Five

6.9K 645 62
                                    

|•|•|•|•|•|•|•|•|•|
💛🐝💛🐝💛🐝💛
|•|•|•|•|•|•|•|•|•|




"Na jaemin ssi"jaemin mendongak menatap kim saem yang sedang berpeluk tubuh didepan bangkunya dengan wajah yang kurang senang.

"Ne saem,wae?"tanyanya heran dan sedikit malu karna sekarang seluruh atensi teman sekelasnya terarah pada nya.

Doyoung tampak memghembuskan nafasnya"hufft setelah ini kamu ikut saya ke ruang guru"ujarnya lalu kembali semula ke meja mengajarnya.

"Mampus lo na"bisik haechan jahil membuatkan dahi jaemin semakin mengeryit.

Renjun yang melihatnya hanya mengelengkan kepalanya"lo ketauan ngak fokus waktu dia lagi ngajar"ujarnya agak pelan agar tidak turut terkena masalah.

Jaemin mengangguk paham,dia akui memang ia tidak fokus sedari tadi karna bayangan kedua kakak adik itu semalam masih bergelantungan dipikirannya,ia tidak sempat ketemu sama duo maknae tiang itu karna hari ini dijemput hyunjin jadi otomatis dirinya harus siap-siap awal.

Skip

"Jadi bisa kamu jelaskan kenapa kamu tidak fokus selama pelajaran saya tadi?"tanya doyoung pada anak murid barunya ini.

"Maafkan saya saem,tidak akan saya ulangi lagi hal itu"ujar jaemin  dengan nada sesal.

Doyoung memandangi wajah putih jaemin yang terus menunduk didepannya,ia menepuk pelan bahu sempit tersebut dengan lembut sebelum berujar"saya tidak marah,tapi perbuatan mu itu bisa membuatkan kamu ketinggalan nanti dan saya tidak suka itu"jaemin mengangkat kepalanya dengan pelan dan matanya langsung bertemu kontak dengan saemnya itu.

Ia terdiam sejenak begitu juga doyoung,tapi bukan mata siswanya yang menjadi perhatiannya tetapi tanda lahir bentuk hati yang berada di samping leher jenjangnya.

"Tidak mungkin!"batin doyoung dengan wajah kaget yang tak bisa ia sembunyikan.

"Wae saem? Wajahmu kelihatan pucat"tanya jaemin khawatir.

Doyoung berusaha agar tetap tersenyum supaya remaja didepannya ini tidak cemas"saya baik ii saja,kamu bisa kembali ke kelas kamu sekarang"ujarnya.

"T-tapi..."

"Ngak usah khawatir,saya sungguh baik ii saja"ujarnya yakin.

Jaemin mengangguk dengan agak ragu,ia membungkukkan badannya sebelum pamit untuk kembali ke kelasnya.

Seperginya jaemin dari ruang guru,doyoung menghela nafasnya dengan panjang, ia membuka kacamata yang bertenger dipangkal hidungnya lalu memijit pelipisnya dengan pelan.

Ia mendongak menatap langit ruangan guru yang berwarna putih tersebut dengan pandangan sendu"Kenapa aku berharap yang jaemin itu adalah jaeminku"lirihnya sambil mengusap sebuah foto usang yang memperlihatkan seorang bayi yang masih berusia beberapa bulan.

"Papa merindukanmu nak"matanya sudah mulai berkaca tetapi ia urung karna tak ingin disoal siasat oleh guru ii yang lain kalo melihatnya menangis seorang diri.

Tiba ii ia merasakan ponselnya berdering disaku celananya,ia mengeryitkan keningnya saat nomer asing yang terpampang di skrin ponselnya.

JUNG'S SIBLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang