Drrtt.. drrtt.. drrrtt..
Sebuah panggilan masuk mengganggu tidur nyenyak sang tuan putri yang sedang nyenyak dalam tidurnya.
"Eeungghh.. yeobseo~?" lenguhnya menjawab panggilan tersebut.
"Yak, Lee Jennie! buka pintu apartemenmu, kau akan telat ke bandara!" teriak seseorang dari seberang telepon.
setelah beberapa menit tak ada suara balasan telepon dimatikan sepihak oleh sang tuan putri.
Ceklek...
"Apa kau mati Lee! aku memencet bel pintumu puluhan kali dan kau baru bangun, cepatlah bersiap kau akan telat!" celetuk seseorang yang baru saja memasuki apartemen Jennie.
"Apartemenku bukanlah hutan Manoban, diamlah!" balas Jennie pada seseorang yang tak lain ada sekertarisnya. Jangan kaget jika Lalisa Manoban begitu lancang pada bosnya itu, karena mereka berteman selama kuliah.
Setelah bersiap beberapa waktu sekarang sudah waktunya jadwal keberangkatan mereka ke Amerika untuk perjalanan bisnis selama 1 minggu, yah itung-itung sekalian liburan melepas penat pikir mereka.
Korean Air G-199 telah berhasil menembus awan sedangkan 2 makhluk yang tadi pagi cekcok telah terlihat pulas.
Jennie pov.
"Haah.. Lalisa, apa hotel kita dekat?" tanyanya lesu.
"Ne Eonni, itu dia jemputan kita" Kata Lalisa sambil menunjuk seseorang dengan papan bertuliskan namaku.
"Kajja.." tambahnya meninggalkanku, benar-benar asisten tak tau diri.
Setibanya di hotel kami yang memang memesan kamar sendiri-sendiri segera membongkar isi koper dan membersihkan diri untuk bertemu klien malam ini. Klien yang satu ini memang berbeda makanya kami mau untuk rapat jauh-jauh kesini.
Setelah malam panjang yang hanya diisi dengan beberapa percakapan formal kami langsung kembali ke hotel dan istirahat kebetulan belum istirahat sama sekali setelah sampai di hotel tadi.
Keesokkan harinya Lalisa mengajakku shopping, yah dia sangat mengerti aku. Berkeliling membelanjakan blackcard yang berada di dompetku hanya sekedar untuk barang-barang yang sebenarnya tak terlalu aku butuhkan tetapi aku menginginkannya.
Brraaakk......
seseorang menabrakku dan membuat belanjaanku berserakan.
"Apa kau tak punya mata nona?" tanyaku mengintintimidasi, tetapi dia tetap diam dan melanjutkan jalannya.
"Apa sopan santun tak berlaku di negara ini? sungguh menyebalkan!" gumamku.
"kau kenapa eonni~? tanya Lisa melihatku mondar-mandir menggeledah kamar hotelku.
"Eoh ini.. apa aku lupa menaruh dimana kalungku?" sahutku sambil terus menyingkirkan karpet di samping ranjangku.
"apa itu kalung dari kekasihmu?"
"iya Lalisa, itu dari hanbin. dia baru saja memberitahuku bahwa dia di Amerika dan mengajakku makan malam, oh tidak dimana kalung itu bersembunyi.. hanbin akan sedih jika kalung itu hilang" racauku kebingungan.
"dimana kau terakhir melepasnya eonni~?" tanyanya sambil membantuku mengeser sofa.
"hmmm.. sepertinya aku tidak melepasnya, apa terjatuh saat kita di mall?" gumam ku.
"ah Lalisa! gadis itu yang menabrak ku!" teriakku teringat insiden tadi siang.
Jennie end pov.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accidents
Teen Fiction[END] Bagaimana Jadinya Kim Jennie hamil tetapi yang menghamilinya hilang ingatan? Apakah Kim Jisoo akan bertanggungjawab sedangkan dia tak mengingat apapun? Tolong kesadarannya buat para bocil ini bukan sarana bacaan kalian yah 🔞🔞🔞 #2 Lesbian (0...