Thirty

1.9K 230 2
                                    








|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|
🤎🦌🤎🦌🤎🦌🤎🦌🤎🦌🤎🦌🤎
|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|















Mark memandang wajah kesakitan jaemin dengan raut cemas,tapi ia sadar ia tak bisa melakukan apapun dengan kondisi seperti ini

"nana l-lo beneran ha-hamil?"tanya haechan dengan ragu dan bingung,jaemin yang masih merintih hanya mengangguk lemah.

"Ma-maaf karna merahsiakan ini dari lo dan renjun"lirih jaemin.

haechan mengeleng,rasa khawatirnya lebih mendominasi dibanding kecewa karna jaemin seperti tidak yakin dengan mereka yang sudah lama bersahabat sejak dari sekolah dasar.

"Kenapa kalian sangat bodoh huh?!"seru mark sambil memandang jaemin tajam.kening haechan berkerut tak senang saat mark mengatakan itu.

"kenapa kalian membahayakan diri kalian dengan nolongin gue.lo juga jaemin kenapa lo masih mau baik sama orang kek gue hahh? apa lo em_"

"Mark"potong jaemin dengan suara serak."gue minta maaf karna gara-gara gue hubungan persaudaraan kalian menjadi berantakan seperti ini"lirihnya.mark memalingkan wajahnya ke samping gak sanggup untuk melihat wajah manis itu bercucuran air mata tapi ia tetap mendengar dan jaemin tau itu.

Jaemin tau ini bukan waktu yang sesuai untuk saling curhat tapi ia rasa ia perlu mengatakannya sekarang"mark gue gak tau apa setelah ini kita bisa selamat ato gak tapi gue cuman mau bilang kalo gue sangat bersyukur bisa menjadi salah satu dongsaeng kepada seorang Jung Minhyung....,gue hiks gak pernah tau gimana rasanya punya hyung sejak tinggal di panti karna gue yang tertua hiks karna itu gue hiks bahagia banget waktu itu pas tau kalo gue bakalan punya hyung hebat dan luar biasa kek lo,gue gak pernah benci lo mark gak pernah walau apapun yang lo udah lakuin ke gue,gak pernah sedetik pun gue merasa benci sama lo"tangis jaemin pecah,ia sendiri gak tau kenapa dia sejak kemarin merasakan sesuatu yang buruk akan berlaku.

haechan yang turut mendengarnya juga ikut meneteskan air mata karna setiap ucapan yang dikatakan jaemin terdengar sangat putus asa,sahabat manisnya itu tak pernah terlihat rapuh seperti ini.

mark merasa bersalah secara tiba-tiba,ia menundukkan kepalanya namun di benaknya terlintas sebuah idea"gak kita akan selamat"tutur mark tiba-tiba yang kini sudah menoleh ke arah jaemin dan haechan dengan wajah serius.tatapannya pada mereka sudah tidak setajam tadi.

"Maksud lo hyung?"tanya jaemin sesenggukan.

"haechan kau masih bisa berdiri bukan"soal mark dan dibalas anggukan mantap olehnya.

"bagus sekarang lo mendekat ke gue dan coba lo ambil pisau lipat di saku celana gue sekarang"titahnya.

haechan lantas bangun dan mendekat ke arah mark,ia kemudian melakukan seperti yang di arah oleh mark tadi.

"Ergg d-dikit lagi erghh....haa!!"haechan mendapatkan pisau lipat tersebut,baru saja ia ingin memotong tali pada tangan mark tapi dicegah oleh si empunya.

"berikan pisaunya ke jaemin dan biarkan ia memotong tali di tangan lo dulu"haechan mengangguk ragu dan memberinya pada jaemin yang dengan sedikit susah payah karna harus memotongnya tanpa bisa melihat karna mereka harus saling membelakangi,bahkan jaemin tak sengaja sedikit melukai lengan haechan.

JUNG'S SIBLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang