Born To You •Part 2•

‹21› Είκοσι

¬Born To You¬
~Part 2~

Original story by Jen_na23
Please Leave Your Vote And
Sorry For Typo

🍀ENJOY YOUR READ 🍀

Setelah 4 hari di rawat, kini Taeyong sudah sehat dan diperbolehkan untuk pulang.

Suasana di dalam mobil keluarga Jung itu cukup tenang, hanya suara deru mobil dan suara animasi yang ditonton Jaemin pada ponsel Jaehyun.

Taeyong melirik sekilas lewat kaca, melihat apa yang dilakukan kedua putranya itu.

Jaemin yang sedang menonton animasi dan Jeno yang---menatap tajam ke arah depan.

Taeyong meremang.

Entahlah, tapi tatapan Jeno menyiratkan sesuatu yang lain.

Seperti, itu bukanlah tatapan datar Jeno yang biasanya.

'Ada apa ini?' batin Taeyong, hatinya merasa berat dan gelisah.

Jaehyun menggenggam sebelah tangan mungil Taeyong.

“Kenapa Tae?” tanya Jaehyun.

“hah? Oh tidak ada--tidak ada.” jawab Taeyong.

Jaehyun diam, ia tidak mau menanyakan lebih lanjut. Ia percaya nanti Taeyong akan bercerita dengan sendirinya.

Sampai di kediaman Jung yang mewah itu, keempatnya turun.

Jaemin yang berjalan di sisi Taeyong, Jaehyun memilih berjalan di belakang Jaemin dan Taeyong sembari membawa tas barang-barang milik Taeyong dan Jeno yang sudah masuk ke dalam rumah terlebih dahulu.

“Ish... Jeno nakal!” kesal Jaemin.

Taeyong terkekeh.

“Nggak kok, itu mungkin Jeno cuma capek aja. Memangnya Nana nggak Capek?” tanya Taeyong lembut.

Bocah manis itu terdiam sebentar lalu menggeleng ceria.

“Nggak kok! Nana kan anak kuat!” ujarnya sembari menunjukkan cengiran khasnya.

Sampai di rumah, Taeyong dituntun oleh Jaehyun dan Jaemin untuk duduk di sofa terlebih dahulu.

“Jeno.” panggil Jaehyun kala melihat Jeno yang melintas acuh melewati ruang tamu dan akan menuju ke tangga.

Jeno berhenti melangkah dan menoleh dingin ke arah Jaehyun.

“Kemarilah, setidaknya berkumpul bersama kami. Mommy baru saja pulang dari rumah sakit.” ajak Jaehyun.

Jaemin juga memgangguk antusias.

“Iya! Ayo sini Jen!” teriaknya.

Tapi lagi dan lagi...

“Tidak sudi.” jawabnya tajam.

Jaehyun yang memang sudah lelah tak dapat lagi menahan emosi.