Setelah menyelesaikan pekerjaanku aku meregangkan otot-ototku agar tidak kebas karena duduk dan mengetik selama beberapa jam tanpa henti. mataku melirik pada wanita yang tertidur di sofa, begitu tenang dengan perut besarnya.
aku merasa haus dan keluar menuju kitchen office. saat di sana aku berpapasan dengan jihyo yang sedang minum. tanganku meraih gelas pada rak dan memencet tombol dispenser.
"maaf hari ini aku tidak bisa mengantarmu pulang" ucapku menoleh pada jihyo yang berada dibelakang ku.
"tidak apa aku mengerti, tapi boleh aku meminta sesuatu sebagai gantinya?" ucapnya menatap mataku.
"apa?" tanyaku penasaran.
dia berjalan mendekat, mengecup singkat bibirku kemudian pergi meninggalkanku.
aku memegang bibirku, sedikit rasa bersalah menghinggapi perasaanku ketika mengingat jennie yang tertidur di dalam sana.
aku mengambil gelas pada dispenser meneguknya habis, langkahku memutar kembali ke ruangan ku.
"j-jen.. sejak kapan kau disitu?" kagetku ketika jennie berdiri di pintu masuk kitchen office.
"baru saja. apa aku tidur terlalu lama, bukankah ini sudah jam pulang?" tanyanya.
"apa kau mau minum?" tawar ku yang hanya mendapat anggukan.
"dia tidak melihatnya kan" gumamku khawatir.
"Ji.." ucapnya pelan, aku menoleh padanya.
"ada apa umh?" tanyaku was-was.
"tidak, aku hanya ingin pulang" jawabnya datar.
"baiklah kita akan pulang, aku akan mengambil barangku dulu ruangan ku" ucapku mengusap kepalanya pergi mengambil tas dan handphone di meja.
Jennie pov.
mataku mengerjap beberapa kali menyesuaikan cahaya lampu, sepertinya aku terlalu lama tertidur. merasa tenggorokanku membutuhkan air, aku melirik kursi jisoo kosong, kemana dia?
kakiku melangkah keluar ruangan, aku tidak tahu dimana letak kitchen office disini jadi aku sedikit berkeliling. kantor sudah sepi karena sudah jam pulang, aku melihat seorang karyawan yang sepertinya akan bersiap pulang.
"permisi, boleh aku tahu dimana kitchen office nya?" tanyaku.
"ah disebelah sana mrs. lurus saja lalu belok kiri" jelasnya.
"terima kasih" ucapku, dia melanjutkan jalannya.
saat menemukan tempat yang aku tuju jisoo di sana. dengan wanita tadi?
aku berhenti mendengarkan jisoo mengucap beberapa kalimat yang tidak bisa aku dengar, mataku dan wanita itu bertemu. dia memberiku smirk kemudian aku terkaget ketika wanita itu mencium bibir suamiku. aku tidak terima, hati ini sakit tapi aku sadar dimana posisiku tidak ada dalam ingatannya. meski jisoo bilang dia sudah mencintaiku tapi aku melihat matanya mengatakan bahwa dia masih ragu.wanita itu meninggalkan jisoo yang masih berdiri di sana.
"lihat dia akan kembali padaku" ucapnya saat melintas di depanku.
tanganku mengepal menahan amarah agar air mataku tidak lolos. aku melihat jisoo kaget saat membalikkan badannya, aku berpura-pura tak mengetahui kejadian sebelumnya.
saat akan memasuki mobil untuk pulang, jisoo di telpon daddy kim untuk datang ke mansion, akhirnya kami memutuskan langsung saja menunju ke sana tanpa pulang terlebih dahulu karena arah jalan yang berbeda.
mobil jisoo memasuki pekarangan mansion keluarga Kim berhenti tepat didepan pintu utama.
"oppa!" teriakan rose menyapa kami yang baru menginjakkan kaki di ruang keluarga, rose memeluk jisoo. dia sudah menginjak dunia perkuliahan namun tingkahnya masih terlihat seperti anak kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accidents
Novela Juvenil[END] Bagaimana Jadinya Kim Jennie hamil tetapi yang menghamilinya hilang ingatan? Apakah Kim Jisoo akan bertanggungjawab sedangkan dia tak mengingat apapun? Tolong kesadarannya buat para bocil ini bukan sarana bacaan kalian yah 🔞🔞🔞 #2 Lesbian (0...