Yusuf mengernyit saat Syifa terus memukul pelan kepalanya dengan kepalan tangan. "Kamu kenapa sih?"
"Gak ada Rey, ada lagi yang lebih ribetin." Syifa berbalik dengan wajah kesal. Ia memang harus profesional. Namun, ia yakin dunianya akan sangat runyam jika bertemu lagi dengan Taehyung.
Syifa duduk di kursi, menopang dahi sambil memejamkan mata. Hal ini tentu membuat Yusuf terkekeh sebab baru kali ini ia melihat Syifa sepanik dan sebingung ini. Biasanya Syifa akan bersikap dingin jika di hadapannya.
Suara ketukan pintu membuat Syifa dan Yusuf menoleh bersamaan.
"Pasien kamar 110--"
Syifa segera beranjak sebelum perawat itu selesai bicara. Bahkan hal ini sampai membuat Yusuf menggeleng. Padahal ia yakin penyebab Syifa terus merasa bingung tadi adalah pasien kamar 110.
"Apa kau merasakan sesuatu? To--" Syifa heran saat tak ada satupun perawat di sana. Ia kemudian menatap kembali pria Kim yang saat ini sudah tersenyum.
"Kau seperti tidak mengenalku. Apa kau lupa ingatan lagi?"
Nah kan, padahal Syifa gak niat buat ketemu. Bakal nyeret Kookie lagi, batin Syifa sambil memukul-mukul pelan dahinya. "Aku tidak bisa berlama-lama di sini."
Taehyung meraih tangan Syifa hingga membuat gadis itu segera menghentikan langkah. "Kau sungguh akan pergi? Aku dengar kau magang di sini."
"Lalu apa urusannya denganmu?"
Taehyung menarik tangan Syifa hingga gadis itu terjatuh tepat di atas tubuhnya. "Sungguh?"
Syifa segera berdiri. Ia berdeham untuk menenangkan diri. Ia yakin jantungnya berdetak kencang karena terkejut. Apa lagi ia bisa sangat dengan wajah Taehyung.
"Jungkook dan Tzuyu sudah bertunangan. Mereka akan menikah beberapa bulan lagi," jelas Taehyung.
"Kau cenburu?" tanya Syifa hati-hati. Namun, pria itu segera menggeleng lalu tersenyum.
"Untuk apa? Aku sudah lama melupakan perasaanku pada Tzuyu. Seharusnya aku bahagia, bukan?" Taehyung melirik Syifa untuk melihat reaksi dari gadis itu. "Bagaimana denganmu? Kau merasa kesal?"
Syifa menggeleng. Ia juga tak punya alasan untuk merasa kesal. Sama seperti Taehyung, ia berusaha melupakan perasaannya pada Jungkook. Terlebih karena Jungkook sebentar lagi akan menikah.
"Apa aku boleh pergi sebentar? Aku ingin menemui Ara. Perawat bilang, dia masih tak sadarkan diri," ujar Taehyung. Namun, Syifa justru menggeleng.
"Yang terluka kepalaku, apa aku berjalan menggunakan kepala?"
Syifa hanya berdesis. Ia baru saja senang karena sedikit beban hidupnya tertinggal di Indonesia. Meski bulan depan Rey baru bisa ke sana, tetap saja ia tak bisa bernapas lega karena Taehyung malah lebih menyebalkan dari Rey.
"Kau harus istirahat."
"Kau menghalangiku menemui putriku? Dia sedang kritis dan aku ingin melihatnya."
Pernyataan Taehyung tentu membuat Syifa cukup terkejut. Padahal ia tak pernah mendengar kabar soal pernikahan Taehyung. Namun, ia baru ingat jika status Taehyung yang merupakan seorang idol, tentu membuat pria itu memilih untuk menyembunyikan segalanya.
"Ikuti apa yang kukatakan. Kau harus istirahat. Putrimu akan baik-baik saja." Syifa berbalik, berniat untuk pergi dari sana. Ia merasa sudah terlalu lama berada di sana. Namun, langkahnya lagi-lagi harus terhenti saat Jungkook berada di ambang pintu.
Tamat riwayat Syifa, gumam Syifa dalam hati. Ia tak mungkin bersembunyi lagi jika sudah seperti ini. Ia juga tak bisa pergi begitu saja karena ia yakin Jungkook pasti akan berusaha keras untuk menemuinya.
"Aera?" Jungkook menjatuhkan bucket bunga yang ia bawa. Ia ingin melangkah. Namun, ia merasa kakinya benar-benar sulit untuk bergerak. Ia masih berharap jika ia tak sedang berhalusinasi. Namun, melihat Taehyung yang mengangguk padanya, ia yakin yang ada di hadapannya benar-benar Syifa.
"Ini benar-benar kau? Kau ada di sini?" Jungkook menatap Syifa dari ujung kepala sampai ujung kaki. Ia kemudian meraih tangan Syifa. Namun, dengan halus Syifa menolak genggaman tangan itu. Ia benar-benar tak ingin membuat masalah seperti terakhir kali. Apa lagi saat ini Jungkook akan menikah.
"Aku harus pergi," ujar Syifa dengan nada dingin. Ia mempercepat langkah, berharap Jungkook tak menahannya. Ia selalu bertanya-tanya kenapa takdir benar-benar selalu memberikan sebuah kejutan seperti ini?
Jungkook terus menatap Syifa sebelum gadis itu benar-benar menghilang. Ia kemudiam meraih bucket bunga itu lalu memberikannya pada Taehyung.
"Jangan pernah berpikir kau bisa kembali padanya," ancam Taehyung. Ia tak akan mungkin membiarkan Jungkook menyakiti Tzuyu lagi seperti terakhir kali.
"Bagaimana Ara? Dia baik-baik saja?"
Taehyung memasang wajah sedihnya. Ia tahu, seharusnya hari ini ia tak mengajak Ara pergi keluar. Terlebih karena firasat buruk itu ternyata benar. "Ara kritis. Dia belum membuka matanya."
"Sungguh?"
Taehyung mengangguk. "Aku juga tak tahu semua ini akan terjadi. Sebuah bus hilang kendali lalu menabrak mobilku. Padahal aku ingin mengajak Ara ke kebun binatang."
Aera, apa ini jawaban dari setiap pertanyaanku? Tapi kenapa kau harus muncul di waktu yang tidak tepat? batin Jungkook. Alih-alih mendengar cerita Taehyung, Jungkook justru larut dalam pikirannya.
*
*
*Syifa menghela napas berat, membuat Yusuf menatapnya heran. Sejak tadi, gelagat Syifa memang terlihat lain. Gadis itu terus menghela napas berat. "Syifa, kamu kenapa? Kangen Rey?"
Syifa menunjukan wajah kesalnya. Ia kemudian mencubiti lengan Yusuf. "Ish, bisa gak sih gak nyebelin?"
"Habisnya dari tadi kamu kayak punya masalah yang berat banget."
"Lebih dari berat ini mah." Syifa membuka pintu kamarnya. "Duluan ya."
Syifa menutup pintu, menggantung sneli miliknya lalu duduk di tepi ranjang. Ia menatap sebuah gelang yang selama ini melingkar di tangannya, menemani jam tangan hitam miliknya. "Kenapa harus ketemunya sekarang coba? Kenapa gak nanti aja pas udah nikah?"
Syifa menghela napasnya. Kali ini pikiran soal Taehyung juga mulai menyergap pikirannya. Ia masih bertanya-tanya kapan Taehyung menikah dan memiliki anak. Selama ini tak ada berita soal Taehyung sedikitpun.
"Kenapa Syifa harua mikirin Taehyung juga?" gumam Syifa kemudian beranjak. Ia membuka lemari dan terkejut saat semua pakaiannya sudah tersusun rapi.
"Kejutan!" teriak Hana.
"Sunbae?"
"Panggil aku Hana. Kau dan aku hanya berbeda sedikit," ujarnya sambil menjelaskan dengan jarinya. "Kita akan satu kamar sekarang."
"Benarkah?"
Hana mengangguk. "Ah ya, kenapa kau membicarakan soal Taehyung tadi? Apa kau juga mengidolakannya? Astaga, selera kita sama."
"Tidak," elak Syifa. Ia bersyukur karena menggunakan bahasa Indonesia tadi. Mungkin jika menggunakan bahasa Korea, akan ketahuan jika ia memang mengenal Taehyung.
"Mungkin kau hanya salah dengar."
"Aku baru membersihkan telingaku. Aku yakin mendengar nama Taehyung. Kau tahu? Aku sangat senang Taehyung ada di rumah sakit. Aku akan menikmati shift malamku. Jika seperti ini."
"Kau berharap dia terus berada di rumah sakit?"
Hana mencebik setelah mendengar pertanyaan Syifa. "Ish, kau cukup menyebalkan ternyata, tapi apa kau tahu siapa anak kecil yang bersamanya? Apa Taehyung punya anak yang disembunyikan?"
Boro-boro tau, Syifa aja bingung kapan Taehyung punya anak, batin Syifa.
TBC🖤
13 Mar 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Heart Return✔️ [Terbit!]
FanficPemesanan bisa dilakukan dengan mengunjungi akun resmi Mayra Pustaka Perasaan sebelumnya yang belum sempat tertuntaskan, membuat Jungkook kembali dibingungkan oleh hati dan logikanya. Terlebih, kehadiran Syifa kembali dalam hidupnya.