十二 : Everything is on its Place

3K 805 182
                                    

Makasih ya untuk temen-temen yang udah nunggu kelanjutan YUTAKUZA sampai ada yang DM ke Instagramku. Ada yang bahkan ngode di snapgramnya kangenin cerita ini. Jujur, itu bikin aku seneng banget lho.

Untuk temen-temen yang suka rekomendasiin YUTAKUZA juga makasih banget. Makasih udah bantu aku untuk ngenalin cerita ini ke orang-orang. <3

Sini interaksi dulu sama aku sebelum baca!

Siapa sih side chara favorit kalian di cerita ini dan alasannya kenapa, tuh?

NCT 127 - gimme gimme

Dengan diri yang masih setengah tertidur, Ren meraih ponselnya yang berdering kencang karena ada telepon masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan diri yang masih setengah tertidur, Ren meraih ponselnya yang berdering kencang karena ada telepon masuk. Sembari menguap, ia menerima telepon itu. "Ada apa? Kukira bagianku sudah selesai."

"Aku tak yakin soal itu. Tapi, ini bukan soal itu lagi," jawab suara yang terdengar tak bertenaga di sebelah sana.

Suara yang tak biasa didengar oleh Ren itu membuat nyawanya yang tadinya masih melayang kini masuk ke dalam diri sepenuhnya. "Kau kenapa? Apa yang terjadi?"

"Yang aku takutkan terjadi. Seseorang yang tak bersalah dibunuh."

Lemas terasa menyelimuti tangan Ren, di pagi hari yang cerah ini ia menerima sebuah kabar yang sudah lama tak ia terima semenjak lima tahun silam. Ya, kabar duka. Kabar duka lima tahun silam adalah hal yang membuat Ren menjaga hubungan pertemanannya bersifat rahasia dengan orang yang tengah terhubung dengannya di telepon. "S-siapa, Jushin?"

"Ibu ... kkh," jawaban itu tak dapat Jushin teruskan. Dia terisak di seberang sana.

Ren menggigit bibir bawahnya, bingung bagaimana ia bisa menghibur Jushin seperti yang ia lakukan padanya lima tahun silam. Dia tak tahu apa yang harus ia lakukan. "Ju—"

"Jika kau tidak bisa datang karena banyak orang, aku dan Ibu akan meluangkan waktu esok malam hari. Aku tutup teleponnya, ya," pamit Jushin yang latar suaranya terdengar tengah banyak orang.

Pagi hari yang cerah namun kelabu ini sama-sama dialami oleh Reina yang menerima kabar duka dari Yuta mengenai kematian Ibu Jushin, tak pernah ia mengira ia akan merasa kehilangan sedalam ini pada sosok yang bahkan belum pernah ia temui.

Nakamoto, Yuta
| Kami akan menjemputmu
setelah selesai mengurus ini.

Reina
Baiklah. |

Saat Yuta mengatakan ia akan menjemput Reina karena ada urusan, itu memang benar adanya. Ia sekarang tengah sibuk mengurusi bisnis sepuluh miliar yen bersama Jay dan Johnny yang tidak bisa ia tunda. Yuta dan Touya akan mengunjungi rumah duka setelah menyelesaikan ini.

Jay menepuk pundak Yuta pelan. "My condolences, Bro. Maafkan kami tak bisa mengulur waktu karena kami sudah mengeluarkan uang muka untuk kurir, pihak kurir juga sudah memberikan tanggal yang tidak bisa kami nego."

YUTAKUZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang