Syifa menghela napas. Ia sungguh lelah mendengar pertanyaan dari orang berbeda yang terus berputar di kepalanya. Satu sisi ia memang tak mau merusak hubungan siapa pun. Sisi lain ia juga tak ingin melibatkan seseorang dalam masalahnya.
Syifa menegak air mineral. Namun, ia tersedak saat tahu siapa yang memberikannya. Ia baru sadar jika sejak tadi ia duduk sendiri di kursi taman.
Syifa membulatkan mata saat mendapati seorang pria dengan wajah yang sudah basah. Segera ia merogoh saku lalu memberikan sapu tangannya. "Maaf, aku refleks melakukannya."
Taehyung tersenyum lalu menerima sapu tangan itu. Ia memilih duduk agak berjauhan dari Syifa sebelum menyeka air yang membasahi wajahnya.
Astagfirullah. Syifa kemudian memejamkan mata. Pemandangan Taehyung yang kini tengah menyeka air di wajahnya sungguh ... Astaga, seharusnya itu tak ia bayangkan.
"Kau baru saja menyemburkan air seperti paus," ledek Taehyung diakhiri kekehannya. Tentu saja ia tak marah. Lagi pula ia yakin Syifa pasti terkejut karena tiba-tiba ia muncul di sana.
"Kenapa kau ada di sini malam-malam? Bukankah seharusnya kau ada di dalam?" tanyanya. Mereka tak duduk tepat bersebelahan. Taehyung seolah menjaga jarak dengan duduk di kursi yang ada di seberang kursi yang diduduki Syifa. Dengan jarak 1 meter saja, tentu sudah cukup untuk mereka berdua tetap berbincang.
"Aku hanya mencari udara segar."
Taehyung menarik sedikit lengan mantel yang ia kenakan kemudian mengerutkan dahi. "Di jam dua belas malam? Kau mencari angin atau hantu?"
"Hantunya tepat di sebelahmu."
Taehyung terlonjak, segera berlari menuju belakang Syifa. Bahkan hal ini sampai membuat gadis itu terkekeh.
"Aku hanya bercanda," ujar Syifa. Namun, hal ini tak membuat Taehyung kembali ke tempat duduknya.
"Ish, apa kau tidak tahu aku takut hantu?" tanya Taehyung, membuat Syifa terkekeh. Ia kemudian beranjak dari duduknya kemudian berbalik.
"Aku tidak peduli apa yang kautakutkan, tapi lain kali jangan temui aku saat sendirian," ujar Syifa kemudian melipat kedua tangannya. Lalu ia melangkah masuk, kembali ke rumah sakit tempatnya bekerja.
Taehyung menggaruk kepalanya tak mengerti. Ia merasa jika Syifa memang orang yang berbeda dari gadis sebelumnya yang ia antar.
Taehyung kemudian mengusap tengkuknya yang terasa geli. Ia membulatkan mata saat menyadari hanya dirinya saja yang ada di sana.
"Aera! Kenapa kau meninggalkanku?" Taehyung segera berlari. Ia tak mau jika benar-benar bertemu hantu nantinya.
*
*
*Pagi ini diwarnai dengan drama Ara lagi. Gadis kecil itu terus menangis karena ingin pulang. Namun, kondisinya belum memungkinkan untuk pulang.
"Hey, jangan menangis. Bibi sudah katakan jika kau bisa secepatnya pulang 'kan?" Tzuyu menyeka air mata Ara. Ia menyesal karena baru datang sekarang. Seharusnya semalam ia datang dan menemani Ara. Namun, ia kelelahan hingga akhirnya ketiduran.
"Aku ingin pulang, di sini sangat membosankan."
"Jika kau terus menangis, kau akan lebih lama sembuh. Berhenti menangis ya?" ujar Tzuyu yang dengan ajaib, menghentikan tangisan gadis kecil itu. "Ara anak baik 'kan? Seharusnya Ara mendengar apa yang dikatakan dokter."
"Tapi aku ingin pulang." Ara menatap Tzuyu kemudian mencebik. "Ruangannya membuatku bosan."
Tzuyu tersenyum, lagi-lagi menyeka air mata gadis kecil itu. "Apa Bibi harus terus menemanimu di sini?"
Ara masih mencebik. Namun, kali ini ia mengangguk. "Apa Bibi bisa berjanji?"
Tzuyu mencoba mengingat jadwal apa saja yang harus ia lakukan minggu ini. Namun, ia segera mengangguk, membuat Ara sumringah. "Baiklah, Bibi akan menemanimu, tapi Bibi harus bicara dulu pada Paman manajer."
"Tidak apa-apa, Paman manajer pasti mengizinkan," ujar Ara dengan rasa percaya dirinya. Namun, senyumnya pudar begitu saja hingga membuat Tzuyu mengerutkan kening. "Apa Bibi tidak bawakan sesuatu untukku?"
Tzuyu terkekeh setelah mendengar pertanyaan dari Ara. "Kau ingin sup rumput laut? Sayangnya kau belum boleh makan itu. Iya 'kan, dokter?"
Tzuyu menoleh. Namun, yang ia dapati justru Yusuf dengan keadaan berdiri.
"Paman itu sedang tidur?"
Tzuyu terkekeh. "Dia sepertinya kelelahan. Bibi akan berikan yang kau mau diam-diam."
Tzuyu meletakan jari di bibirnya kemudian membuka tas yang ia bawa. Ia tersenyum saat membuka kotak makan itu. Namun, Ara justru mencebik saat tak mendapati sedikit pun rumput laut kesukaannya di sana. "Untuk saat ini, kau hanya boleh makan sesuatu yang lembut, tapi bubur ini akan terasa seperti sup rumput laut."
Jungkook melangkah masuk ke ruang rawat Ara. Ia tersenyum kemudian mengacak pucuk kepala Tzuyu hingga membuat gadis itu berdesis kesal. "Kau tidak bilang akan ke sini."
"Apa itu harus?" ketus Tzuyu yang tentu membuat Jungkook terkekeh. Ia sebenarnya masih kesal pada pria Jeon itu sebab tak membangunkannya.
"Aku hanya tidak mau membangunkanmu."
Dari ambang pintu, Taehyung tersenyum. Ia harap Jungkook takkan mengingkari janjinya. Ia tak mau melihat Tzuyu menangis jika pria Jeon itu pergi dari hidupnya.
Aku sempat kembali menyukaimu, Tzuyu, tapi aku sadar, cintamu tidak akan pernah menjadi milikku, batin Taehyung. Ia cukup sadar soal posisinya sebagai pria yang mencintai. Ia harap Ara takkan dijadikan alasan oleh Tzuyu untuk mengurungkan niat pernikahannya.
*
*
*Syifa meregangkan ototnya. Setelah semalaman tak bisa tidur, ia akhirnya bisa tidur dengan nyenyak meski hanya sebentar.
Matanya menyipit, menatap cahaya terang yang menyapanya.
"Jam berapa sekarang?" Syifa meraih ponselnya. Meski sudah menunjukan pukul 1 siang, gadis itu nampak santai untuk melanjutkan tidurnya.
Bayangan soal lamaran itu kembali merasuk, membuat Syifa segera terduduk. Ia masih belum bisa memberikan jawaban, juga menolak langsung lamaran itu.
"Syifa bilangnya mau mikir dulu, tapi Syifa juga gak tau mau jawab apa," gumamnya. Ia kembali berbaring, menutup seluruh tubuhnya dengan selimut kemudian menendang-nendangnya.
Syifa membuka selimutnya saat mendengar sebuah pesan masuk ke ponselnya. Ia segera meraih benda pipih itu, terdiam saat membaca pesan yang baru ia terima.
Yusuf
[Gak usah dipikirin, aku gak nunggu kok]
[Kalaupun bukan kamu, aku harap kamu bisa ketemu sama pria baik yang bisa jagain kamu]Syifa berdecak. Inilah alasannya tak bisa menolak Yusuf begitu saja tanpa alasan. Hingga satu ide muncul di kepalanya. Namun, ia segera menggeleng karena merasa ide itu terlalu konyol.
"Enggak! Syifa, kenapa mikirnya pendek banget sih? Jangan minta bantuan Aksa atau Rey." Syifa memukul-mukul pelan kepalanya atas ilham tak berguna yang tiba-tiba muncul. "Kalo Rey, entar dia kegeeran. Terus, Aksa ... Ah, jangan sampe libatin dia."
Syifa menendang-nendang selimutnya lagi sambil sedikit merengek. "Syifa gak bisa diginiin."
Syifa putuskan untuk tak melakukan apa pun saat ini. Ia akan bicara pada Sang pemilik hati yang sebenarnya. Ia yakin, akan ada jawaban yang bisa membantunya.
TBC🖤
1 Mei 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Heart Return✔️ [Terbit!]
FanficPemesanan bisa dilakukan dengan mengunjungi akun resmi Mayra Pustaka Perasaan sebelumnya yang belum sempat tertuntaskan, membuat Jungkook kembali dibingungkan oleh hati dan logikanya. Terlebih, kehadiran Syifa kembali dalam hidupnya.