Siang ini ada jadwal pemeriksaan kandungan. aku begitu bahagia ketika jisoo sendiri yang mau ikut pemeriksaan ke rumah sakit. kini di ruangan serba putih Seokjin oppa, aku berbaring di atas ranjang dengan beberapa pemeriksaan yang dilakukan. tangan Jin oppa menggerakkan probe memutari perutku yang sudah mulai membesar. aku dapat melihat jisoo begitu fokus melihat layar monitor saat oppa melakukan USG, memperlihatkan janin ini sudah sedikit membentuk sebagian tubuhnya.
"ia terlihat begitu mungil" ucap jisoo tiba-tiba.
"ah benar, lihatlah ini alat kelaminnya sudah mulai membentuk" tunjuk jin menggerakkan probe di tangannya.
"apa jenis kelaminnya?" tanya jisoo antusias.
"ini belum pasti, pada pemeriksaan selanjutnya pasti sudah nampak" jawab jin oppa.
"berapa usianya?" tanya jisoo penasaran.
"ini sudah 16 minggu, apa kau rajin meminum susu dan vitaminmu jen?" tanya jin oppa padaku.
"aku sudah rajin meminumnya oppa" balasku.
"kau harus memperhatikan makanannya ya jisoo-ssi, jennie melewatkan trismester pertamanya dengan kurang baik jadi janinnya sedikit kekurangan vitamin" jelas jin oppa dan jisoo hanya mengangguk seperti anak kecil.
dapat kulihat jisoo sedang membisikkan sesuatu kepada jin oppa, aku penasaran.
"yak kalian merahasiakan apa dariku!" ucapku tak terima.
"hahaha tenang jennie-ya, suamimu hanya menanyakan apa tidak beresiko jika kalian berhubungan intim" jelas jin oppa.
jisoo memicingkan matanya melihat jin oppa dengan raut muka begitu dingin.
"yak jen suamimu menakutkan. sebenarnya tidak apa-apa jika berhubungan asal jangan kasar eoh" ucap jin oppa tersenyum jail.
aku tersipu mendengar jisoo menanyakan hal itu.
pemeriksaan selesai dilakukan, kami sedang berada di mobil dalam perjalanan pulang.
"Eh ini bukan arah ke mansion, kau mau kemana ji?" tanyaku melihat jisoo membelokkan ke arah lain.
"aku ingin mampir ke supermarket" jawabnya datar.
mobil terparkir dengan sempurna.
"kau mau ikut atau tunggu di mobil?" tanyanya sebelum keluar dari mobil.
"ikut" ucapku manja.
jisoo membukakan pintu untukku, memegangi pinggangku saat berjalan bersamanya, bahkan tak membiarkanku mendorong troli. dia masih dingin padaku namun disaat yang sama dia sangat perhatian denganku.
"aku ingin kiwi ji.." ucapku begitu melihat barisan kiwi di depanku.
"baiklah, kau mau berapa?" tanyanya datar.
"hemm.. 2 saja, apa kau mau juga?" ucapku.
"tidak, aku tak menyukainya" tetap dengan datarnya memasukkan 2 styrofoam kiwi yang telah terkupas.
"Ji.. aku ingin ayam" ucapku manja begitu melihat stand ayam yang kita lewati.
"kenapa kau banyak sekali makan?" tanyanya.
"itu permintaan anakmu" jawabku sinis.
"apa kau akan meninggalkanku jika aku berubah menjadi gendut?" ucapku menatapnya.
"aku akan meninggalkanmu jika dia bukan anakku" ucapnya begitu dingin berjalan kearah stand ayam.
Deg!
rasanya begitu sakit saat dia masih belum percaya bayi dalam kandunganku adalah anaknya. aku mendudukkan diriku di kursi depan stand, tanganku bergetar menahan agar air mataku tidak keluar namun itu sia-sia, aku menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accidents
Teen Fiction[END] Bagaimana Jadinya Kim Jennie hamil tetapi yang menghamilinya hilang ingatan? Apakah Kim Jisoo akan bertanggungjawab sedangkan dia tak mengingat apapun? Tolong kesadarannya buat para bocil ini bukan sarana bacaan kalian yah 🔞🔞🔞 #2 Lesbian (0...