak."
"Tapi, kenapa kakak beli pakaian dan semua ini, sebanyak ini?" Tanya Karin penasaran, seperti kakak akan pergi dalam waktu yang lama. Batin Karin.
"Aku ingin memberitahu sesuatu. Karin, kakak akan pergi ke universitas London. Dalam waktu yang..., Cuuukup jauh." Karin terdiam selama beberapa saat setelah mendengar nya.
"Be- Berapa lama?"
"3 tahun?"
"Ke- Kenapa lama sekali?" Karin mulai menangis, Sakura yang melihat hal itu langsung memeluk nya erat dan tersenyum gemas.
"Kenapa kau menangis, Karin? Kita akan sering telepon. Jangan menangis." Tetap saja Karin sesenggukan.
"Jangan lupakan aku, kakak! Aku menyayangimu!" Sambil membalas pelukan erat Sakura, tangisan Karin mulai mereda.
"Iya, kita saudari selamanya," Karin mendongak, menatap mata emerald Sakura dengan matanya yang berkaca-kaca, "Kakak tidak akan pernah melupakanmu, Karin, paham?" Anggukan kecil dari Karin membuat Sakura sangat senang.
.
.
.1 Minggu kemudian..,
Sejauh ini semua berjalan baik, Kizashi dan Kushina menikmati bulan madu mereka, Sakura dan Karin yang lebih sering menghabiskan waktu dengan berbelanja.
Begitu juga dengan keberangkatan Sakura, hari ini. Tepat hari ini Sakura akan pergi untuk kuliah di London. Semua telah disiapkan dan Sakura juga sangat senang bisa membereskan kamarnya tanpa memerlukan banyak waktu.
"Kakak, semua sudah siap?" Tanya Karin yang sudah berdandan cantik siap mengantar Sakura ke bandara.
"Ayo kesana." Sakura menggandeng lengan Karin dan tersenyum, mereka seperti saudara kembar sekarang.
Sesampainya di bandara, Sakura melihat sekelilingnya, mencari keberadaan Sasuke yang mungkin saja ada disana. Namun nihil, bahkan batang hidungnya tidak muncul.
Tidak lama kemudian Sakura dan Karin dikagetkan ketika mendengar suara klakson yang begitu keras, Sasuke berlari kesetanan dan memeluk Sakura erat, "Maaf membuatmu menunggu." Ucap Sasuke yang terlihat setengah sadar seperti baru bangun tidur.
"Kau baru bangun tidur?" Tanya Sakura sedikit kesal, "Uh... Anggap saja begitu,"
"Terima kasih sudah mengantarku, Sasuke." Sakura tersenyum, menunjukkan gigi-giginya yang rapi dan wajah yang merona.
"Selamat menikmati kuliahmu, jangan lupa kabari aku." Sakura mengangguk kecil dan menekuk Sasuke erat.
"Jangan lupa janjimu."
"Tidak akan,"
"Kembalilah secepatnya."
"Tentu, memangnya aku kemana setelah selesai kuliah?"
"Tidak ada barang yang ketinggalan, kan?" Sakura memeriksa tas nya dan mengangguk.
"Tidak ada. Santai saja."
"A- Aku," Sasuke terlihat gugup ingin melanjutkan kata-katanya. "Ada apa?"
"Aku akan sangat merindukanmu." Sakura memerah, malu dengan ucapan Sasuke.
"Oh? Wah-wah! Bermesraan sebelum berangkat ya?" Seketika semua momen romantis hilang ketika Karin menggoda mereka.
Merasa kesal dengan perkataan Karin, Sakura memukulnya dengan bibir yang maju, "Dasar menyebalkan!" Karin hanya nyengir tanpa dosa mendapat pukulan dari Sakura.
"Baiklah kalau begitu," Sakura menatap orang-orang yang ada didepan matanya, "Sampai jumpa." Berat mengatakannya, namun Sakura berhasil dan melambaikan tangannya, berjalan menjauh dan tersenyum.
"Sampai jumpa." Sakura menghilang dibalik pintu setelah melambaikan tangannya. Semua begitu cepat, rasanya baru saja Sakura mempersiapkan kepergiannya ke London.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Maaf lama..
KAMU SEDANG MEMBACA
New relationship✓
FanfictionBagaimana perasaan kalian ketika orang tua kalian bercerai dan tiba-tiba saja kalian harus menghadiri pernikahan Ayah kalian? Sakura Haruno, seorang gadis berusia 18 Tahun yang berusaha menerima situasi mendadak didalam kehidupannya. Wanita lain y...