08. ASISTEN

2.4K 542 26
                                    

PAGI ini, Lisa bangun dengan pikiran yang bingung. Ia merasa bahwa semalam Doyoung mengucapkan kata 'I love you' sebelum akhirnya Lisa terlelap pulas.

Lisa memang sudah hilang kesadaran dan hanya bisa mendengar ucapan Doyoung dengan samar-samar.

"Ah! Gak mungkin si Melvi bilang gitu! Mustahil banget anjir!" Gumam Lisa yang berusaha untuk menolak pikiran nya.

"Kak!"

Lisa menoleh ke arah pintu kamarnya yang di ketuk oleh seseorang dari luar.

"Kenapa?" Sahut Lisa.

"Udah rapi belom?!" Teriak seseorang dari luar.

"Belum! Ini baru mau mandi" Lisa pun bangkit dari kasur.

Terdengar decakan kesal dari seseorang yang berada di luar kamar Lisa. Gadis itu hanya mengedikkan bahunya acuh dan pergi mandi untuk bersiap-siap ke sekolah.

Setelab Lisa sudah siap, ia langsung turun ke bawah untuk sarapan bersama.

"Pagi semua!!" Lisa menyapa keluarga yang sudah berkumpul di ruang makan.

"Pagi, sayang" Linda yang baru saja duduk disebelah sang suami-Samuel Johnson-membalas sapaan hangat Lisa.

"Pagi, tuan putri" Samuel juga membalas sapaan Lisa.

"Hm"

Lisa mendelik malas pada sang adik-Lucas Johnson-yang membalas sapaan tidak niat dan malah fokus bermain ponsel.

Lisa pun duduk di sebelah Lucas.

"Lucas, ponsel nya taro dulu!"

Lucas yang mendapat teguran dari Samuel langsung meletakkan ponselnya di atas meja.

Keluarga Lisa pun sarapan dengan tenang.

○○○

Di jam istirahat yang seharusnya Doyoung gunakan untuk mengisi perut dan menenangkan pikiran, kini harus menghadapi Lisa dan murid kelas 11 yang membuat masalah di sekolah.

Kejadian nya, Lisa tak sengaja menabrak adik kelas hingga minuman yang Lisa pegang tumpah ke baju adik kelas itu.

Lisa yang memang sadar kalau itu kesalahan nya langsung meminta maaf dan meminta adik kelasnya untuk memakai jaket Lisa agar baju adik kelas itu bisa ia bawa pulang dan bersihkan.

Tapi sepertinya, adik kelas itu termasuk dalam golongan orang yang tidak menyukai Lisa. Lantas ia malah mencaci maki Lisa dan menarik emosi kakak kelasnya itu.

Lisa yang awalnya hanya diam dan bersikap tenang, semakin terpancing emosi karena adik kelasnya itu terlewat batas.

"Cih! Kakak kelas kurang belaian! Pencitraan banget lo di depan orang, bilang aja deh! Lo mau narik perhatian kak Doy kan? Heh, ngarep!"

Lisa mengepalkan tangan kiat, bahkan kuku nya sampai memutih. Apa dia bilang? Lisa kurang belaian? Lisa narik perhatian Doyoung? Cih! Yang benar saja.

Lisa tidak menyerang adik kelas itu duluan, karena ia masih bisa berpikir jernih.

"Kalo gue kurang belaian, terus lo apa? Kurang batang?! Ups, canda batang!"

Dare to ketos ♣︎ [kdy • lls]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang