4. Last Day

4.7K 358 3
                                    

"hei nona sadarlah" ucapku membenarkan tangannya dan menyelimutinya.

"eeunghh haah"

gluup..

sedikit menelan ludah kasar. hanya desahan yang keluar dari mulutnya, ini benar-benar mengujiku.

mataku mengedar mencari sesuatu yang bisa kucari, itu tasnya.

"permisi aku hanya mencari orang yang bisa membantumu nona" ucapku pelan merogoh tasnya dan menemukan kartu namanya.

"Lee Jennie, 25 tahun, CEO Lee corp. " ternyata dia lebih tua satu tahun diatasku.

"oh handphonenya" aku mengambil benda pipih itu menyalakannya. "hah password terkutuk" kesalku menaruh kembali benda pipih itu ke dalam tas.

ku lirik wanita itu masih bergerak gusar dan semakin berkeringat.

oh tidak mataku, bagaimana kau bisa mengalihkan pandanganmu melihat mangsa yang pasrah di depanmu. kenapa badanku mulai memanas? ah mungkin hormonku naik.

"Jennie-ssi apa kau masih sadar?" tanyaku mendekat menepuk pelan pipinya.

akhirnya ia membuka matanya!

eungghh hhaaah... desahnya.

"bisakah kau berpakaian, aku akan mengantarmu ke tempatmu" ucapku melepas tanganku dari pipinya.

"siapa kau?" tanyanya menarik erat pergelangan tanganku mendekat.

bukan merasa sakit aku malah semakin gugup, bahkan wajahnya tepat di depanku. bisa ku cium seperti bau wine.

"ah aku jisoo kemarin yang mengantarmu, kau tak ingat?" tanyaku mencoba menarik tanganku tapi mustahil, ia semakin mengeratkannya.

"jisoo-ya.. ah wanita berbatang itu.." jawabnya cengengesan khas orang mabuk.

"b-bagaimana kau tau?" tanyaku gugup bagaimana wanita ini tau privasiku?

"haha kau tak ingat? bahkan kau mendesah dengan mata tertutup saat aku memegangnya"

"a-apa yang kau bicarakan?" ucapku seolah tak tau apa yang ia bicarakan.

"ak-haha kau bodoh atau bagaimana? seperti ini kau lihat?" ucapnya menarikku jatuh. menindih dan jangan lupakan tangannya yang sekarang berada di tengah selangkangannku.

"ah aku penasaran bagaimana rasanya jika bermain dengan wanita, apa junior mu akan sama saja rasanya?" bisiknya di samping telingaku.

aku memalingkan muka menahan tubuhku yang mulai memanas. ada apa dengan diriku? tak biasanya aku mudah goyah.

tangannya mulai menarik ujung resletingku, aku mencegahnya.

"eoh wae? apa aku tak semenarik itu?" tanyanya menatapku. dapat kulihat mata sayunya, bibir merah menggoda, dan jangan lupakan pipi chubby nya ingin sekali aku menggigitnya.

"m-maaf k-kita seharusnya tak begini" ucapku gugup menelan ludah.

"bukankah sudah biasa melakukannya disini hemm?" ucapnya mengusap perutku memainkan ujung kaosku.

"t-tapi aku belum pernah melakukannya" aku memalingkan muka malu

"haha kau sangat lucu? tapi bisakah kau membantuku menuntaskan ini, lelaki brengsek itu sepertinya memberiku obat" ucapnya menunjuk celana dalamnya yang sudah basah.

"a-apa yang kau pikirkan nona, aku tak mau" sarkasku ingin bangkit.

"kau tau jisoo-ssi, apa yang ku mau harus ku dapatkan" bisiknya pelan menempelkan bibirnya pada bibirku.

Love By AccidentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang