10. LATIHAN PERTAMA

2.2K 499 24
                                    

LISA berjalan santai menuju ruang ketua OSIS. Hari ini dia harus melaporkan urusan kemarin pada Doyoung.

Tanpa mengetuk terlebih dahulu, Lisa langsung membuka lebar pintu ruangan Doyoung.

"Hai, v-vi!" Lisa yang tadinya ingin menyapa Doyoung dengan ceria langsung kikuk karena melihat 3 sahabat Doyoung berada di dalam ruangan itu.

"Hai, Lis!" Theo menyapa Lisa yang masih berdiri kaku di pintu.

"Ha-hai, Theo!" Dengan terbata-bata dan jantung yang berdebar, Lisa berusaha keras untuk menyapa balik gebetan nya.

Doyoung hanya menggulirkan matanya malas, Jeffrey yang duduk di sebelah Theo dan dihadapan Doyoung hanya terkekeh kecil melihat reaksi Doyoung.

"Kasian banget temen gue, cemburu tanpa status. Haha" Batin Jeffrey.

"Masa yang di sapa cuma Doyoung sama Theo sih, Lis. Ada gue sama Jeffrey lho disini" Johnny mencoba untuk menghilangkan situasi canggung ini.

"E-eh i-iya. Ha-hai, John! Hai, Jef!"

Jeffrey, Johnny dan Theo terkekeh karena sikap Lisa yang mendadak kikuk.

Doyoung menghela napasnya, hati dia sudah panas melihat Lisa tersipu karena THEO.

"Kenapa lo kesini?" Doyoung pun bertanya dengan nada dingin, membuat keempat orang itu serentak menatap Doyoung.

"Eum, gue mau ngomongin yang kemarin. Tapi, kalo kalian masih ada urusan, gue pergi dulu deh. Nanti gue kesini lagi"

"Eh gak usah! Kita udah selesai kok, lo bisa ngomong berdua sama Doyoung sekarang" Cegah Jeffrey yang sudah kasihan melihat sahabatnya cemburu.

Lisa pun tidak jadi pergi dan hanya diam di depan pintu.

Jeffrey menarik Theo dan Johnny agar pergi keluar dari ruangan Doyoung.

Sebelum pergi meninggalkan Doyoung, Jeffrey sempat mengedipkan matanya pada Doyoung.

Si oknum hanya diam, walau dalam hati ia senang dan berterimakasih pada Jeffrey.

"Sorry ya" Lisa meminta maaf pada ketiga teman Doyoung, merasa tidak enak karena sudah mengganggu mereka.

"Gapapa, duluan ya"

Ketiga teman Doyoung benar-benar pergi dari pandangan Lisa, hingga akhirnya gadis itu masuk dan duduk di hadapan Doyoung.

Lisa langsung menenggelamkan wajahnya di atas meja. Ia malu sekali pada Theo.

"Mampus gue. Malu banget kayak gitu di depan doi" Batin Lisa.

Doyoung tak berkutik, ia hanya memperhatikan Lisa yang sesekali gadis itu menghela gusar.

"Tujuan lo kesini tuh, mau ngomongin yang kemarin atau mau terus-terusan begitu kayak orang stress?"

Lisa mengangkat wajahnya yang sudah memerah. Menegakkan posisi duduknya dan menghela napasnya pelan.

Doyoung memulai kembali fokus pada berkas-berkas OSIS nya, sesekali melirik Lisa.

"Lo punya air putih?" Tanya Lisa dengan lirih.

Doyoung menghentikan pekerjaan nya sebentar, mengambil botol air nya sempat ia minum sedikit.

"Nih" Doyoung menyodorkan botol airnya pada Lisa.

Lisa mengambilnya dan meminumnya dengan rakus.

"Haaa" Lisa menyudahi minumnya, menutup kembali botol tersebut, namun tetap ia pegang, tidak ia kembalikan pada Doyoung.

"Gue mau ngomongin masalah kemarin. Teman-teman gue setuju, keluarga gue juga setuju. Jadi lo gak perlu pikirin lagi masalah band sama katering" Lisa pun akhirnya mengucapkan tujuan nya.

Doyoung tersenyum samar, "thank's"

Lisa mengangguk pelan, "btw, nanti gue izin gak ikut rapat ya. Gue mau latihan, tapi kalo lo butuh apa-apa, gue ada di ruang dance"

Doyoung hanya bergumam.

Lisa bangkit dari duduknya, ia harus kembali ke tempat teman-teman nya sekarang.

"Yaudah, gue pergi dulu ya. Aer lo buat gue. Bye, vi!" Lisa pun pergi dari ruangan Doyoung sambil membawa botol air milik si ketos itu.

Kini tinggal lah Doyoung seorang diri dalam ruangan nya. Lelaki itu tersenyum kecil sambil memandangi pintu.

Tetapi, seketika ia menyentuh bibirnya. Doyoung baru saja sadar bahwa Lisa meminum botol yang bekas ia minum, berarti secara tidak langsung mereka ciuman(?!).

Wajah dan telinga Doyoung langsung memerah, ia pun sontak kembali fokus pada pekerjaan nya walau hatinya berdebar kencang karena perihal tersebut.

○○○

Seperti yang Lisa ucapkan pada Doyoung, kini ia berada di ruang dance bersama 3 sahabatnya.

"Btw, gue mau tanya. Lo kok tumben mau bantuin si ketos?" Jessica yang sedang membuka seragamnya bertanya pada Lisa yang sedang melakukan pemanasan bersama Rose.

"Ya mau gimana lagi, gara-gara gue berantem sama adek kelas waktu itu, gue disuruh jadi asisten nya si ketos. Gue ngebantuin dia juga biar gue gak di kasih tugas yang aneh-aneh, tau lah si Melvi sedendam apa sama gue" Kata Lisa.

Ketiga sahabat Lisa hanya terkekeh, mereka jelas tahu bagaimana hubungan Doyoung dan Lisa.

Mereka pun memulai pemanasan lebih dahulu.

"Kita mau tampil lagu apa?" Tanya Jennie.

"Lagunya Blackpink aja, duddudu sama lovesick girls aja. Kita juga ngewakilin kelas kan?"

Lisa mengangguki ucapan Rose.

"Yaudah, ayo latihan!"

Mereka pun memulai latihan pertama mereka sampai menjelang malam. Ketiga teman Lisa pamit lebih dulu, sedangkan Lisa masih duduk sendiri di halte menunggu taxi lewat. Ponselnya lowbat, dia tak bisa pesan taxi online jadinya.

Ketiga teman Lisa sudah menawarkan tumpangan, tapi gadis itu tengil dan menolak keras tawaran itu.

Dan berakhir lah Lisa disini. Duduk sendiri di halte bus sambil bersenandung kecil.

Lisa terlalu fokus pada dirinya sampai tidak sadar bahwa sudah ada Doyoung yang duduk di sebelah gadis itu sambil bersedekap dada.

"Astagfirullah!"

Saat menoleh, Lisa langsung terkejut. Ia bahkan spontan memegang jantungnya yang sempat berhenti berdetak sejenak.

"Sejak kapan lo disini?!" Lisa bertanya dengan sedikit berteriak.

"Sejak 2 menit yang lalu"

Lisa mengelus dadanya sambil mengatur napasnya.

"Lo ngapain disini? Gak balik?" Tanya Lisa ketika napasnya sudah kembali normal.

"Lo sendiri, kenapa belum balik?" Bukannya menjawab, Doyoung malah balik bertanya pada Lisa.

"Gue lagi nungguin taxi"

"Nungguin taxi? Jam segini lo berharap ada taxi lewat gitu?" Kata Doyoung seraya melihat jam tangan nya.

"Ya dicoba dulu gak ada salah nya kan? Lagian gue pulang naik apaan lagi kalo bukan taxi"

Doyoung menghela napasnya, "balik sama gue aja. Sampe tengah malem juga gak bakal ada taxi yang lewat"

"E-eh tapi.."

Belum juga protes, Doyoung sudah lebih dulu menarik tangan nya. Lisa hanya bisa menghela napasnya kasar. Lagipula apa yang Doyoung ucapkan ada benarnya, lebih baik ia menumpang pada lelaki itu daripada harus duduk seharian di halte.

●●●

🙌🏻
@/ryaaa.lty_
(Instagram)

Dare to ketos ♣︎ [kdy • lls]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang