6. It's your baby

4K 379 17
                                    

Deg!

seketika jantungku berhenti berdetak, aku merapikan kemejaku menutup perut buncit itu.

"eoh a-aku terlalu banyak makan akhir-akhir ini appa" jawabku gugup.

appa mendekat, memicingkan matanya.

"tak biasanya kau banyak makan?" selidiknya.

"chickin! ya aku sedang menyukai chickin, bahkan kemarin aku menghabiskan satu ember chickin" jelasku.

"ah begitu, kau seperti eommamu saja saat mengidam. bahkan kemarin appa harus membeli beberapa box chickin untuknya" ujar appa.

"mengidam ya.." gumamku pelan

"aku akan pulang, jangan terlalu lelah bekerja" ucapnya beranjak keluar. "jennie-ya, jika ada apa-apa jangan sungkan bercerita dengan appa eoh. oh ya jangan lupa berolahraga" ucap appa melambai meninggalkan ruanganku.

appa memang masih mengelola Lee corp. namun hanya mengawasiku, karena memang ini perusahaan miliknya. tapi aku diberi kewenangan untuk mengendalikan cabang di busan jika sudah saatnya.

aku kembali memikirkan ucapan appa tentang perut buncitku. sepertinya aku harus memeriksakannya ke dokter.

aku pulang cepat hari ini, melangkah memasuki ruangan dengan cat putih.

"jangan beritahu appa tentang ini oppa" pintaku pada dokter kandungan didepanku.

"kau benar-benar nakal jennie-ya" ucapnya mulai memeriksaku.

"yah begitulah anak muda oppa" jawabku.

"sudah berapa lama kau mengenalnya?" tanyanya lagi.

"kau tak perlu tau oppa" sinisku.

pemeriksaan selesai, aku menurunkan kemejaku yang terangkat selama pemeriksaan.

"bagaimana oppa, dia sehat bukan?" tanyaku penasaran.

"kenapa baru diperiksa sekarang? dia sudah 8 minggu, pantas saja appamu mencurigai mu. kau kekurangan vitamin D dan zat besi, apa kau tak pernah meminum susu ibu hamil?" marah jin oppa.

"aku tak mengira dia ada disini jadi tak pernah berpikir memeriksanya. aku memang belum meminum susu kehamilan, aku akan membelinya sepulang dari sini" jawabku.

"aku akan menambah beberapa vitamin untukmu dan bayimu, dan ingat jangan terlalu banyak pikiran itu mempengaruhi kesehatan bayimu" pesannya.

"baiklah oppa aku akan mengingatnya, terima kasih atas waktumu" aku memeluknya sebelum keluar dari ruangannya.

Seokjin oppa adalah adik bungsu eommaku, tak kusangka dia bekerja disini.

sepulang dari rumah sakit aku mampir ke minimarket membeli beberapa kotak susu ibu hamil.

kakiku melangkah menaiki tangga, memutar knop pintu. dia masih saja tertidur, kapan dia akan membuka matanya.

"bicaralah pada daddy mu nak, bilang padanya untuk segera bangun dan bertanggung jawab atasmu" ucapku mengelus perutku yang sedikit membuncit.

aku meninggalkan kamarnya, menuju kamarku beristirahat.

drrrtt.. drrttt...

Lalisa is calling..

"wae lisa-ya?"

"..."

"berapa lama?"

"..."

"huh baiklah, cepatlah kembali" aku mematikan sambungan telepon.

Lisa akhir-akhir ini terlihat berbeda, ia sedikit pendiam. bahkan sekarang ia meminta cuti untuk pulang ke kampung halamannya selama 2 bulan. memang lisa tak pernah minta cuti, sekalinya cuti selama itu.

Love By AccidentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang